webnovel

Tadirman (3)

Mungkin kalian bertanya, bagaimana Zaky yakin Dirman bisa menolongnya belajar bahasa Inggris, sementara profesi si bapak tukang bersih-bersih yang notabene kurang berpendidikan?

"Sekali lihat saya tahu lho Bapak pinter bahasa Inggris. Soalnya di saku Bapak ada kamus saku Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris. Guru saya aja kalah. Karena beliau tentengannya HP. Hehehe." Zaky memberitahu Dirman alasan ia bertanya bahasa Inggris pada si cleaning service.

Dirman tersipu, karena kamus saku itu pemberian si cantik Kara, katanya bekas kamusnya di zaman SMP dulu. Benda itu sangat menarik di mata Dirman, maka ia membawanya di sakunya ke mana pun ia pergi, karena buku kecil itu dianggapnya tanda perhatian sang idaman hati.

Perhatian sebagai sesama teman, Dirman. Ia kembali mengingatkan dirinya. Apapun, kamus hadiah dari Kara ada hikmahnya. Dirman makin pintar berbahasa Inggris, karena buku kecil itu juga mengajari percakapan dasar Bahasa Inggris, dan saat jam istirahat, Dirman menyempatkan diri membuka dan membaca-bacanya. Akhirnya beberapa teman Zaky yang lulusan SD dari daerah ikut-ikutan bertanya bahasa Inggris, dan agar tak mempermalukan reputasinya sebagai guru kecil, Dirman terpacu makin memyempurnakan bahasa Inggrisnya.

Apalagi ada kabar gembira dari sekolah di seberang SMP SMA Jaya Mada. Sekolah negeri itu membuka kelas sore dan kelas malam untuk kejar Paket A, B, C, dan ujian kesetaraan ijazah SMA. Yang terakhir ini yang melegakan Dirman. Bukankah ia sudah hampir menamatkan SMA saat dipecat dari sekolah? Ia tidak perlu mengulang lagi selama tiga tahun, dan cukup mempersiapkan diri untuk ujian kesetaraan.

Bila lulus, ijazah SMA akan jadi miliknya, mungkin ia bahkan bisa lolos menjadi petugas kliring di bank dengan gaji lumayan. Sayangnya, buku-buku teks pelajaran SMA-nya sudah diloak sejak lama. Maklum, Dirman meninggalkan bangku SMA sudah sembilan tahun lalu, dan rumah petaknya terlalu kecil untuk menampung banyak barang.

Oh ya, di perpustakaan bisa pinjam buku pelajaran! Dirman sesaat gembira, namun hatinya mencelos saat sadar, ia tidak punya kartu perpustakaan yang cuma diperuntukkan bagi siswa siswi sekolah Jaya Mada. Aduh, masak sih ia harus curi-curi cuma untuk baca buku di perpustakaan?

Alhasil, Dirman benar-benar mencuri-curi di perpustakaan. Tepatnya saat tidak bertugas mengepel di perpustakaan pun, berhubung petugas kebersihan di sekolah ini ada beberapa orang, Dirman menyempatkan diri masuk, pura-pura bersih-bersih sembari membolak-balik buku teks SMA dan membaca secepat kilat.

Ulah Dirman akhirnya menarik minat penjaga perpustakaan. Kebetulan perempuan pustakawan itu keponakan kepala sekolah, dan segera laporannya ditanggapi yang berwenang. "Ya, Dit. Terima kasih laporannya. Selama tidak mengganggu tidak usah kamu tegur dulu. Tapi akan saya pikirkan solusi terbaiknya. Terima kasih sekali lagi, ya."

Sang kepala sekolah, namanya Dewanto, lebih akrab disapa Pak Dewan, membuka-buka lemari bukunya. Ruang kerjanya lapang, lemari bukunya ada empat, koleksinya lumayan beragam, mirip perpustakaan pribadi yang kecil. Dipikir-pikir, selama jam istirahat ia banyak bersantai di ruang makan guru. Jadi, apa salahnya bila koleksi bukunya dimanfaatkan Dirman yang gemar membaca?

Seorang cleaning service yang semangat belajarnya tinggi pastinya sangat langka. Dewanto diam-diam membaca riwayat hidup Dirman di kantor personalia, dan memang ijazah SMP-nya memuaskan nilainya. Apalagi terdengar kabar petugas kebersihan itu pintar berbahasa Inggris, karena beberapa kali bertegur sapa dengan guru Bahasa Inggris yang berkewarganegaraan Australia. Guru bule itu pun memuji Dirman yang dinilainya punya semangat belajar menggebu.

Maka, singkat cerita, Dirman dipanggil menghadap ke ruangan kepala sekolah. Gugup bercampur bingung, karena tak yakin tujuan kepsek memanggilnya tiba-tiba. Alhasil, Dirman berdiri canggung seakan disidang langsung dewan juri kontes. Apalagi sang kepsek punya nama sangar, Dewanto Imantara. Katanya pula, kepsek ini tegas sikapnya, wataknya lumayan keras, walaupun hatinya bijaksana.

Kira-kira, Dirman harus berkata apa untuk menyenangkan sang kepala sekolah galak?

Kira-kira ada maksud tersembunyi gak ya di balik kebaikan pak kepsek ini?

danirasiva80creators' thoughts