"Kak ... ada yang kamu sembunyikan dari kami? Kok kamu kayak orang yang lagi gelisah begitu?" tanya orang yang paling memiliki jiwa peka di atas rata-rata penduduk bumi. Siapa lagi kalau bukan Akbar Maulana Bagaskara.
"Hah ... nggak kok," kilah Malik dengan sangat cepatnya dan Akbar pun tahu kalau itu adalah kamuflase saja. Tidak ada yang benar-benar nyata di sana. Dan Akbar akan terus mendesak Malik agar lelaki yang memiliki manik mata gelap segelap obsidian itu mau jujur tentang apa yang saat ini mengganjal di dalam relung hatinya.
Seharusnya Malik sadar dia tidak boleh berbohong kalau yang menjadi lawan bicaranya adalah Akbar. Sungguh itu adalah definisi dari buang-buang ludah secara percuma. Tidak ada yang benar-benar menguntungkan bagi seorang Malik.
"Kak, aku tahu ya mana kamu yang sedang jujur dan juga mana kamu yang sedang berkilah. Jadi apa yang sebenarnya terjadi, hah?" Kali ini Akbar bertanya dengan nada yang sangat dalam dan juga sangat penuh dengan desakan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com