Malam ini hujan turun rintik-rintik. Udara terasa lembab, bahkan di dalam ruangan pun bisa merasakan kesejukannya.
Lu Sheng seperti biasanya menidurkan kedua adiknya terlebih dahulu. Setelah itu baru dia kembali ke kamarnya. Selagi Lu Sheng belum mengantuk, dia menunggu roh-roh yang dilepaskannya tadi untuk kembali.
Waktu berlalu sedikit demi sedikit, akhirnya roh-roh tersebut kembali pada pukul dua belas tengah malam. Namun ada seorang pria berambut putih yang mengikuti mereka pulang ke rumah.
Lu Sheng mengenali payung yang dibawa pria itu. Payung itu adalah buatan dia sendiri untuk gurunya. Kemudian, lukisan yang di atas payung tersebut juga dilukis oleh dia sendiri. Namun wajah yang ada di bawah cahaya lilin ini terlihat begitu asing.
Mata Lu Sheng melotot melihat pria tersebut, dengan marah ia bertanya, "Hais." Pria itu menghela nafas. Kemudian Lu Sheng pun mendengar suara yang sangat familiar baginya. "Sifat muridku ini masih saja begitu ganas ya."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com