webnovel

Sangat Suka

Ruangan yang kemarin malam gelap sekarang mulai terang. Cahaya matahari menembus jendela kaca yang berada tidak jauh dari dari ranjang tempat sepasang insan masih tertidur nyenyak.

Perlahan mata Leanore mulai terbuka. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya merasa silau karena terangnya sinar yang mulai memancar.

Bangun tidur kali ini tidak seperti bangun tidur biasanya. Kali ini ada seseorang yang memeluknya sampai membuatnya tidak bergerak.

Lord terdiam sebentar, gadis itu memandangi wajah tampan Leanore yang tengah tertidur. Leanore mengernyikan dahinya bingung. Kenapa Lord bisa ada di sini?

Matanya beralih menatap tubuh bagian atas Lord yang terbuka, matanya sedikit melebar, gadis itu menatap pakaiannya. Siapa tau Lord benar-benar berbuat macam-macam padanya kemarin malam.

Leanore mengehela napas lega ketika pakaian yang dipakainya kemarin masih utuh.

Kemarin?

Leanore mengerutkan keneningnya, mencoba mengingat-ingat apa yang di lakukannya kemarin sampai-sampai Lord tidur dengannya di sini.

Leanore menggigit bibir bawahnya ketika ingat apa yang di lakukannya kemarin. Ya Tuhan ... ternyata ia memiliki sisi liar yang terpendam dan langsung keluar hanya karena meminum seteguk alkohol?

Leanore melepas selimut yang membungkus tubuh mereka berdua, lebih tepatnya yang membungkus dirinya, juga melepas tangan Lord yang sedari tadi melingkar erat di perutnya. Gadis itu turun dari ranjang untuk membersihkan diri. Leanore sangat malu sekarang. Apa ia cukup agresif kemarin malam?

Lord memandangi gadis itu dari jauh, ia memang sudah bangun sedari tadi. Hanya saja ia masih belum ingin membuka mata.

Tak lama menunggu, kini Leanore keluar dengan menggunakan handuk yang melilit di tubuhnya. Leanore berhenti sejenak ketika menemukan Lord tengah terduduk mengatapnya dengan alis terangkat. Leanore memandangi tubuhnya sejenak sebelum menepuk meringis pelan.

Leanore dengan cepat mengambil pakaiannya di dalam lemari dan hendak masuk ke kamar mandi kembali, tapi niatnya harus terhenti ketika melihat Lord kini berjalan mendekati.

Pria itu berdiri menjulang tinggi di hadapan Leanore. Lord memandangi tubuh gadis itu dari bawah ke atas dengan tatapan yang tetap datar. Leanore menggigit bibir bawahnya terlihat malu.

"Kau di sini saja. Aku yang akan pergi ke kamar mandi." Setelah mengucapkan itu, Lord langsung berlalu dari hadapan gadis itu. Tak lama masuk di sana, suara gemericik air pun terdengar.

Leanore menghela napas panjang, dan dengan cepat gadis itu memakai pakaiannya sebelum Lord kembali keluar dari kamar mandi.

Leanore kini memandangi dirinya di depan cermin meja riasnya, gadis itu mengambil sisir dan menyisir rambutnya yang masih basah. Sebagai polesan terakhir, Lyora memakai bedak di wajahnya.

Selesai.

Gadis itu tersenyum manis, memandangi dirinya yang sudah selesai mandi. Ah! ia sangat segar sekali pagi ini.

Ceklek!

Leanore menoleh, menatap Lord yang baru keluar dari kamar mandi.

Leanore tersenyum manis menatap pria itu, Lord semakin hari semakin tampan saja. Bukannya balas tersenyum Lord malah menaikan alisnya dan berjalan keluar dari dalam kamar.

Leanore yang melihat itu tersenyum kecut, gadis itu berdiri dari duduknya, mengikuti langkah Lord yang saat ini melangkahkan kakinya menuju dapur.

Lord mendudukan dirinya di kursi meja makan, menatap Leanore yang saat ini juga ikut mendudukan dirinya di kursi seberang pria itu.

"Masak."

Leanore mengerutkan keningnya bingung, gadis itu tidak mengerti dengan ucapan singkat Lord.

"Aku lapar."

Leanore yang langsung menangkap maksud Lord langsung berdiri dari duduknya, gadis itu berjalan menuju kulkas, memeriksa bahan-bahan makanan.

Lord terus memperhatikan gadis itu, saat ini ia memang ingin memakan masakan buatan gadis itu.

Tanpa sadar Lord tersenyum samar, ia terus memperhatikan gadis itu.

Tak lama, Lord beralih mengambil ponsel dari sakunya dan memainkannya sambil menunggu Leanore selesai memasak.

***

"Kau ingin ke kantor?" tanya Leanore sambil menatap Lord yang saat ini sedang me-lap bibirnya dengan serbet.

Lord terdiam sejenak, pria itu beralih menatap gadis itu yang juga tengah menatap ke arahnya.

Riyonal menggeleng, "Tidak."

"Hari ini kau juga tidak usah ke kantor."

"Tapi aku ada pemotretan hari ini," tolak Leanore.

Riyonal menatap gadis itu dengan tatapan tajamnya "Tidak usah pergi. Besok saja. Di sana, aku boss-nya."

Setelah mengucapkan itu, Lord langsung meminum air dari gelas kaca.

Leanore mengangguk pasrah, gadis itu tidak ingin menentang permintaan Lord lagi. Lyora pun mulai memakan makanannya dengan kepala menunduk.

Lord menghela napas menatap Leanore yang saat ini tengah menunduk.

Pria itu berjalan mendekati Leanore dan mengecup pelipis gadis itu. Hal itu membuat Leanore langsung mengangkat wajahnya, menatap Lord yang saat ini tengah menatapnya dengan tatapan lembut.

Tangan Lord mengelus lembut puncak kepala gadis itu.

"Aku hanya khawatir," gumam Lord dengan suara kecil. Hal itu membuat Lyora mendongak, gadis itu akhirnya tersenyum manis dan mengangguk.

Lord mendudukan dirinya kembali

di kursi samping gadis itu, memperhatikan Leanore yang terus memakan makanannya.

***

"Aku pergi," pamit Lord sambil masuk ke dalam mobil.

Saat Lord hendak masuk ke dalam mobil, Leanore langsung menarik pergelangan tangan pria itu.

Lord menghentikan langkahnya, pria itu menoleh dengan alis terangkat.

"Tidak bisakah tinggal di sini lebih lama?" pinta Leanore tanpa malu. Gadis itu memang terlalu bosan sendiri di rumah, dan dia juga sudah merasa nyaman dengan keberadaan Lord di sisinya. Nyaman dan aman.

Lord terdiam, pria itu menatap lekat gadis itu yang kini sedang menatapnya dengan tatapan memohon.

Lord menarik tangan Leanore dan membawanya masuk ke dalam mobil. Hal itu sontak membuat Leanore mengerutkan keningnya bingung, namun tak ayal ia ikut dengan pria itu.

"Kita mau kemana?" tanya Leanore dengan kening yang mengerut bingung.

Lord tak menjawab, pria itu hanya terus menatap ke depan tanpa mengalihkan tatapannya sedikitpun pada gadis itu.

Leanore menghela napas panjang, gadis itu kembali menutup mulutnya rapat-rapat ketika Lord tak kunjung menjawab ucapannya.

Kini mobil yang di tumpangi Lord, berjalan ke arah hutan-hutan. Gadis itu semakin mengerutkan keningnya.

"Kita mau kemana?"

Lord melirik sekilas gadis itu sebelum benar-benar menjawab

"Diam dan lihat saja," tukas Lord dengan terus menatap lurus ke depan, pria itu terlihat fokus mengemudi mobilnya.

Leanore mengangguk kecil, wajahnya kembali menatap ke depan, menunggu hingga mobil sampai ke tempat tujuan.

Kini, mobil yang ditumpangi Lord berhenti tepat di sebuah danau yang sangat luas.

Leanore tercengang, danau itu sangat indah, ia menyukainya dan ia juga sedikit familiar dengan danau itu.

"Ini ...."

Lord menarik tangan Leanore dan menuntun gadis itu untuk membawanya mendekat ke tepi danau.

Lord mendudukan dirinya di kursi yang ada di dekat danau itu, begitu juga dengan Leanore.

"Kau suka?" tanya Lord sambil memperhatikan danau itu.

Leanore mengangguk cepat, "Aku suka, sangat suka." Gadis itu terus menyaksikan pemandangan itu dengan menyandarkan kepalanya pada bahu Lord.

"Hanya saja, aku seperti pernah pergi ke tempat ini. Tempat ini terasa sangat familiar," aku Leanore dengan jujur.

Lord tersenyum tipis membalas ucapan Leanore. Pria itu kembali menatap ke depan dengan, menyaksikan danau indah itu.

"Aku senang mendengarnya." Lord menoleh, menatap Leanore yang saat ini juga sedang menatapnya.

***

Bersambung.