"Kau baru bangun pemalas?"
"Kenapa Senior ada di sini?"
Beruntung otaknya masih mampu berpikir disaat tubuhnya tak berkerja dengan benar. Lihat, Ashley bahkan masih berdiri di antara ruang tamu dan ruang tengah. Tubuhnya sekaku manekin tetapi lututnya selemas kapas.
"Memangnya kenapa?" Simon mengangkat alis. "Lagipula, bukankah aku yang harus bertanya, kenapa kau masih di sini? Kau ada kelas kan?"
Ashley merasakan merinding di sekujur badan. Kenapa orang ini bisa tahu jadwal kelasnya? Tetapi sebelum bertanya, ingatan Ashley berputar. Hanya ada satu orang yang bisa menghubungkan mereka. Orang yang sama memberitahukan jadwal kelas Simon dan memberi akses masuk apartemen mewah, tempat tinggal Simon.
Jadi anggaplah mereka impas.
Hanya saja, rasa penasaran menggelitik bibirnya untuk kembali bertanya.
"Ya aku memang ada kelas, tetapi masih jam satu nanti. Dan, Senior tidak perlu ke sini untuk mengingatkan."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com