webnovel

EP. 053 - Kedai

Flashback

"Anda akan bertemu dengan seseorang asing. Orang itu akan membawa anda ke istana", jawab penjual mimpi.

"Istana?" tanya ibu tua keheranan.

"Ya, benar. Ke istana. Istana kerajaan Eldamanu", kata penjual mimpi dengan yakin.

"Rumah saya memang dekat dengan istana. Walaupun dekat, bukan berarti saya bisa masuk ke dalam istana. Jangankan masuk! Melangkahi gerbangnya saja, saya tidak berani", kata ibu tua.

"Sayang kalau mimpinya dijual. Lagipula, walaupun anda tidak menjual mimpi, anda akan tetap dapat uang pagi ini", kata penjual mimpi.

"Baiklah. Saya tidak jadi jual mimpi. Saya tidak perlu keluarkan uang kan untuk ramalannya?" tanya ibu tua.

"Tidak perlu. Ramalannya gratis", jawab penjual mimpi.

—----

Eldamanu, Tahun 1350

Sebentar lagi jam makan siang. Beberapa orang mulai mengantri di depan rumah. Ibu tua dan Grizelle sibuk menyajikan makanan untuk pembeli. Ternyata, kerang hijau yang dibawa Grizelle juga dimasak dan dijual. Seorang pria berseragam merah mendekati ibu tua di balik meja.

"Bu Eila, saya mau pesan nasi campur ikan agwi dan minumnya es serut", kata pria berseragam merah.

"Ok, baik. Silakan duduk di sebelah sana. Kami akan mengantar pesanan anda ke sana", kata ibu tua pemilik kedai sambil menunjuk bangku pelanggan.

"Lho, Mbak. Mbak yang kemarin pingsan di kapal kemarin kan?", kata pria seragam merah sambil menunjuk Grizelle.

Grizelle yang awalnya menunduk sekarang mengangkat kepalanya. Dia penasaran dengan siapa orang yang menyapanya. Ternyata orang itu ada di depan Bu Eila, ibu tua yang menolong Grizelle. Grizelle merasa bahwa wajah pria itu tidak asing.

"Bukan kemarin. Kapal sudah berlabuh dia hari yang lalu. Mas dari angkatan laut Kerajaan Eldamanu, kan?", tanya Grizelle memastikan.

"Ya, betul. Kita kan satu kapal. Masak sudah lupa?", kata pria berseragam merah itu.

Grizelle hanya menanggainya dengan senyuman. Tak terasa, nasi campur ikan agwi dan es serut sudah jadi. Karena asyik mengobrol, waktu jadi terasa lebih cepat. Grizelle segera memberikan pesanan itu pada pria berseragam merah. Pria itu pergi ke sebuah bangku pelanggan untuk menikmati makanannya.

"Nama ibu, Bu Eila?" tanya Grizelle.

"Ya", jawab Bu Eila pendek.

"Lalu pria yang tadi siapa?", tanya Grizelle.

"Itu Vernon adik dari Jenderal Aiden. Dia satu tim dengan kakaknya, sama-sama di tim elit. Kalau dia di sini, itu berarti Jenderal Aiden akan datang sebentar lagi", kata Bu Eila.

Benar. Beberapa saat kemudian, saat kedai sedang ramai-ramainya, saat Grizelle menyendok makanan hingga tumpah-tumpah, Jenderal Aiden datang. Ada yang berbeda dengan Jenderal Aiden. Jika biasanya dia menggunakan seragam merah. Kali ini dia menggunakan kemeja putih khas celtic dengan tali tipis pada bagian dadanya.

Jenderal Aiden langsung masuk dan duduk di samping adiknya yang sedang makan. Vernon tahu kakaknya datang tapi dia mengabaikannya. Grizelle sedang lari-lari kecil mengangkat makanan dari dapur ke depan. Sayang sekali, dia tidak melihat Jenderal Aiden datang.

"Tumben gak pakai seragam. Lagi cuti, Bang?" tanya Vernon sambil memotong ikan agwi.

"Iya. Cuti dua minggu", jawab Bang Aiden.

"Lama banget, Bang? Setengah bulan gajian itu. Emang boleh, Bang?" tanya Vernon.

"Yang Mulia, sendiri yang kasih cuti. Awalnya aku minta cuti setahun tapi ditawar jadi 2 minggu", jawab Aiden.

"Busyet. Itu cuit kerja atau cuti hamil?", ledek Vernon.

"Orang hamil aja cuma 9 bulan", ucap Aiden.

"Rencananya 2 minggu ini mau ke mana, Bang? Liburan?" tanya Vernon.

"Eh. Minta info, dong? Rekomendasi tempat liburan yang jauh dari keramaian. Bisa di pantai, gunung. Pokoknya nyaman, tenang, fasilitas lengkap. Budgetnya, sekitar 50-75 juta piece. Rencananya aku mau kesana besok sampai cutiku habis. Nah, kamu tahu gak cara dapetin uangnya gimana?" kata Jenderal Aiden.

"Ha… hahah… hepp… huk… uhuk… uhuk", Vernon ketawa sampai keselek dan batuk-batuk.

Dia menyemburkan semua makanan ke arah kakaknya. Untung kakaknya adalah jenderal yang tangkas. Jadi, dia berhasil menghindarinya dengan bergerak ke kanan secepatnya. Vernon segera mengatur napasnya lagi dan meminum es serutnya yang sudah mencair setengahnya.

"Wah parah, Bang! Kalau tahu cara dapetin duitnya. Aku gak cuma kasih rekomendasi, Bang. Tapi aku bayarin, Bang. Aku bayarin semuanya", jawab Vernon sambil tertawa.

Jenderal Aiden berdiri. Dia membiarkan Vernon untuk menenangkan diri sendirian. Vernon masih tersenyum tipis sambil membersihkan muntahan makanannya dengan daun pisang. Setelah itu, Vernon kembali makan. Jenderal Aiden mendekati meja Bu Eila untuk memesan.

"Bu Eila, saya pesan mie dingin rumput laut. Minumnya es degan saja, Bu!" kata Jenderal Aiden.

"Baik, Jenderal!" kata Bu Eila.

"Grizelle, tolong sekalian ambil kelapa juga di belakang!", teriak Bu Eila.

"Ya!", suara Grizelle terdengar sayup-sayup dari belakang.

Mendengar nama Grizelle, Jenderal Aiden langsung kaget. Jenderal Aiden penasaran, siapa Grizelle yang dipanggil Bu Eila. Apakah itu masih Grizelle yang sama yang dia temui beberapa hari yang lalu?

"Tambah apa lagi?" tanya Bu Eila

"TAMBAH APA LAGI?", tanya Bu Eila dengan nada yang lebih tinggi.

Jenderal Aiden yang melamun langsung sadar seketika. Dia tidak mendengar apa yang ditanyakan Bu Eila. Dia baru dengar saat Bu Eila hampir membentaknya. Untungnya dia seorang Jenderal, jadi Bu Eila sungkan untuk menggodanya lebih jauh.

"Kalau anda Vernon, aku pasti akan bertanya. Lagi nglamunin apa sih? Nglamunin cewek ya?" sindir Bu Eila.

"Sudah. Cuma pesan dua itu saja. Saya tunggu di sebelah sana, ya", jawab Aiden sambil menunjuk arah Vernon yang sedang minum.

Jenderal Aiden kembali lagi ke samping Vernon. Dia terus memandangi pintu rumah Bu Eila. Sedangkan, Bu Eila sibuk menyiapkan pesanan pelanggan yang lain. Jenderal Aiden terus memandangi pintu dan mengabaikan Vernon yang asyik menyendok es serutnya.

Tak berselang lama. Muncul seorang perempuan dari balik pintu. Perempuan itu memeluk sebuah gentong dengan tangan kanannya dan menenteng dua buah kelapa dengan tangan kirinya. Dia berjalan pelan terengah-engah. Dia adalah Grizelle. Perempuan yang Aiden temui di kapal.

"Ya, dia perempuan yang pingsan di kapal, di ruang makan", bisik Vernon di samping Aiden.

Aiden langsung menengok ke kanan. Ternyata tepat di samping mukanya, ada wajah Vernon yang mendekat memasang senyum yang meledek. Kaget? Jelas. Jenderal Aiden langsung kembali duduk tegak menghadap.

"Kemarin di kapal ngobrolin apa aja? Kalian terlihat mesra banget. Kami semua sampai sungkan mau mendekat", kata Vernon.

Ternyata Vernon dan awak kapal yang lainnya tahu kalau Aiden dan Grizelle sedang menikmati matahari terbit bersama. Banyak yang berlalu lalang di samping dan di belakang mereka. Tapi mereka berdua mengabaikannya. Seakan dunia milik mereka berdua. Yang lain ngontrak dan bayar 2 Juta Piece per bulan.