Ketika Troy kembali ke kamar setelah menemui Ricki, dilihatnya Carol masih terlelap di balik selimut. Troy menyelipkan tubuh di balik selimut, memeluk tubuh Carol, dan mengecup bahu telanjangnya.
Carol mengerang pelan. "Kau dari mana, Troy?" tanya gadis itu.
"Maaf, aku tadi pergi menemui Ricki," aku Troy. "Kau terbangun?"
Carol membuka mata. "Aku sudah bersiap marah jika kau berbohong," ucapnya.
Troy mengangkat alis. "Apa kau mencuri dengar lagi?" tanyanya.
Carol meringis. "Apa boleh buat? Aku punya trauma tentang itu," ungkapnya.
"Maafkan aku," ucap Troy tulus sembari mengecup puncak kepala Carol.
Carol mendongak dan menjawab dengan kecupan ringan di bibir Troy. "Tapi, kau tampaknya sangat mencemaskan Ricki."
"Aku hanya khawatir," aku Troy. "Karena kita melawan musuh yang belum bisa kita lihat. Karena kita tidak tahu sebesar apa kekuatannya."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com