webnovel

DI BAWA KE RUMAH SAKIT

Satpam lah yang menjadi sasaran kembaran Moriz. Dia mendapatkan sebuah tinjuan yang begitu mendarat mulus di rahang bagian kanannya. Kini dia sudah tergeletak di lantai dengan kaki yang menjuntai ke luar. Naas sekali.

Sedangkan Moriz mentap satpam yang pasti sudah pingsan itu dengan tatapan dingin. Tidak ada pancaran kebahagiaan atau cahaya kesenangan yang keluar dari kedua mata tajam Moriz. Semuanya terasa gelap, ia sudah dilanda oleh emosi.

Tania ke mana?

Moriz harus bertanya kepada siapa? Angin, benar-benar acuh tetahao dirinya dapat dirasakan dengan aura panas yang mengelilingi dirinya. Cahaya? Ahk, tidaj ada sebuah harapan di sana. Lalu harus kepada siapa lagi?

Apa perlu Moriz bertanya ... pada Alfred? Ya, ia tahu jika Tania bekerja di perusahaan Alfred. Ia tersenyum miring saat mendapatkan ide itu. Ia langsung berjalan menuju mobilnya berada. Membiarkan satpam itu pingsan kedinginan. Kalau perlu sampai mati, biar dirinya dipenjara atau dihukum mati juga.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com