Setelah mendapat izin dari Naya, Akbar dan juga Suci lantas membawa kedua kaki jenjang mereka untuk menuju kamar milik orang yang telah keduanya anggap layaknya kakak sendiri siapa lagi kalau bukan Malik Bagaskara, orang nomor satu di Firma Hukum Bagaskara dan Rekan.
"Nggak kekunci, Bar?!" kata Suci yang saat melihat pintu kamar milik hanya tertutup setengah saja.
"Artinya kita bisa masuk," putus Akbar secara sepihak dan Suci hanya bisa memutar kedua manik matanya malas saat mendengar keputusan sepihak yang Akbar lontarkan tanpa mau pikir panjang terlebih dahulu.
"Kata siapa, hah?" tanya Suci sambil menarik sebelah tangan milik Akbar agar tidak bertindak secara lancang dan tanpa izin dari sang empunya kamar.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com