Firma Hukum Agasa dan Rekan ….
Di Ibukota saat ini hanya ada tiga firma hukum yang memiliki nama cukup baik, Bagaskara, Agasa, dan juga Mahendra. Tapi tak ada persaingan di antara mereka. Kenapa? Antara orang nomor satunya menjalin hubungan yang sangat baik.
Tapi hanya Mahendra yang belum sepenuhnya diduduki oleh garis generasi selanjutnya. Bukan karena tidak mau mampu atau bagaimana, Suci Indah Lestari sang pemegang tahta selanjutnya masih mencari jati dirinya yang sesungguhnya.
Kedua kaki jenjang milik Firman melangkah tanpa ragu untuk memasuki Firma Hukum Agasa dan Rekan itu. Dia seakan-akan tak menaruh rasa peduli atas senyum dan juga sapaan dari para bawahannya.
Rafa Afif Alzani dan juga Firman Satriansyah Utama adalah dua orang yang saling bersahabat saat mereka masih berseragam putih abu-abu, itu adalah waktu yang cukup lama bukan?
Pintu mobil ruangan milik Rafa terbuka secara kasar dan yang berani melakukan itu pada ruangan Rafa hanya dua orang, sang kakak Zaskia Azzahra Khumairah dan Firman.
Dan dalang untuk saat ini adalah sang sahabat, Firman.
"Lo kenapa lagi, sih, Man?" tanya Rafa tanpa memiliki niat sedikit saja untuk berpaling menatap lurus sang sahabat.
"Di case mana lagi kita berhadapan dengan Bagaskara?" Mendengar apa yang dikatakan oleh Firman tadi sontak saja membuat Rafa mau tidak mau akhirnya harus mengubah titik atensinya saat ini.
"Bagaskara?" ulang Rafa dengan nada yang terdengar sangat tidak bisa mencerna dengan baik ke mana muara dari pertanyaan Firman.
"Perkara mana lagi? Biar gue yang handle!" Untuk beberapa saat kemudian kini Rafa bisa memahami dengan baik maksud perkataan Firman.
"Karena Suci Indah Lestari?" Tak ada respons yang diberikan oleh Firman tentang apa yang sedang dipikirkan oleh Rafa.
"Gue anggap diam lo itu sebagai bentuk pembenaran atas apa yang sedang gue sangkakan."
Untuk beberapa saat kemudian Firman dan juga Rafa saling terdiam tanpa ada pembicaraan yang berarti.
"Man … lupain Suci. Lo udah punya Siska," ucap Rafa dengan penuh penekanan. Berharap dengan itu Firman mau melepaskan sesuatu yang memang tidak bisa untuk dia genggam selamanya.
"Tapi lo tahu sendirikan gue nggak sayang ama Siska," tutur Firman dengan intonasi yang cukup tinggi.
"Ini bukan lagi perkara lo sayang atau nggak ama dia, Man. Tapi lo udah terikat kontrak seumur hidup untuk mencintai. Nama lo dan Siska telah tercatat di Arsy-Nya. Apa yang gue katakan itu masih kurang untuk bisa lo pahami, dengan sebaik-baiknya, hah?"
Untuk beberapa saat Firman hanya terdiam, tak memberikan respons apa-apa atas semua kata yang terlontar dari mulut Rafa.
"Fa … lo jangan menasehati seolah-olah lo udah sukses membina bahtera rumah tangga yang sakina mawaddah warohmah, Nggak seperti itu konsepnya, Fa." Jika Firman sudah bisa untuk nyolot seperti ini, maka yang Rafa memang sudah sepatutnya dan juga sewajarnya mencurahkan semua perhatiannya pada sang sahabat.
"Lo duduk dulu, biar kita enak ngobrolnya!" titah orang nomor satu di Firma Hukum Agasa dan Rekan itu.
Dan kini Firman juga Rafa hanya bersekatkan meja kerja dengan kaca yang gelap.
"Gue memang belum mau menikah dalam waktu dekat ini, bagi gue hal tersebut masih jauh untuk bisa gue gapai, tapi gue berbicara seperti ini ke lo bukan karena gue lebih berpengalaman dibanding lo. Tapi gue hanya tidak mau karena Suci Indah Lestari lo menjadi client gue."
"Lo ingatkan apa yang dikatakan oleh Siska?!" Pikiran Firman terbang jauh ke awang-awang mencoba untuk mengingat kembali apa yang dikatakan oleh wanita yang sejak sebulan lalu sah menjadi suaminya di mata hukum dan juga negara.
"Selingkuh adalah sebuah kesalahan besar dan tidak ada pembenaran untuk itu. Akan kupastikan, jika kamu menyentuh perselingkuhan, aku tidak akan pernah kamu temukan lagi. Aku tidak akan kembali, bahkan sesayang apapun aku ke kamu, maaf, aku tetapkan melepaskanmu." Rafa hanya menggerakkan kepalanya naik turun saat mendengar apa yang dikatakan oleh Firman saat ini.
"Fa … lo sadar nggak sih?!" Sebelah alis milik Rafa terangkat saat mendengar apa yang dipertanyakan oleh Firman.
"Sadar apa?" Secara tidak langsung itu adalah pertanyaan sekaligus jawaban kalau Rafa tidak tahu apalagi yang menjadi topik pembicaraan Firman setelah ini.
"Orang yang nikah atas dasar cinta saja masih bisa bermuara ke pengadilan agama, apa lagi gue dan Siska yang notabenenya menikah karena perjodohan." Untuk apa yang dikatakan oleh Firman saat ini, Rafa tidak punya jawaban yang tepat untuk menimpalinya.
"Fa … lo mau nggak tolong gue?"
"Apa?"
"Tolong informasi tentang Suci secara mendetail. Gue mau mastiin satu hal penting." Rafa tilik kedua manik mata Firman dengan sangat tajam, mencari dusta, tapi sayangnya yang dia temukan di sana hanya kejujuran.
"Informasi tentang apa?"
Bersambung ….