webnovel

Perkataannya Sudah Mulai Menjadi Kenyataan

Éditeur: Wave Literature

Di pagi hari, tukang pembersih jalan baru saja selesai membersihkan jalanan. Setelah melewati sebuah gang kecil, ia melihat ada badan seseorang yang tampaknya terbaring di jalanan.

Dilihat dari badannya, sosok pemilik tubuh ini adalah seorang perempuan. Postur badannya pun juga sangat bagus. 

Di dekat jalan kecil ini memang ada sebuah bar kecil di sudut jalan. Biasanya selalu ada seorang perempuan yang terbaring di bar tersebut. Akan tetapi, perempuan yang terbaring di jalanan seperti ini, sepertinya baru pertama kali dilihatnya. 

Tukang pembersih jalan pun penasaran dan berjalan ke sana untuk memastikan keadaannya. Ia pun secara perlahan berteriak, "Nona?"

Namun anehnya, tukang pembersih jalan itu seketika berhenti saat melihat bahwa kulit perempuan itu banyak dipenuhi dengan tato bercorak bunga. Ia pun berjalan mendekati orang yang terbaring itu dan menyadari sesuatu yang mengerikan. 

Ya, tukang pembersih jalan itu baru menyadari bahwa di sekitar tubuh perempuan itu terlihat banyak berlumuran darah!

Ya, pertanda buruk!

"Ah!!!!!" Jeritan yang nyaring dari tukang pembersih jalanan itu terdengar sampai jauh.

*****

Belakangan ini Huo Ling selalu merasa dirinya sangat sial. Saat ia bangun, tubuhnya merasa sangat lelah.

Tidak tahu hal yang sedang terjadi pada dirinya, Huo Ling selalu merasa semuanya tidak berjalan sesuai dengan perkiraannya. Saat ia berjalan, seketika kakinya keseleo oleh sesuatu yang terlambat disadarinya. Sekarang, kakinya sudah mulai membengkak.

Walau demikian, hal seperti itu masih belum dianggapnya sebagai masalah yang besar. Masalah yang besar justru terjadi saat ia berobat ke rumah sakit, ia masih mendapatkan keluhan dari keluarga pasien.

Walaupun bukan masalah yang sangat besar, namun pihak saudara pasien tersebut memang sengaja mencari masalah. Namun karena ia adalah seorang perawat yang harus menjaga nama baik rumah sakit, gajinya pun terpaksa dipotong seribu yuan untuk menyelesaikan permasalahannya.

Walau demikian, gaji di rumah sakit ini memang tidak sedikit. Akan tetapi saat dirinya tidak mengetahui kesalahan apapun dan seketika mendapatkan pengurangan gaji sebesar seribu yuan, hal itu cukup merusak perasaan baik dalam dirinya.

Tidak hanya itu, bonus yang akan didapatkannya akhir bulan ini serta gaji tambahan untuk akhir tahun pun ikut ditiadakan karena alasan manajemen rumah sakit. Semua kabar buruk ini membuat Huo Ling merasa bahwa dirinya sedang sangat sial hari ini.

Apalagi, keuangan keluarganya tidak terlalu bagus saat ini. Jadi, semua penghasilannya tadi tentu sangat penting untuknya.

Walaupun pihak keluarga pasien yang mencari masalah tanpa alasan, ia juga sama sekali tidak bisa melakukan apapun.

Hal yang paling tidak bisa dipercayanya saat ini adalah saat Huo Ling mengendarai sepeda untuk pulang ke rumah, dan tanpa sadar menabrak seekor kucing beberapa malam sebelumnya.

Astaga, sepeda bisa menabrak seekor kucing!

Orang tua selalu mengatakan bahwa saat mengendarai kendaraan apapun dan menabrak seekor binatang sampai mati, maka hal itu adalah pertanda buruk bagi pelakunya. Walaupun mengendarai sepeda, tetapi dalam hatinya selalu merasa tidak nyaman dan sangat sial.

Kemarin, lebih tepatnya semalaman, ia tiba-tiba bermimpi didatangi hantu kucing yang ditabraknya. Hantu itu tampak mencarinya dan selalu menghantuinya sepanjang malam.

Ketika bangun pada subuh dini hari, ia jadi merasa sangat lelah karena kesulitan tidur. Ketika sedang mandi, ia tiba-tiba memikirkan perkataan Qiao Jin.

'Belakangan ini kamu akan sial.'

Saat mengingat perkataan itu, tangannya yang sedang sikat gigi langsung berhenti sejenak.

Ketika Qiao Jin mengatakan itu beberapa hari yang lalu, Huo Ling masih belum merasakan pertanda buruk yang sesial ini. Ia hanya mengalami masalah kecil yang hanya menghambatnya. 

Akan tetapi, kesialan itu seakan menjadi permulaan dari kesialan-kesialannya yang semakin buruk. Sejak saat itu, Huo Ling seakan mendapat banyak kesialan yang mempersulit dirinya.

Tiba-tiba Huo Ling merasa ketakutan.

Ketika sedang memikirkan masalah itu, ponselnya tiba-tiba berdering. Huo Ling mengetahui bahwa nama yang tertulis di layar ponselnya adalah panggilan ibunya yang berada jauh di kampung.

Hal ini sebenarnya cukup aneh bagi Huo Ling. Lagi pula, ibunya tidak pernah menghubunginya pagi-pagi sekali meski sedang menonton televisi. Memikirkan hal ini, firasatnya pun malah menjadi semakin buruk.

Huo Ling menjawab telepon tersebut. Saat panggilan itu tersambung, suara tangisan ibunya pun terdengar dari ujung telepon, "Huo Ling, Adikmu mengalami kecelakaan!"

Huo Ling dengan gemetar memegang ponselnya. Sikat gigi yang dipegangnya pun terjatuh ke lantai, "Ibu, apa... apa yang terjadi dengan Adikku?"

Tangisan ibunya itu terdengar sangat putus asa dan menderita, "Adikmu pagi hari ini keluar untuk belajar, lalu ada mobil yang menabraknya. Sekarang, ia sedang dibawa ke rumah sakit ... huhuhu!" 

"Huhuhu… Dokter mengatakan bahwa tidak ada hal yang membuatnya sampai kehilangan nyawa, tetapi kakinya patah satu. Kalau begini, bagaimana dia akan menggapai masa depannya? Bagaimana caranya dia menjalani hidupnya!!" Penjelasan Ibunya terdengar semakin mengkhawatirkan.

Huo Ling tampak bingung. Dalam benaknya seakan sedang menerima gelombang ledakan bom yang masih terasa kuat dentuman ledakannya.

Bagi Huo Ling, hubungannya dengan adiknya sangat baik. Ia sama sekali tidak berharap masalah ini menimpa sang adik.

'Lebih baik menyuruh Adikmu untuk berhati-hati dan memperhatikan mobil berwarna hitam ....'

Sekilas, hawa dingin dari ujung kakinya langsung menjalar ke badannya. Huo Ling langsung bertanya dengan gemetar, "Ibu, mobil apa yang menabrak Adik?"

"Sebuah mobil sedan berwarna hitam!"

"Huh…."

Kejutan bagai bom seakan meledak lagi dalam otak Huo Ling. Perkataan Qiao Jin terus saja bergema di dalam benaknya.