webnovel

Five Power Flowers

Sosok kakek Dato yang biasa saja, tetapi berpemikiran sangat genius. Membuat ia mampu menemukan sesuatu dengan hasil uji cobanya. Dan dia juga berhasil membentuk Sakura, Camelia, Peony, Allamanda dan Candytuft menjadi satu kekuatan dalam FIVE POWER FLOWERS (Lima Bunga Kekuatan). Kelimanya dapat merubah diri menjadi FPF yang memiliki berbagai jurus sakti dan kekuatan luar biasa yang mampu melumpuhkan pihak lawan. Kekuatan mereka digunakan untuk membasmi semua tindak kekerasan, pelecehan dan kejahatan yang akhir-akhir ini marak terjadi. Mereka juga membantu pihak kepolisian dalam mengungkap sebuah aksi kejahatan. Mereka berlima sosok wanita yang bertalenta dan berkarakter dalam bidangnya. Karena itu misi mereka dalam menumpas para gembong penjahat selalu berhasil. Namun, suatu ketika mereka dihadapkan pada sosok RULER of THE BLACK WORLD. Yang memiliki kekuatan luar biasa dan tidak tertandingi. Mengetahui hal itu FIVE POWER FLOWERS pun harus memutar otak untuk dapat menumbangkan kekuatannya. Ikuti terus ceritanya, jangan lupa vote dan comment!!!

Cahaya_Ramadhan · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
20 Chs

Part 6 : Atraksi Badut Lucu

Dengan tergesa-gesa Bapak Kepala Sekolah menghampiri Candy yang sedang berdiri di samping panggung.

"Apa semuanya sudah siap, bu?"

Seraya melihat-lihat dekorasi panggung, kepala sekolah menanyakan persiapan penampilan acara pelepasan siswa siswi kelas 6. Dengan wajah tersenyum Candy pun memberikan jawaban yang sesuai dengan yang diinginkan oleh kepala sekolahnya.

"99 % acara hiburan sudah siap semuanya, pak. Sekarang ini hanya tinggal menunggu acara dimulai."

"Jam berapa kita akan memulai acaranya?"

"Kita tunggu separuh kursi undangan terisi aja, pak."

"Ok! kalau begitu, saya percayakan semuanya kepada bu Candy."

"Siap pak!"

Selesai berbincang dengan Candy, kepala sekolah pun langsung pergi. Beliau juga memantau persiapan bagian yang lainnya. Seperti kesiapan bagian penerima tamu. Yang tugasnya berdiri di pintu gerbang, menyambut dan mempersilahkan tamu masuk ke area sekolah. Adalagi bagian konsumsi yang harus siap membagikan snack dan menjamu undangan dengan menu makan siang. Juga tidak luput dari pantauan kepala sekolah.

Candy yang diberi kepercayaan penuh oleh kepala sekolah. Menjadi ketua panitia pelaksana perpisahan siswa siswi kelas 6 tahun ini. Dapat bernafas lega dengan kinerja seluruh teman gurunya, yang sangat loyal dan bertanggung jawab.

Sudah dari satu minggu yang lalu, Candy mempersiapkan semuanya. Mulai dari penampilan para siswa di sekolahnya. Menu catering untuk tamu undangan. Dekorasi panggung acara. Menyebar undangan untuk para orang tua dan yang lainnya. Juga acara hiburan yang akan diisi oleh sanggar tari selendang dan atraksi badut. Semuanya telah tertangani oleh Candy dengan sangat baik.

Dan pada hari sabtu ini adalah puncak acaranya. Candy yang sangat loyal dengan pekerjaannya, telah datang ke sekolah sejak pagi tadi. Semua persiapan diperiksa dengan sangat teliti dan cermat. Candy mengharapkan acara pada hari ini dapat berlangsung dengan lancar dan tanpa suatu hambatan apapun.

Jam tangan Candy telah menunjukkan pukul 08.00 wib. Dan para tamu undangan pun telah mulai berdatangan satu persatu. Mereka langsung menempati kursi yang telah disediakan oleh panitia. Sudah hampir separuh kursi undangan telah terisi. Candy pun bergegas berlari ke meja pembawa acara.

Dengan segala hormat Candy meminta kepada seluruh tamu undangan yang telah hadir untuk tetap tenang. Dikarenakan, acara akan segera dimulai. Setelah mendapat instruksi dari kepala sekolah, akhirnya acara pun dimulai.

Acara pertama dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan. Kemudian acara dilanjutkan dengan kata sambutan dari kepala sekolah. Lalu, pesan dan kesan dari perwakilan orang tua dan siswa. Dan seluruh tamu undangan mengikuti acara inti dengan penuh khidmat.

Satu persatu acara inti telah selesai. Kini, tiba giliran acara hiburan yang akan dipersembahkan oleh sanggar tari selendang. Dengan cepat Candy mencari Allamanda yang sedang berada di ruang rias. Candy segera meminta Allamanda untuk mengantar anak didiknya naik ke atas panggung.

Dengan diiringi alunan musik yang merdu. Anak didik Allamanda mempersembahkan tariannya dengan sangat gemulai dan penuh penghayatan. Hasilnya tidak sia-sia. Ternyata, penampilan tarian yang disuguhkan oleh sanggar tari selendang mendapat sambutan yang luar biasa dari para tamu undangan. Gemuruh tepuk tangan pun terdengar dimana-mana. Candy dan Allamanda tersenyum bahagia dengan hasil kerja keras mereka.

Dengan suara lantang pembawa acara pun berkata, "Tadi kita semua sangat terhibur dengan penampilan tarian dari sanggar tari selendang. Dan kini tibalah acara terakhir, yang sangat dinantikan oleh kalian semua. Yakni.....Atraksi badut lucu..... yang tentunya akan lebih menghibur."

"Inilah acara hiburan yang sangat kita nantikan. Atraksi badut.....lucu....!!!!!" teriak pembawa acara.

Spontan saja penonton langsung berdiri dan berjingkrak-jingkrak sambil berteriak. "Hore.....!!!!!" sahut penonton gembira.

Badut yang dipanggil pun langsung naik ke atas panggung dengan seluruh perlengkapan atraksinya. Mulai dari topi ajaib yang dapat mengeluarkan sesuatu yang luar biasa. Lalu, tongkat pendek yang dapat memunculkan sesuatu yang tersimpan di dalamnya. Juga atraksi lempar botol dan bola yang mencuri perhatian penonton.

Sang badut belum memperlihatkan atraksinya. Tapi, para siswa sudah duduk berdesakan di bawah panggung. Mereka sangat ingin melihat atraksi dari sang badut lebih dekat. Dan badut lucu itu pun memulai atraksi hebatnya.

"Mohon tenang, yah!"

"Perhatikan baik-baik apa yang bisa saya rubah!" Kata sang badut dengan senyum lebar di bibirnya yang penuh dengan polesan warna-warni.

Suara badut itu terdengar ramah dan lembut. Kostum yang digunakannya sangat lucu dengan perut buncitnya. Serta dandanan wajahnya yang berwarna-warni. Menambah daya tarik sendiri buat orang yang melihatnya.

"Ayo! Ikuti mantra saya!"

"Lihatlah!"

"Simsalabim!"

"Abakadraba!"

"Mau jadi yah jadilah!"

"Keluarkanlah bunga cantik dari tongkat ini!"

Dengan cepat tongkat pendek yang sedari tadi digoyang-goyangkan langsung mengeluarkan bunga cantik berwarna warni. Melihat atraksi badut yang menakjubkan. Para penonton pun langsung memberikan tepuk tangannya. Begitu pula dengan Candy dan Allamanda yang merasa senang dengan pertunjukkan sang badut lucu.

Kemudian, badut lucu itu pun bersiap dengan atraksi berikutnya. Dia berjalan bolak balik depan belakang, kanan kiri, mengundang perhatian para tamu undangan.

"Boleh saya lanjutkan atraksinya?" tanya sang badut kepada penonton yang masih setia menyaksikan pertunjukkannya.

"Boleh dan sangat boleh.....!!!!!" jawab penonton dengan penuh semangat.

Mendengar jawaban penonton yang sangat antusias. Badut lucu itu pun memunculkan keahliannya yang lain. Dengan gemulai dia melempar topi hitamnya ke atas ke bawah lalu ke kanan dan ke kiri.

"Lihat, yah!" Katanya sambil memperlihatkan topi hitamnya yang kosong tidak ada apa-apa. Melihat hal itu para penonton pun terlihat tegang menunggu keajaiban berikutnya.

"Ayo! Ikuti mantra saya!"

"Lihatlah!"

"Simsalabim!"

"Abakadraba!"

"Mau jadi yah jadilah!"

"Keluarkan dua ekor burung dari topi ini!"

Tiba-tiba saja dari topi hitamnya. Keluarlah dua ekor burung merpati putih. Dan hinggap di pundak sang badut. Kemudian, burung itu pun terbang ke langit bebas.

"Luar biasa.....!"

"Luar biasa.....!" ucap penonton sambil mengacungkan ibu jarinya.

Para tamu undangan pun terlihat sangat menikmati suguhan hiburan atraksi badut. Tapi, mendadak atraksi badut dihentikan selama 15 menit. Karena, para tamu undangan harus menikmati menu makan siang yang telah disediakan oleh panitia.

"Kak, jadi tidak kak Sakura, kak Camelia dan kak Peony datang ke sini?" tanya Candy kepada Allamanda.

"Lima menit lagi mereka datang."

"Tadi di telephon katanya mereka sedang memarkirkan mobil." Jawab Allamanda.

Baru saja Candy dan Allamanda membicarakan ketiga saudaranya yang lain. Tiba-tiba, ketiganya muncul dari arah pintu gerbang sekolah. Candy yang melihat kedatangan ketiga kakaknya, segera melambaikan tangan. Sakura yang melihat lambaian tangan Candy, langsung menarik tangan Camelia dan Peony. Ketiganya mendekati tempat duduk Candy dan Allamanda.

"Gimana atraksi badutnya, ok tidak?" tanya Sakura sambil mencolek pinggang Candy.

"Ok lah kak. Kakak aja yang terlambat datang."

"Badutnya udah dua kali atraksi." Jelas Candy kepada Sakura yang sedang mengamati sekelilingnya.

"Wah...! sepertinya tamu undangan di sekolahmu ini orang-orang kaya," tutur Sakura yang diikuti dengan anggukan dari Camelia dan Peony.

"Aku kurang tahu, kak," jawab Candy dengan nada datar.

"Sudahlah diam! acara mau dilanjutkan," kata Allamanda sambil menunjuk ke atas panggung.

Benar saja badut lucu itu sudah kembali naik ke atas panggung. Dengan pakaian yang telah bertukar warna. Hiasan make up pada wajahnya pun telah berubah.

"Lho! Kok beda yah penampilannya," kata Allamanda.

"Apanya yang beda?" Camelia balik bertanya.

"Itu kak! Penampilannya tidak sama dengan yang tadi," jelas Allamanda sambil menunjuk ke arah sang badut.

"Apa itu badut yang tadi?" tanya Sakura sambil menatap Allamanda yang masih keheranan.

"Apa ada yang mencurigakan?" Sakura pun kembali bertanya.

"Sedikit mencurigakan," jawab Allamanda.

"Jangan terlena dengan atraksinya!" sahut Peony.

"Tetaplah dalam posisi waspada!"

"Segala kemungkinan buruk dapat saja terjadi di sini," tegas Sakura.

"Usap mata kalian dengan air bunga masing-masing, agar kita tidak terkena hipnotisnya!" pinta Camelia kepada keempat saudaranya.

Setelah mendengar ucapan Camelia. Semuanya langsung mengusapkan air bunga yang mereka punya ke mata masing-masing. Lalu, mereka pun kembali mengikuti atraksi yang akan disuguhkan sang badut.

Tepuk tangan dari para penonton membuat sang badut bersemangat memulai atraksinya. Sekarang dia telah siap dengan atraksi lempar botol. Ada beberapa botol yang penuh warna, siap untuk dilempar berputar-putar dengan kedua tangannya. Dengan wajah tersenyum sang badut pun memulai atraksinya yang ketiga.

"Penonton siap.....!"

"Siap.....bapak badut!" sorak penonton yang penasaran dengan atraksi botolnya.

"Fokus ok! Lihat ke botol ini!" tunjuk sang badut sambil mengangkat salah satu botolnya.

Mendengar perintah dari sang badut, para tamu undangan mulai menatap serius ke arah depan. Camelia yang merasa ada sesuatu yang tidak beres mulai merekam situasi di dalam sekolah.

"Perhatikan ke depan!"

"Ayo! Ikuti mantra saya!"

"Lihatlah!"

"Simsalabim!"

"Abakadraba!"

"Mau jadi yah jadilah!"

"Wahai botolku yang cantik berputarlah!"

Sang badut mulai melempar botol-botol kacanya ke udara. Dalam waktu yang sangat cepat, botol-botol itu pun berputar-putar di udara. Pada mulanya botol-botol itu berputar dengan menggunakan ke dua tangannya. Tapi, lama kelamaan setelah putarannya bertambah kuat dan semakin kuat. Botol-botol itu berputar dengan sendirinya, tanpa sentuhan tangan sang badut.

Sang badut mulai tersenyum kepada para penonton. Kemudian, dia bergeser dari tempatnya berdiri. Ia berjalan mengelilingi panggung sambil terus tersenyum. Dibiarkannya botol-botol kaca yang masih terus berputar di udara.

Camelia yang sejak tadi sudah merasakan ada yang ganjil dengan sikap sang badut, mulai memberi kode kepada keempat saudaranya.

"Kak, lihat tatapan para penonton mulai kosong!" bisik Camelia di telinga Sakura.

"Warna biji mata mereka pun mulai memudar," sahut Sakura dengan sangat pelan.

"Jangan berisik kak! Sang badut nanti curiga," timpal Candy yang duduk di sebelah kanan Sakura.

Setelah mengelilingi panggung, bapak badut itu pun melempar salah satu botolnya ke arah penonton. Dan penonton yang menangkap lemparan botol sang badut, langsung berdiri.

"Kepada ibu yang mendapat botol dari saya, pertanda mendapatkan satu keberuntungan." Jelas sang badut.

"Silahkan maju ke depan, bu!"

"Dan bawa semua milik ibu!"

Ibu yang dipanggil oleh sang badut itu pun langsung berjalan mendekatinya. Dan duduk di tepi panggung.

Lalu, sang badut melempar botolnya yang kedua. Lemparannya tepat ditangkap oleh seorang gadis. Tanpa menunggu perintah dari sang badut, gadis itu pun segera menghampirinya.

Botol yang ketiga juga telah dilemparnya. Dan diraih oleh seorang bapak berpakaian necis. Tanpa menoleh ke kanan dan ke kiri, bapak itu pun berjalan menuju sang badut dan duduk sejajar dengan ibu dan gadis tadi.

Botol-botol kaca sang badut terus dilempar kepada penonton. Dan penonton pun dapat dengan mudah menangkapnya. Terhitung sudah tujuh botol yang dilempar. Dan sudah tujuh orang juga yang maju ke depan tanpa menolak sedikit pun.

"Kita habisi badut itu sekarang!" kata Sakura dengan suara yang sedikit tertahan.

"Tenang kak! Biar dia selesaikan atraksinya dulu," cegah Allamanda dengan lembut. Mendengar saran dari adiknya, Sakura pun menurut. Kelimanya berpura-pura bersikap seperti penonton lainnya.

"Wahai penontonku yang budiman!"

"Lihatlah atraksi ku yang terakhir!" kata sang badut dengan suara lembut dan wajah tersenyum.

"Lihat atraksiku dan ikuti perintahku!"

"Ayo! Ikuti mantra saya!"

"Lihatlah!"

"Simsalabim!"

"Abakadraba!"

"Mau jadi yah jadilah!"

"Wahai bola-bola yang lucu berputarlah!"

Dengan gerakan yang sangat cepat sang badut melempar dan memutar ketujuh bola berwarna-warni. Bola-bola itu terus berputar tanpa sentuhan tangannya. Para penonton dibuatnya tidak berkedip dengan atraksinya yang luar biasa.

"Kepada para penonton yang terhormat!"

"Silahkan! serahkan barang berharga kalian kepada saya."

Mendadak saja seluruh tamu undangan berdiri dan berjalan menuju ke dekat panggung. Dan meletakkan barang berharga mereka di atas panggung.

Melihat hal itu Sakura dan keempat adiknya langsung melompat ke depan. Dengan seluruh kekuatannya Sakura dan yang lainnya, mendorong tubuh para undangan agar duduk kembali. Tapi, sia-sia saja. Semuanya sudah terhipnotis oleh atraksi sang badut.

"Bubuk sari bunga penidur!"

"Tidurlah kalian semua!" teriak Camelia.

Camelia dengan sigap langsung melompat ke udara dan menebarkan bubuk sari bunga penidur. Aroma harum bunga pun tercium memenuhi halaman sekolah. Dan dalam sekejap saja para tamu undangan itu pun jatuh tertidur di tanah.

Melihat Camelia sudah beraksi, Sakura pun langsung bertindak cepat.

"Cepat.....!!!"

"Tangkap badut itu!" Teriak Sakura.

Camelia, Peony, Allamanda dan Candy langsung melompat dan mengepung sang badut. Tapi, ternyata sang badut dapat menghindari kepungan mereka. Dan berputar-putar lalu membelah dirinya menjadi lima bagian.

Betapa terkejutnya mereka melihat keahlian sang badut dalam mengelabui lawannya. Kini, justru kelima badut itu yang mengepung Sakura dan keempat saudaranya. Dan siap menyerang.

Menyadari kalau itu bukanlah badut lucu lagi. Sakura dan yang lainnya siap berubah. Five Power Flowers tetap tenang dalam kondisi apapun. Meskipun posisi mereka sedang terjepit. Dengan cepat mereka saling berpegangan tangan dan membentuk formasi bunga.

Secara serentak mereka pun berteriak.

"Siap....!!!"

"Kami FPF Five Power Flowers!"

"Beraksi!"

"Berubahlah!"

Dengan kecepatan penuh mereka berlima pun berputar. Meliuk-liukkan tubuhnya. Melompat dengan lincah. Dan melayang dengan begitu ringannya di udara bagaikan bunga yang mekar. Sinar berwarna-warni memancar dari tubuh mereka. Aroma harum bunga tercium di sekelilingnya. Lima jenis bunga secara bersamaan berhamburan dimana-mana. Dan seketika itu juga pakaian yang mereka kenakan berubah menjadi warna warni bunga. Wajah mereka pun tertutup oleh topeng yang berwarna senada.

Kamilah Five Power Flower!

"The Beauty Sakura" (si cantik Sakura)

"The Quiet Camelia" (si pendiam Camelia)

"The White Peony" (si putih Peony)

"The Friendly Allamanda" (si ramah Allamanda)

"The Cute Candy" (si imut Candy)

Five Power Flowers bertindak dengan cepat. Mereka melempar senjata andalannya.

"Cepat...!!!" teriak Sakura.

"Siappp.....!!!!"

"Lilitan tangkai bunga!"

"Lempar ke arah lima badut itu!"

Lilitan tangkai bunga, perlahan-lahan keluar dari telapak tangan Five Power Flowers. Tangkai-tangkai bunga menjalar kemana-mana, melilit dan membelit tubuh lima badut yang telah mengepung FPF.

"Ha...ha...ha...!!!"

"Kalian tidak mengenalku!"

"Kalian tidak akan bisa menangkapku!"

"Ha...ha...ha...!!!"

Kelima badut lucu terus menertawakan FPF. Seakan-akan Five Power Flowers bukanlah tandingannya. Dan meremehkan serangan FPF kepada mereka.

FPF tersentak saat mengetahui kalau lilitan tangkai bunga sedikit pun tidak menyentuh kelima badut bagian. Justru kelima badut itu menghilang dari pandangan FPF.

"Kemana badut-badut itu?" tanya Peony kepada Sakura yang tengah mondar mandir mencari keberadaan sang badut.

Dan pada saat FPF sibuk mencari keberadaan badut lucu tadi. Tiba-tiba, mereka dikejutkan dengan serangan tujuh orang penonton yang terkena hipnotis botol kaca.

Ketujuh orang itu menyerang dengan beringasnya kepada FPF. Tetapi dengan sabar FPF berusaha tidak melukai mereka. Sakura dan keempat adiknya hanya menghindar dan mengelak dari serangan mereka yang berada dalam keadaan terhipnotis.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Candy sambil melompat menghindari pukulan ibu di sebelahnya.

"Ketujuh orang itu tidak tersentuh bubuk sari bunga penidur!" teriak Peony.

"Ini ambil!" Dengan cepat Camelia melempar sesuatu ke arah Sakura dan yang lainnya. Mereka berempat pun dengan cepat melompat dan mengambilnya.

"Apa ini?" tanya Sakura.

"Itu biji bunga, tempelkan ke kening mereka!"

Secara serentak Five Power Flowers pun melompat ke udara. Dan berputar ke sana kemari dengan menggunakan ilmu peringan tubuh mereka. Lalu mereka tempelkan biji bunga itu ke kening penonton yang tengah kehilangan kesadarannya. Tanpa menunggu lama, ketujuh penonton itu langsung terdiam dan berdiri mematung.

FPF pun tidak membuang waktu lagi. Setelah menyelesaikan ketujuh penonton itu. Mereka lantas berpencar mencari keberadaan badut lucu yang tadi beratraksi di hadapan mereka. Tapi, sia-sia saja. FPF tetap tidak menemukan jejak sang badut.

"Periksa semua kelas!" perintah Sakura kepada adik-adiknya.

"Apa kita masih harus seperti ini?" tanya Candy.

"Ayo kita berubah!" ajak Sakura. Akhirnya mereka berlima pun lantas mengembalikan penampilan mereka seperti semula.

"Kita berpencar!"

"Periksa semua sudut ruangan dan lorong!"

"Kemungkinan besar dia belum melarikan diri."

"Jangan ada yang terlewatkan!" dengan nada tegas Sakura langsung memberi perintah kepada keempat adiknya.

Sakura, Camelia, Peony, Allamanda dan Candy langsung berpencar mencari sang badut lucu di setiap kelas. Dan lorong yang ada di dalam sekolah itu. Hampir seluruh ruangan sudah mereka periksa. Tapi, tidak ada tanda-tanda keberadaan sang badut.

"Kemarilah, kak!" teriak Candy memanggil keempat kakaknya. Sakura dan yang lainnya pun segera mendatangi arah suara Candy. Suaranya berasal dari kelas yang digunakan sebagai ruang rias. Memang ruangan itu yang belum mereka periksa.

Sesampainya Sakura dan keempat saudaranya di ruang rias. Mereka terkejut saat melihat Candy sedang duduk bersila di depan seorang bapak setengah baya yang duduk sambil memeluk kedua lututnya.

"Siapa dia?" tanya Camelia keheranan.

"Ini adalah bapak badut yang tadi atraksi di panggung," Candy dengan tenang memberi penjelasan kepada keempat saudaranya.

"Tapi.....kenapa dia bersikap seperti itu?" Camelia kembali mengajukan pertanyaan. Candy terdiam dan tidak menjawab. Begitu pun yang lainnya hanya diam dan memandangi lelaki tersebut dengan penuh tanda tanya.

"Ada yang aneh di sini! Tapi apa?" gumam Allamanda.

"Kita apakan dia?" Peony yang sedari tadi hanya terdiam saja, mulai mengeluarkan pertanyaan.

"Sejak aku menemukannya, dia sudah duduk seperti ini."

"Dan tidak menjawab satu pun pertanyaan yang aku ajukan." Jelas Candy sambil terus menatap ke wajah lelaki yang duduk di hadapannya.

"Kak, sekarang apa tindakan kita?" tanya Allamanda kepada Sakura yang masih terus memandangi lelaki itu.

"Kita biarkan dia pulang ke rumahnya."

"Sepertinya bukan dia orangnya."

"Kita tidak boleh menghabisinya."

"Yang kita cari seorang yang berpenampilan badut, sedangkan dia tidak!" Dengan tenang Sakura memberikan saran kepada adik-adiknya. Dan dia pun mendekati lelaki tersebut, lalu memintanya untuk berdiri.

Lelaki setengah baya yang sedari tadi hanya duduk terdiam, itu pun berdiri dengan badan gemetar ketakutan. Kepalanya tertunduk ke bawah. Matanya tidak berani melihat ke depan. Wajahnya berkeringat. Dan bibirnya membiru. Dia nampak sangat ketakutan.

"Pulanglah, pak!" Sakura pun mempersilahkan bapak tersebut untuk meninggalkan ruang rias.

"Tunggu dulu!" tiba-tiba saja Camelia menghentikannya.

"Mari kita berjabat tangan, pak!" Camelia menyodorkan tangan kanannya kepada sang bapak. Dan mereka pun saling berjabat tangan.

"Hati-hati di jalan, pak!" pesan Camelia kepadanya yang terlihat menunduk saja dan seolah tidak mempedulikan yang Camelia katakan.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun lelaki tersebut pergi meninggalkan Sakura, Camelia, Peony, Allamanda dan Candy yang saling berpandangan. Mereka berlima masih terlihat kebingungan. Mereka belum mendapatkan titik terang mengenai sang badut misterius.

"Sudahlah kita pulang sekarang!" ajak Sakura.

"Tapi.....orang-orang di luar sana bagaimana?" tanya Candy yang mengkhawatirkan para tamu undangan dan yang lainnya.

"Tenang saja, dek! Mereka akan segera sadar dan kembali normal seperti sediakala." Camelia berusaha menenangkan adiknya yang terlihat sangat khawatir.

"Kalian pergilah! Dan tunggu kakak di mobil!"

"Kakak akan meminta pihak kepolisian untuk datang ke sekolah ini."

"Nanti kakak menyusul!" jelas Sakura.

Camelia dan ketiga adiknya langsung menuju ke tempat parkiran. Sedangkan Sakura masih berdiri di ruang rias. Dia sibuk menghubungi kantor polisi. Sudah beberapa kali dia menekan nomor kantor polisi. Tapi, tidak ada yang mengangkat.

Karena, merasa lelah Sakura pun duduk di bangku sofa yang ada di dekat meja rias. Tiba-tiba, matanya melihat sesuatu yang mencurigakan.

"Apa itu?" tanyanya dalam hati. Pandangannya tertuju pada sebuah kantong putih kumal yang tergeletak di atas meja rias.

"Milik siapa yah?" Sakura pun melihat ke sekeliling ruangan. Tidak ada siapapun di dalam ruangan itu. Hanya dia yang masih duduk seorang diri. Seraya memberanikan diri Sakura pun nekat membuka kantong berwarna putih kumal.

Betapa sangat terkejutnya Sakura saat membuka kantong itu. Ternyata, kantong itu berisi perlengkapan badut. Dengan cepat Sakura kembali menutupnya dan bergegas meninggalkan ruang rias. Dia pun menuju ke tempat parkiran.

"Sorry, kalian lama menunggu!" Sakura pun langsung duduk di bangku depan.

"Kamu aja yang menyetir," pinta Sakura kepada Camelia yang duduk di sebelahnya. Tanpa membantah Camelia pun langsung menjalankan mobilnya.

###################################

"Dimana Sakura?"

"Kenapa hari ini dia belum ke kantor?"

"Dia kan harusnya siaran?"

"Tadi pagi dia izin, katanya dia ada undangan di sekolah adiknya."

"Nanti juga dia datang."

"Nah! Tuh dia muncul!"

"Panjang umur kamu, baru aja kita omongin tiba-tiba muncul." Kata Fredi seraya menepuk pundak Sakura.

"Apa naskah beritanya sudah siap?" tanya Sakura kepada Fredi yang masih berdiri di sebelahnya.

"Udah aku letakkan di atas mejamu."

Mendengar jawaban dari temannya, Sakura pun langsung menuju ke meja kerjanya. Diambilnya naskah berita yang tergeletak di atas meja. Lalu dibawanya ke tempat penyiaran.

"Ayo! Kita mulai siaran." Ajak Sakura kepada kru kameramen.

"Ok! Udah pas nih jamnya."

Dengan penuh kesiapan dan profesionalitas kerja. Sakura pun segera membacakan berita siang.

Selamat siang pemirsa.

Bertemu kembali bersama saya Sakura.

Berita siang ini yang dapat saya sampaikan.

Mengenai maraknya tindak kejahatan yang menggunakan cara-cara halus.

Untuk mendapatkan uang dan perhiasan milik korban.

Para penjahat itu tidak lagi memaksa atau pun menyakiti korbannya.

Tetapi, hanya dengan menghipnotis mereka, semuanya dengan mudah didapat.

Dan kejahatan seperti ini sulit untuk membuktikannya.

Karenanya, pihak kepolisian masih harus bekerja keras untuk menyelidiki dan membuktikan kebenarannya.

Dan kepada pemirsa sekalian tetaplah waspada.

Karena dimanapun dan kapanpun kejahatan selalu mengintai kita semua.

Cukup sekian dari saya dan sampai jumpa.

"O iya Fred, menurutmu mereka menghipnotisnya seperti apa?" tanya Sakura.

"Yang aku dengar mereka itu.....!"

"Sebentar Fred, adikku menelephon." Sakura pun keluar meninggalkan Fredi yang belum menyelesaikan ucapannya.

Tidak berapa lama Sakura kembali menemui Fredi. Tapi, Fredi tidak ada di dalam ruangannya. Dengan langkah gontai Sakura pun kembali ke meja kerjanya. Dilihatnya tumpukan berkas yang belum ia selesaikan. Perlahan-lahan Sakura mulai menyelesaikan beberapa berkas yang sempat terbengkalai.

Sakura terus mengerjakan tugasnya dengan serius. Hingga dia tidak menyadari kalau hari sudah sore. Rekan-rekan di kantornya juga sudah banyak yang pulang. Tapi, dia masih saja berkutat dengan pekerjaannya.

Kring.....kring.....kring.....suara telephon di atas meja Sakura terus berdering. Tapi, Sakura sama sekali tidak mempedulikannya.

"Kakak.....!"

Sontak saja Sakura terperanjat saat mendengar teriakan Candy. Dengan wajah terkejut Sakura melihat ke arah Candy yang sudah berdiri di depan pintu ruang kerjanya.

"Kok kamu ada di sini!" tanya Sakura seakan tidak percaya dengan kehadiran adiknya.

"Tadi aku telephon, tapi kakak tidak angkat."

"Maaf dek, tadi kakak terlalu fokus dengan pekerjaan."

"Terpaksa aku jemput kakak di sini."

"Bisa kita pergi sekarang, kak?" Ajak Candy kepada Sakura yang masih duduk di kursi kerjanya.

"Sebentar dek, kakak kemas meja kakak dulu."

Candy pun menunggui Sakura yang sedang mengemasi barang-barangnya. Kemudian mereka berdua, pergi meninggalkan gedung penyiaran. Dan menuju ke mobil yang sudah terparkir di halaman gedung. Ternyata, ketiga adik Sakura yang lainnya sudah ada di dalam mobil.

######################################

Beberapa menit kemudian. Mobil yang ditumpangi Sakura itu pun meninggalkan gedung penyiaran. Dan terus meluncur ke arah alun-alun kota. Setibanya di alun-alun kota mobil mereka pun berhenti.

Sore hari, suasana di alun-alun kota sangat ramai. Di sana sedang ada panggung rakyat. Warga kota pun banyak yang berdatangan ke tempat itu. Sakura dan keempat adiknya langsung bergabung di tengah keramaian. Mereka sengaja datang ke alun-alun kota untuk menikmati hiburan rakyat. Dan membawa sebuah misi yang belum terselesaikan.

"Apa kalian yakin dia ada di sini?" tanya Sakura kepada keempat adiknya.

"Kami sangat yakin, kak!"

"Dia pasti datang ke tempat ini." Jawab Peony mewakili yang lainnya.

"Dimana kita menunggunya?" Sakura balik bertanya.

"Kita tunggu dia di dekat panggung, kak." Jawab Candy sambil menunjuk ke panggung besar yang ada di depan mereka.

"Ayo! Cepat kita ke sana." Ajak Allamanda pada keempat saudaranya.

Kelimanya pun menerobos kerumunan orang-orang yang sudah mulai memadati alun-alun. Sakura berdiri tepat di depan panggung, Camelia dan Allamanda berada di sebelah kanan panggung. Sedangkan Peony dan Candy keduanya berdiri di panggung sebelah kiri.

Acara di panggung rakyat sudah dimulai. Tapi, yang ditunggu-tunggu oleh Sakura dan yang lainnya belum terlihat juga. Satu persatu acara telah selesai. Satu jam sudah mereka berada di dekat panggung. Rasa khawatir mulai menyelimuti perasaan mereka. Sakura terus mengamati sekeliling panggung. Begitu juga dengan keempat saudaranya. Namun, sosok yang mereka tunggu, belum juga menampakkan batang hidungnya.

Tiba-tiba, Candy melempar batu ke punggung Sakura. Sakura yang terkena lemparan batu langsung bereaksi. Dari depan panggung Sakura melihat telunjuk Candy mengarah ke belakang panggung.

"Itu dia orangnya!" dengan sigap Sakura langsung memberi kode kepada adiknya yang lain.

Si badut lucu kembali muncul di panggung rakyat dan dia akan beratraksi. Tapi, dia tidak sendiri. Ada lima badut lucu berdiri di atas panggung. Kelimanya mengenakan kostum badut berwarna yang sama. Riasan wajah mereka pun berwarna serupa. Tidak ada perbedaan di antara mereka.

Kelima badut lucu dengan perut buncitnya, mulai berjoget dengan iringan irama lagu dangdut. Lampu panggung pun berkelap kelip mengikuti gerakan sang badut. Semua penonton mulai berjoget dengan gembira.

Kecuali, Sakura dan keempat adiknya yang diam dan terus mengamati tingkah pola sang badut. Mereka tidak terbius dengan alunan musik yang begitu kuat terdengar.

Lama kelamaan musik yang terdengar justru bertambah kuat. Seperti ingin memekakkan gendang telinga pendengarnya. Tapi, semua penonton justru bertambah semangat dan bergembira. Para penonton itu mulai melempar-lempar barang berharga mereka ke atas panggung.

Menyadari kalau kelima badut itu sedang menghipnotis seluruh penonton. Sakura dan adik-adiknya langsung melompat naik ke atas panggung. Tanpa bertanya lagi mereka pun langsung menyerang kelima badut yang sedang asyik berjoget.

Tapi, serangan mereka sedikit pun tidak mengenai sang badut. Kemudian, mereka pun melompat kembali. Dan menendang secara beruntun ke arah sang badut. Lagi-lagi mereka berlima terpental hingga terjatuh ke bawah panggung.

Sakura segera bangkit diikuti oleh keempat adiknya. Mereka berlima pun membuat lingkaran. Sakura memberikan anggukan dan dibalas dengan anggukan adik-adiknya. Dengan cepat kelimanya membentuk formasi bunga.

Secara serentak mereka pun berteriak.

"Siap....!!!"

"Kami FPF Five Power Flowers!"

"Beraksi!"

"Berubahlah!"

Dengan kecepatan penuh mereka berlima pun berputar. Meliuk-liukkan tubuhnya. Melompat dengan lincah. Dan melayang dengan begitu ringannya di udara bagaikan bunga yang mekar. Sinar berwarna-warni memancar dari tubuh mereka. Aroma harum bunga tercium di sekelilingnya. Lima jenis bunga secara bersamaan berhamburan dimana-mana. Dan seketika itu juga pakaian yang mereka kenakan berubah menjadi warna warni bunga. Wajah mereka pun tertutup oleh topeng yang berwarna senada.

Kamilah Five Power Flower!

"The Beauty Sakura" (si cantik Sakura)

"The Quiet Camelia" (si pendiam Camelia)

"The White Peony" (si putih Peony)

"The Friendly Allamanda" (si ramah Allamanda)

"The Cute Candy" (si imut Candy)

Five Power Flowers kembali melompat ke udara. Dan kelimanya mengikuti perintah Sakura untuk mengeluarkan cambuk akar pohon.

"Kalian siap.....!!!!!"

"Cambuk akar pohon, muncullah!" dengan cepat cambuk akar pohon muncul di genggaman Five Power Flowers. Lalu, kelimanya berdiri di udara dan menghujamkan cambuk akar pohon ke panggung besar yang ada di dekat mereka.

Seketika itu juga panggung rakyat ambruk ke tanah bersama kelima badut yang masih berjoget. Tanpa menunggu serangan balasan dari sang badut. Sakura pun kembali berteriak.

"Keluarkan lilitan benang sari!"

"Arahkan ke tubuh para badut itu!"

Five Power Flowers mengangkat kedua telapak tangannya. Dan mengarahkannya kepada lima badut yang kini menjadi musuhnya. Perlahan-lahan benang sari keluar dari kedua telapak tangan FPF. Terus keluar, menjalar, melilit dan membungkus tubuh kelima badut itu. Hingga mereka tidak dapat bergerak dan melarikan diri lagi.

Musik dangdut masih juga terdengar. Dan para penonton masih dalam keadaan terhipnotis. Five Power Flowers kembali beraksi. Kelimanya kemudian melompat tinggi ke udara. Dan melayang dengan menggunakan ilmu peringan tubuh.

Lalu, secara bersamaan mereka menaburkan bubuk sari bunga penidur. Hanya dalam hitungan detik, seluruh penonton yang berada di dekat panggung, jatuh lunglai ke tanah. Mereka semua tertidur tidak sadarkan diri. Tapi, mereka telah terbebas dari pengaruh hipnotis kelima badut lucu yang jahat.

"Tugas kita belum selesai," kata Sakura.

"Kita selesaikan malam ini juga, kak!" ajak Camelia.

"Aku sudah dapat lokasi basecamp mereka," Camelia menyerahkan secarik kertas kepada Sakura.

Kertas itu Camelia temukan di dalam kantong putih kumal yang diletakkan Sakura di dalam mobil. Juga buku tulis yang berisi jadwal penampilan para badut di beberapa tempat. Salah satunya adalah di alun-alun kota.

"Bagaimana mereka?" tanya Allamanda seraya menunjuk para penonton yang masih tertidur di tanah.

"Mereka akan segera sadar dan membereskan kekacauan ini!" sahut Camelia.

"Ayo! Berangkat sekarang, hari mulai gelap." Ajak Sakura.

###################################

Lima bersaudara itu pun meninggalkan alun-alun kota. Dan meluncur menuju basecamp yang dimaksud Camelia. Kurang lebih dua puluh menit perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di depan sebuah basecamp.

Sakura dan keempat saudaranya masih berada di dalam mobil. Mereka mengamati sekelilingnya. Tidak ada tanda-tanda kalau para badut itu tinggal di tempat itu. Basecamp yang dimaksud sudah sesuai dengan alamat yang tertera di kertas. Tapi, basecamp yang mereka datangi, layaknya sebuah rumah kosong yang sudah lama ditinggal penghuninya.

"Mungkin alamatnya salah, kak! Tegur Candy pada Camelia. Sejenak Camelia terdiam, kemudian dia mengenakan topeng FPF.

"Oh, tidak...!!!"

"Ini tidak mungkin!" Camelia terlihat sangat terkejut, saat melihat keadaan basecamp.

"Ada apa, dek?" tanya Sakura.

"Kakak lihat apa?" Peony pun penasaran dengan ucapan Camelia.

"Kalian pasang topeng FPF, sekarang juga!" perintah Camelia kepada keempat saudaranya.

Sakura dan keempat adiknya pun memakai topeng FPF. Kelimanya sangat terkejut saat melihat rumah kosong yang ada di hadapan mereka. Ternyata, banyak orang yang keluar masuk rumah tersebut dengan menggunakan kostum badut. Semuanya tampak serupa. Di depan basecamp terdapat tulisan "Basecamp Badut Lucu"

"Hei.....! Siapa kalian?"

"Cepat.....! buka pintu mobilnya!" Teriak salah seorang badut sambil memukul-mukul kaca mobil.

Sakura, Camelia, Peony, Allamanda dan Candy keluar dari dalam mobil. Tanpa melawan mereka mengikuti para badut yang menarik tangan kelimanya. Mereka berlima digiring masuk ke dalam rumah yang mereka sebut basecamp.

Ternyata di dalam basecamp banyak badut yang sedang melakukan atraksi. Melihat kedatangan Sakura dan keempat adiknya. Semuanya menghentikan atraksinya. Dan beralih menatap Sakura dan adik-adiknya dengan tatapan sinis.

Tanpa ada yang memerintah, semua badut itu membentuk lingkaran dan saling berpegangan tangan. Para badut itu mengepung Sakura dan keempat adiknya. Hingga seorang badut bertubuh besar datang. Dia langsung menghardik Sakura dan yang lainnya.

"Kalian terlalu ikut campur!"

"Tamatlah riwayat kalian malam ini!"

Tiba-tiba para badut yang mengepung sakura dan keempat adiknya itu berputar-putar dan terus berputar. Dengan diiringi suara mantra si badut besar.

"Wahai pengikutku!"

"Ikuti mantraku!"

"Sim salabim!"

"Abakadraba!"

"Berputarlah bersama angin!"

"Dan terus berputar!"

"Bunuh mereka semua!"

Si badut besar itu hanya berdiri sambil membacakan mantra. Sedangkan para badut yang lainnya terus berputar sambil mengikuti bacaan mantra si badut besar. Putaran angin itu sangat kuat dan menghempaskan semua yang berada di dekatnya. Para badut itu akan menghabisi Sakura dan yang lainnya tanpa ampun.

Meskipun putaran anginnya sangat kuat, tapi Sakura dan keempat saudaranya dapat bertahan dengan menggunakan ilmu bunga badai. Sehingga mereka berlima tetap berdiri dengan kuat di dalam putaran anginnya.

Menyadari kalau musuh mereka tidak bisa dianggap remeh. Sakura dan yang lainnya langsung bertindak. Secepat kilat mereka berlima keluar dari putaran angin yang mematikan itu. Dan melompat tinggi ke udara. Kemudian dengan cepat mereka saling berpegangan tangan dan membentuk formasi bunga.

Secara serentak mereka pun berteriak.

"Siap....!!!"

"Kami FPF Five Power Flowers!"

"Beraksi!"

"Berubahlah!"

Dengan kecepatan penuh mereka berlima pun berputar. Meliuk-liukkan tubuhnya. Melompat dengan lincah. Dan melayang dengan begitu ringannya di udara bagaikan bunga yang mekar. Sinar berwarna-warni memancar dari tubuh mereka. Aroma harum bunga tercium di sekelilingnya. Lima jenis bunga secara bersamaan berhamburan dimana-mana. Dan seketika itu juga pakaian yang mereka kenakan berubah menjadi warna warni bunga. Wajah mereka pun tertutup oleh topeng yang berwarna senada.

Kamilah Five Power Flower!

"The Beauty Sakura" (si cantik Sakura)

"The Quiet Camelia" (si pendiam Camelia)

"The White Peony" (si putih Peony)

"The Friendly Allamanda" (si ramah Allamanda)

"The Cute Candy" (si imut Candy)

Five Power Flowers langsung membuat putaran lima bunga. Kelimanya berputar dengan sangat cepat di udara. Hingga mengeluarkan dan melempar semua yang ada di dekat mereka. Begitu pun para badut yang segera menjauh dari FPF. Mereka ketakutan akan serangan balik dari FPF.

"Jangan lari!"

"Kita serang balik mereka semua!" teriak si badut besar. Mendengar teriakan ketuanya, para badut itu pun kembali menyerang FPF.

"Serang mereka dengan ledakan bola!" para badut melempari FPF dengan bola berwarna-warni, hingga menimbulkan ledakan di sana sini.

Five Power Flowers juga sudah mempersenjatai diri mereka dengan berbagai senjata andalan yang dapat membunuh pihak lawan. Begitu pun dengan pertarungan kali ini.

"FPF siap.....!!!"

"Serang mereka dengan tombak ranting beracun!" teriak Sakura.

Five Power Flowers pun mengeluarkan tombak ranting beracun yang tersimpan di dalam baju mereka. Tanpa ampun tombak-tombak ranting beracun mereka tancapkan ke tubuh para badut. Hingga satu persatu dari mereka tewas seketika. Tinggallah si badut besar yang hidup.

"Kalian tidak bisa membunuhku dengan senjata itu!" ucapnya dengan penuh kesombongan.

"Terimalah ini!" si badut besar melempar pecahan botol kaca beracun ke arah FPF. Tetapi, FPF dengan lincah menghindari serangan yang mengarah kepada mereka secara bertubi-tubi.

Lalu, si badut besar itu pun menyerang FPF kembali. Serangan cairan kimia beracun yang dapat membakar kulit dan sangat mematikan. Disemprotkannya cairan itu ke arah FPF. Namun, dengan penuh kesigapan FPF membalasnya dengan semprotan cairan madu bunga.

Hingga kedua cairan itu pun bertemu di udara dan meledak, hingga menghancurkan basecamp beserta isinya. Ledakan dahsyat itu mengakibatkan Five Power Flowers terpental jauh keluar dari basecamp. Begitupun dengan si badut besar yang terlempar jatuh di halaman basecamp.

Setelah ledakan mereda. Five Power Flowers pun mencari si badut besar yang tadi bertarung dengan mereka. Ternyata, FPF tidak mendapati tubuh si badut besar. Mereka hanya menemukan tubuh lelaki setengah baya yang tergeletak di halaman basecamp. Lelaki itu juga mengenakan kostum badut seperti si badut besar. Hanya tubuhnya saja yang tidak sebesar si badut besar. Postur tubuh si badut besar dua kali lebih besar dari orang biasa.

Dengan sangat hati-hati Five Power Flowers, membalikkan tubuh lelaki setengah baya yang masih tidak sadarkan diri. Betapa terkejutnya mereka berlima. Ternyata lelaki itu adalah lelaki yang ditemukan Candy di ruang rias.

Tanpa menunggu lelaki itu siuman. Camelia segera menempelkan telapak tangannya ke lelaki tersebut. Ternyata benar, dia adalah lelaki yang sama. Dan dia jugalah yang menjadi si badut besar. Dia telah meminum ramuan berubah wujud, hingga dia menjadi sosok badut yang jahat.

Camelia mengetahui semuanya. Karena, ia berhasil meneliti ramuan yang terdapat di dalam botol kecil, yang disimpan lelaki itu di dalam kantong putih kumal. Dan kini semuanya telah berakhir. Sakura dan keempat adiknya mengantar lelaki itu ke kantor polisi beserta rekaman video kejahatannya.

Sakura, Camelia, Peony, Allamanda dan Candy kembali melanjutkan perjalanannya. Mereka berencana menjemput kakek Dato yang sedang pergi berlibur.