webnovel

Kehadiranmu adalah Keberuntunganku

Éditeur: Wave Literature

Saat meninggalkan Nanxun, Mu Qing berkata, "Jiu'an, nanti ikutlah denganku."

"Baiklah…" Xing Jiu'an menurut dan mengikuti langkah Mu Qing. Mereka berdua naik mobil bersama, sedangkan Ou Qi dan Lu Mingxi pergi dengan mengendarai mobil lain.

"Kenapa Jiu'an hari ini begitu aneh?" tanya Ou Qi penasaran. Namun Lu Mingxi diam saja, tidak menanggapi pertanyaannya.

Xing Jiu'an mengikuti Mu Qing. Dia duduk di kursi penumpang di sebelah kursi pengemudi. Mu Qing kemudian bertanya, "Apa suasana hatimu sedang buruk?"

"Ya…"

"Kenapa? Bisakah kamu mengatakannya padaku?" Mu Qing yang saat ini masih selembut sebelumnya saat menghadapi Xing Jiu'an. Penampilannya masih sama dan tidak asing bagi Xing Jiu'an, bahkan setelah dua tahun.

"Aku merasa aku sangat egois dan selalu merepotkanmu," jawab Xing Jiu'an.

"Kenapa kamu berpikiran begitu?"

"Aku hanya merasa aku pembangkang dan juga…"

Mu Qing mengambil topi di tangan Xing Jiu'an dan memakainya. Dia menghela napas panjang, sementara Xing Jiu'an hanya terdiam.

"Jiu'an, jangan terlalu banyak berpikir yang aneh-aneh. Kamu sama sekali bukan gadis yang pembangkang dan kamu juga tidak pernah merepotkanku." Suara Mu Qing terdengar lembut, tapi Xing Jiu'an tak bisa menyangkal kata-katanya. Mu Qing melihat Xing Jiu'an tumbuh dewasa. Gadis kecilnya itu meninggalkan gurunya sebelum usianya dewasa dan ikut dengannya. Dialah yang mengasuh Xing Jiu'an, dia tidak berani bersikap ceroboh karena dia sangat menyukai gadis kecil ini. 

Saat Mu Qing masih kecil, ada seorang gadis kecil yang rambutnya selalu diikat oleh sang guru. Gadis itu selalu mengikutinya dan memanggilnya 'Kakak Seperguruan'. Guru mereka memang selalu menerima banyak murid, tetapi hanya Xing Jiu'an yang dijemput secara pribadi olehnya. Dia masih ingat, saat itu si gadis kecil baru berusia tiga tahun. Dari sekian banyak saudara seperguruan, gadis kecil ini yang paling suka menempel padanya. 

Kehidupan Mu Qing tidak begitu baik. Dia telah mengalami banyak penderitaan, tapi mendadak ada adik seperguruan yang memanggilnya 'Kakak Seperguruan' dengan lembut sambil tersenyum seperti seorang malaikat, seolah seluruh manusia di dunia ini telah diselamatkan olehnya. Karakter Xing Jiu'an sendiri sangat keras kepala, berubah-ubah, nakal, pembangkang, dan tidak disiplin. Namun dia malah sangat memanjakan dan membelanya. Hal ini menyebabkan Xing Jiu'an selalu bersikap seenaknya.

"Kehadiranmu adalah keberuntunganku," ucap Mu Qing.

Mendengar kakak seperguruannya melontarkan kata-kata ini, Xing Jiu'an terdiam untuk beberapa saat. Mungkin karena sudah tidak sama seperti dulu lagi dan sekarang sudah mengalami banyak hal, meskipun dia kembali ke usia di mana masih bisa bersenang-senang, dia sudah tidak bisa seperti dulu. Sama seperti saat dia menghadapi Mu Qing, dia harus mulai berhati-hati. 

Dia pernah sangat dimanjakan oleh Mu Qing hingga sikapnya tak terkendali. Tampaknya pria ini yang membuatnya bisa bersikap sewenang-wenang. Hanya saja, setelah hubungan mereka berdua sebagai saudara seperguruan hampir putus, malah saat ini dia lebih penurut, sehingga Mu Qing dan orang-orang di sekitarnya lebih menyukainya. Dengan begitu, dia tidak akan menjadi anak yang tidak diinginkan.

Xing Jiu'an melemparkan senyum kepada Mu Qing. Suaranya terdengar lembut saat dia bertanya, "Kakak seperguruan, apa kita tidak pulang saja?"

Mu Qing menatap Xing Jiu'an dengan hati-hati sebelum dia menanggapi pertanyaannya. Dia menyalakan mesin mobil dan berkata, "Di sana ada makanan ringan. Kau mau makan sedikit?"

"Aku masih kenyang. Aku tidak mau makan lagi."

Mu Qing terdiam. Dia kemudian menyalakan pemutar musik. Jelas-jelas di dalam mobil terdengar suara musik yang lembut, tapi dia malah sama sekali tak mendengar suara dan suasana dalam mobil sangat sunyi. Mungkin karena kali ini Xing Jiu'an tidak mengoceh seperti biasanya. Xing Jiu'an yang dulu sangat cerewet. Jika dalam beberapa hari mereka tak bertemu, Xing Jiu'an pasti akan memberitahunya hal-hal menarik yang dialaminya selama beberapa hari itu. Ini sama seperti seseorang yang melaporkan apa yang terjadi kepada para tetua.

"Jiu'an, kau mau memelihara kucing?" tanya Mu Qing tiba-tiba. "Saat aku pergi kali ini, aku melihat seekor kucing. Kucing itu sangat cantik dan karakternya sangat mirip denganmu."

"Mirip denganku?" tanya Xing Jiu'an yang menolehkan kepalanya.

"Ya. Kucing itu sangat nakal, tapi juga penurut."

Xing Jiu'an merasa tergoda, dia pun bertanya, "Kalau dia nakal, apa juga bisa disebut penurut?"