webnovel

EP. 061 - Ilusi

"Abracadabraa", ucap pesulap itu.

Tiba-tiba koin yang berada di atas kaca, bisa jatuh menembus kaca dan ditangkap oleh tangan kiri pesulap. Semua orang bertepuk tangan melihat itu. Jenderal Calvin juga terpesona dengan atraksi sulap itu. Dia ikut mengetukkan koin lainnya ke atas meja dan meletakkan tangan kirinya di bawah. Dia berharap koin yang dia pegang bisa menembus kaca tapi dia tidak bisa.

Tiba-tiba, Jenderal Calvin teringat sesuatu. Dia mengecek meja kaca sekali lagi. Dia mengetukkan koin ke meja kaca sekali lagi.

"Ini trik sulap. Sarin disembunyikan dengan trik sulap", ucap Jenderal Calvin.

Tapi pertunjukan sulap belum selesai. Pesulap meminta Jenderal Calvin menempelkan tangannya di bawah meja kaca. Masih ada dua koin yang tersisa. Pesulap mengetuk satu dari dua koin itu ke atas meja. 1… 2… 3… koin langsung menembus kaca dan jatuh di tangan Jenderal Calvin. Penonton bertepuk tangan lagi.

Pesulap mengambil satu koin terakhir. Tangan kanan Jenderal Calvin masih menempel di bawah meja kaca. Pesulap mengetukkan koin terakhir ke atas meja dan "BBBOOM", koin menembus kaca dan jatuh di tangan Jenderal Calvin. Sekarang ada dua koin di telapak tangan kanan Jenderal Calvin.

Tepuk tangan penonton semakin meriah. Tepuk tangan itu merupakan tanda bahwa pertunjukan sudah usai. Jenderal Calvin dipersilakan untuk kembali ke tempat duduk. Jenderal kembali ke tempat duduknya untuk beristirahat sejenak. Tenyata acara masih belum selesai. Masih ada pertunjukan sulap yang lain.

Kerajaan Gaharunu, Tahun 1345

Jenderal Calvin memutuskan untuk pulang. Asisten pesulap misterius berbaju hitam emas terus melihatnya hingga menghilang di ujung jalan. Karena masih ada pertunjukan lainnya, asisten sulap itu tidak bisa mengikuti Jenderal Calvin.

Beberapa saat kemudian, Jenderal Calvin memasuki kamar penginapannya. Dia melihat Pen yang tertidur tanpa alas di dekat pintu. Untungnya, kamar penginapan berlantai kayu yang dipasangi penghangat. Jenderal Calvin terus berjalan. Dia melihat semua anggota tim Araukaria sedang tidur di lantai dengan posisi yang amburadul.

Jenderal Calvin berhasil memasuki kamar setelah jalan jinjit cukup lama untuk melewati tim Araukaria yang sedang tidur. Dia kembali duduk di belakang meja kayu yang dipenuhi kertas.

"Ilusi. Tempat tak terduga yang disembunyikan oleh ilusi. Tempat yang paling aman dan jarang dipikirkan manusia. Tempat itu ada di…", kata Jenderal Calvin sambil memeriksa peta Gaharunu.

"Tempat musuh", sahut suara dari belakang.

Jenderal Calvin menoleh ke belakang. Ternyata itu Pen. Pen yang tadi tidur pulas, kini terbangun.

"Tempat musuh. Tempat yang paling jarang dikunjungi dan tak terduga", lanjut Pen.

Kemudian Pen mendekati Jenderal Calvin dan duduk di sampingnya. Dia menarik peta Gaharunu yang ada tepat di depan Jenderal Calvin. Dia memandangi peta Gaharunu sebentar.

"Di sini. Jika anda mencari tempat tak terduga yang paling aman di Gaharunu, tempatnya ada di sini", jawab Pen sambil menunjuk suatu tempat di peta.

"Kau yakin? Ini bukan wilayah Gaharunu. Ini wilayah Jamujunu", jawab Jenderal Calvin.

"Anda masih ingat atraksi koin menembus kaca tadi?" tanya Pen.

"Kau juga melihatnya?" tanya Jenderal Calvin.

Pen diam saja. Pen hanya menatap mata Jenderal Calvin penuh keyakinan. Pen menjawab pertanyaan Jenderal Calvin hanya dengan matanya. Hal ini membuat Jenderal Calvin berpikir ulang.

"Koin tidak akan benar-benar menembus kaca. Koin itu hanya dipindahkan ke bawah melalui jalan yang tidak disadari penonton. Atau mungkin dari awal sudah ada koin lain yang diletakkan di bawah diam-diam", jawab Jenderal Calvin.

"Anda masih ingat pemberontakan tembok putih tahun 1335?", tanya Pen.

"10 tahun yang lalu? Saat itu aku masih berada di Tirtanu. Aku hanya dengar bunyi 'door'-nya saja. Aku tidak mendengar yang lainnya", jawab Jenderal Calvin.

"Itu adalah momen-momen yang mengerikan. Pemberontakan tembok putih terjadi saat Jamujunu dan Gaharunu saling melawan. Saya tidak tahu jelas awal ceritanya seperti apa, saat itu saya masih anak-anak. Tapi aku tinggal di tempat ini", ucap Pen sambil melingkari area yang tadi dia tunjuk pada peta.

"Lalu?", tanya Jenderal Calvin.

"Gaharunu hanya punya laut di sisi timur dan barat. Dulu, masyarakat Gaharunu lebih senang tinggal di sisi timur dan barat. Tapi semua itu berubah sejak sungai-sungai mengering. Air selalu mengalir dari atas ke bawah. Jadi, masyarakat mulai mencari mata air di daerah yang lebih tinggi. Kebetulan, daerah tinggi itu berada di bagian utara. Para penduduk mulai bermigrasi ke pengunungan utara. Jika mata air di dekat tempat tinggal kami kering, kami pindah ke mata air yang ada di utaranya lagi. Semakin lama semakin ke utara dan akhirnya kami menemukan mata air yang sangat besar di perbatasan Jamujunu", cerita Pen.

"Dan mata airnya ada di daerah sini?", kata Jenderal Calvin sambil menunjuk titik yang ditunjuk Pen.

"Benar. Di sinilah awal pemberontakan tembok putih terjadi. Daerah Jamujunu bagian selatan terdiri atas dataran pasir yang gersang sehingga mereka membutuhkan air dari pegunungan ini. Tapi penduduk Gaharunu juga membutuhkan air dari pegunungan ini. Pegunungan ini jadi tanah sengketa. Kadang jadi wilayah Gaharunu, kadang jadi wilayah Jamujunu. Tapi apesnya… sejak 1335 hingga sekarang, pegunungan ini menjadi milik Jamujunu gara-gara seorang Jenderal kurang ajar dari Eldamanu", kata Pen.

"Oh… oleh karena itu hubungan Gaharunu dan Eldamanu kurang baik, sampai kita harus melewati gua yang kebanjiran untuk sampai ke Gaharunu", ucap Jenderal Calvin yang mulai menyadari situasi.

"Betul. Tepat sekali", jawab Pen.

"Apakah Jenderal Eldamanu itu masih hidup?", tanya Jenderal Calvin.

"Masih. Dia adalah Jenderal tertinggi di Eldamanu dan memimpin sebuah tim elit yang serbaguna. Mereka bisa menjadi angkatan darat maupun angkatan laut", jelas Pen.

"Jadi, kamu orang Gaharunu atau Eldamanu?" tanya Jenderal Calvin.

"Saya awalnya di Gaharunu. Tapi sejak ada pemberontakan 1335, saya dan ayah mengungsi ke Eldamanu, wilayah yang aman dari serangan Jamujunu. Selain itu, di sana stok air melimpah. Eldamanu adalah tempat yang nyaman untuk ditinggali, tapi tidak nyaman untuk bekerja di sana. Saya dan ayah hanya seorang pengungsi dari Gaharunu. Tidak ada lapangan kerja bergaji tinggi untuk orang-orang seperti kami. Jadi, sekarang saya bekerja di istana Gaharunu", curhat Pen.

"Maaf. Saya turut berduka atas itu. Semoga kamu sekeluarga tetap tabah dalam menghadapi ini", ucap Jenderal Calvin.

"Terima kasih", balas Pen.

"Kita ambil sisi positifnya saja. Sekarang kamu bisa berbicara dua bahasa, bahasa Gaharunu dan Eldamanu. Ini kemampuan langka yang tidak dimiliki semua orang", kata Jenderal Calvin untuk menghibur Pen.

"Eldamanu, Kepanu, dan Tirtanu memiliki bahasa yang sama. Kalaupun berbeda itu hanya berbeda di logat dan penggunaan kata tertentu. Awalnya sulit untuk mempelajari bahasa mereka. Tapi lama-kelamaan, saya bisa memahaminya. Bukan, lebih tepatnya dipaksa kehidupan untuk memahaminya", kata Pen.

"Tapi akhirnya bisa, kan?" ledek Jenderal Calvin sambil tersenyum.

"Hehehehe", Pen tertawa kecil sambil malu-malu.

"Jadi, kembali ke sarin. Apakah mungkin untuk menyimpan sarin di sini? Jika sarin didistribusikan ke semua kerajaan, bukankah letaknya harus strategis dan mudah diangkut oleh kapal?" tanya Jenderal Calvin.

"Apakah anda tahu terusan Zeus?" tanya Pen.

"Terusan di perbatasan Tirtanu dan Kepanu? Yang sekarang ditutup?", jawab Jenderal Calvin.

"Terusan Zeus memudahkan kapal dari Damaranu untuk pergi ke Kepanu, Tirtanu, dan Andalanu. Sebenarnya, kami juga punya terusan. Terusannya ada di bawah tanah. Menembus wilayah Eldamanu. Tapi sekarang terusan itu ditutup karena hubungan Gaharunu dan Eldamanu memburuk", kata Pen.

"Terusan itu ada di mana?", tanya Jenderal Calvin.

Pen lalu mengambil kuas yang paling kecil dan batu tinta. Dia membasahi batu tinta sedikit dengan air minum Jenderal Calvin agar kuasnya bisa dibasahi dengan tinta. Pen menandai beberapa wilayah pada peta di depannya.

"Tembok putih didirikan di sini. Di balik tembok putih, ada pegunungan yang dulunya wilayah Gaharunu. Jika ini tempat persembunyian yang baik, maka sarin kemungkinan di simpan di sebuah gua bawah gunung. Untuk ke sana, kita harus menembus tembok putih. Seperti koin yang menembus meja kaca. Sedangkan terusan bawah tanah ada di jalur ini", ucap Pen sambil mencoret-coret peta.