Urusan Agram telah selesai, akhirnya dia dijatuhkan hukuman penjara selama lima belas bulan. Namun, dia masih tetap diberi makan. Waktu itu Alfred hanyalah main-main saja, jika memang iya apa bedanya dengan hukuman mati.
Sedangkan Bram, ia hanya bisa menghela napas lelah. Mau membela bagaimanapun juga tetaplah Alfred yang akan menjadi pemenangnya. Agram juga telah dewasa, biarkan dia berpikir selama dipenjara. Ia butuh ketenangan, kehangatan, dan kedamaian namun ia malah mendapatkan kesialan, kesulitan, serta kekacauan. Sungguh nasibnya benar-benar berada di paling bawah.
Jenie masih tetap sama, ia malah cuek bebek. Tidak ada yang harus ia pedulikan di dalam keluarga. Yang ia pedulikan hanyalah uang, kemewahan, dan selamanya. Apa pun itu caranya harus ia dapatkan. Termasuk bercerai dengan Bram dan menikah dengan pria lain. Tetapi, ia masih memikirkannya lagi.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com