"Arsen, kau ada di sini? Sedang menunggu siapa?" tanya Metha menghampiri Arsen.
Arsen yang semula bersandar punggung pada badan mobil serta berfokus main ponsel dengan kacamata hitam yang terpajang di atas hidung mancungnya seketika mendongak.
Tampaknya Arsen sedikit terkejut, buru-buru pria itu melepaskan kacamata hitamnya.
"Metha?" suara Arsen melupakan pertanyaan yang dilontarkan Metha tadi.
Kemudian tatapannya beralih pada sosok pria yang merupakan suami Metha, Arsen tersenyum canggung guna menyapanya.
Peter, pria itu hanya menanggapi dengan wajah datarnya saja. Ia tidak marah karena Metha memanggil pria lain, Peter memakluminya setelah mengingat jika Arsen merupakan sepupu dari Metha. Baiklah tak apa, Peter tidak akan terlalu mengekangnya, namun perihal cemburu ... hanya Tuhan dan hati Peter saja yang tahu.
"Kenapa kau ada di sini, Arsen?" tanya Metha mengulang yang tadi.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com