webnovel

FAKE LOVE Eunhyuk-Jinhye

Cinta yang berawal dengan kebohongan. Pernikahan yang di dasari dengan kepalsuan. AKANKAH SEMUA ITU BISA BERTAHAN? Jika Jinhye berpikir bisa mempermainkan sebuah pernikahan dengan kepalsuan, dan kebohongan maka dia yang akan menelan akibat dari kebohongan itu. Tak ada siapapun di dunia ini yang bisa hidup dengan bahagia jika penuh dengan kepalsuan. novel EUNHYUK-JINHYE

Verradyta_Hyuk · Politique et sciences sociales
Pas assez d’évaluations
19 Chs

Inilah Rasanya (11)

Benhill Apartemen, Gangnam- Seoul.

EUNHYUK POV ON

Aku sampai di rumah yang ku tempati selama tiga bulan ini saat jam berada di angka tujuh pagi, semalam aku memang menginap di rumah Chanyeol setelah puas minum soju dan mengobrol dengan nya.

Tempat luas yang lebih mirip neraka untukku ini sepi, aku menatap seisi ruang tamu yang luas di apartemen ini lalu menghela nafasku, percuma saja jika tempat ini mewah dan berharga jika bagiku sudah mirip sangkar emas, tapi berisi penderitaan untukku.

Wajar jika aku masih berpikir seperti itu, karena tiba tiba kebebasan ku seakan di renggut, aku kehilangan kekasihku karena perjanjian pernikahan palsu ini.

Cklek.....

Pintu sebuah ruangan yang aku tahu adalah ruang kerja wanita itu terbuka, sebenarnya statusnya adalah istriku namun aku tak pernah memanggilnya seorang istri, dialah dalang dari semua penderitaan ku.

"Kau sudah pulang?"

"Aku~ aku akan berangkat ke kantor hari ini, tenang saja" Aku mengambil jas hitam lusuh yang ku lempar di sofa tadi.

"Tidak perlu, penampilan mu sekacau itu kau yakin bisa bekerja nanti? Ambil saja cuti hari ini"

Wanita itu mendekap lengan nya memperhatikan aku, dia sudah rapi dengan dress terusan mocca selutut yang cukup ketat, dan sebuah tas mahal berbranded prada di tangan nya, semua yang di kenakan terlihat pantas dia pakai dan pastinya harga nya juga mahal. Namun aku rasa meski memakai pakaian murah sekalipun wanita itu akan tetap terlihat cantik, itulah kelebihan nya namun sama sekali tak bisa membuatku sedikit saja melupakan ulah nya.

"Aku takkan melupakan kewajiban ku sebagai pegawai Park company, tenang saja direktur Park" Aku berdengus lalu berjalan ke arah tangga tentunya menuju kamarku yang letaknya bersebelahan dengan kamar wanita itu, tanpa menoleh lagi.

"Jinhye, ah kau sudah siap? Hm hari ini kau cantik sekali, Ayo kita berangkat" Suara bass seorang pria di rumah ini menarik atensiku, aku yang sudah melangkah di tangga otomatis menoleh, dan sebuah pemandangan yang membuat aku terkejut adalah Cho Kyuhyun itu yang tiba tiba nyelonong masuk ke rumah kami, membelai rambut wanita itu lalu menggandeng tangannya, wajah Park Jinhye itu kenapa jadi merona seperti itu.

"Hm~ apa kau sudah sarapan? Tadi aku hanya sempat membuat susu"

"Kita sarapan di luar saja, kau ingin makan dimana?"

"Hazel cafe, ah aku suka roti isi daging nya"

"Permintaan di kabulkan tuan putri"

Aku terdiam, menatap dua orang itu, yang mungkin mereka anggap tak ada.

hey bukankah aku ini suami wanita itu, apa Cho Kyuhyun tak takut berbuat seperti itu di depanku?

"Ah maaf Eunhyuk-ssi aku bawa Jinhye dulu ya, kami akan sarapan di luar dan berangkat duluan, sampai ketemu di kantor" Dan Aku hanya diam seperti orang bodoh saat dua orang itu berjalan keluar ke pintu rumah dengan tangan bergandengan. Brengsek, mereka menganggapku apa tadi? Hantu atau patung hidup.

"Ahk sialan! Masa bodoh!"

Aku berjalan masuk ke kamarku, melepasi kemeja putihku yang kusut dan melemparnya dengan kesal, dengan bertulak pinggang aku mengingat semua yang baru saja terjadi, kenapa dua orang itu langsung membuat mood ku buruk lagi dengan hanya pamer bergandengan tangan.

*

*

Hari ini aku memang masuk bekerja, namun demi tuhan aku benar benar tak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaan ini, beberapa kali Jieun masuk membawakan file yang harus aku bubuhi tanda tangan, lalu membuatkan kopi dan kali ini dia berdiri di belakang ku memijit bahuku dengan lembut.

"Oppa kenapa? Hari ini seperti nya kau tak semangat hm, apa kau ada masalah lagi dengan istrimu?"

"Anniya, gwenchana" Aku menggeleng malas, karena memang tak ada masalah apapun dengan Park Jinhye, yang bermasalah itu aku. Perasaanku.

"Aku ingin sendiri, kau boleh pergi makan siang di kantin"

"Oppa tak ingin makan dulu? Wajahmu sedikit pucat lho"

"Nanti saja, aku masih kenyang"  Aku menggeleng sembari menyodorkan map file yang dia bawa tadi, meskipun Jieun masih keheranan namun aku benar benar tak mau di ganggu kali ini.

Dengan sedikit kesal sekertarisku itu keluar begitu saja setelah aku menolak juga makan siang bersama, selera makan ku hari ini rasanya lenyap entah kemana. Dengan wajah frustasi aku mengambil lembaran dalam amplop coklat berisi paket liburan dan tiket pesawat ke Paris, hadiah bulan madu dari mertuaku yang belum di pergunakan, sialnya aku merasa bingung akan ku kemanakan benda benda ini.

"Kau menolak pergi ke Paris Hyung? Bukankah pergi ke sana itu impian mu haha kau dulu sampai berkhayal akan menjadi penyanyi di kota itu"

"Aku tak menyukainya jadi takkan pergi kesana dengan wanita monster itu"

"Kau yakin?"

"Yakk...apa maksudmu Chan, hah?"

"Jujur saja saat menghadiri pernikahanmu dengan Donghae hyung kami sempat takjub dengan istrimu itu, hm dia cantik sekali"

"Mwo??"

"Hey?...kenapa terkejut begitu hm? Jadi kau belum sadar jika istrimu itu sangat cantik hyung, Donghae hyung bahkan bilang jika seleramu itu mengejutkan"

Aku tersenyum dengan sindiran Chanyeol kemarin malam, benar sih jika di lihat lihat Park Jinhye memang cantik, aku juga tahu jika banyak sekali pegawai pria di perusahaan ini yang mendambakan nya, lalu kenapa aku tak bisa melihat poin itu

Ah sialnya aku kesal lagi saat mengingat ulahnya pada hidupku.

Omong omong soal kota Paris, itu memang tempat impianku untuk bertandang bahkan aku ingin menetap di sana, namun jika harus pergi dengan Park Jinhye ke sana rasanya aku takkan sanggup.

*

*

Siang ini aku berpikir pergi ke cafe sendiri saja, menghabiskan kopi kesukaan ku dan menenangkan otakku yang seperti benang kusut, ketika aku akan masuk lift sebuah suara yang sangat familiar terdengar dekatku, dan sialnya itu mereka lagi.

"Jinhye.....aku rasa kau harus segera menceraikan nya? Kau tahu kan perjanjian pernikahan kalian itu tinggal tiga bulan lagi" Cho Kyuhyun sialan itu berdiri dengan santainya di dekat lift, dan mengatakan sesuatu yang membuat telingaku panas, sepertinya dia sengaja, bahkan Jinhye terkekeh dengan tanpa dosa memainkan dasi pria itu dengan mesra.

"Tunggu waktu yang tepat saja, aku takut papa dan mama akan curiga jika aku terlalu cepat bercerai dengan nya"

"Cih apa yang kau harapkan dari suami semacam dia? Aku lebih pantas menikah dengan mu daripada Lee Hyukjae itu"

Aku meremas tanganku, Jinhye memang berdiri membelakangiku, dia takkan tahu jika aku di sini, namun Cho Kyuhyun itu dia pasti melihatku. Pria brengsek itu menyeringai, mengacak rambut Jinhye lalu merangkul wanita yanh sebenarnya milikku, bukankah suaminya itu aku.

"Hm makanan Sefood tadi enak ya, hari ini aku makan banyak"

"Lain kali aku akan membawamu ke restoran seafood di Incheon kau pasti suka?"

Kelakuan mereka berdua, kenapa hari ini seperti membuat tandukku ingin keluar saja.

Karena Cho Kyuhyun itu tahu soal perjanjian kami, lalu dia seenaknya saja mengatur Park Jinhye. Aku berdecih, jangan harap bisa bercerai karena aku takkan rela membiarkan bajingan itu memiliki bekas wanitaku.

"Ah kajja kita ke ruangan mu sekarang, aku punya hadiah untukmu"

"Jinjja? Huwah apa? Kau membuatku penasaran saja"

Sebut saja dua orang itu tak punya malu, para pegawai di tempat ini yang melihat mereka sampai melongo karena aku hanya diam saja membiarkan istriku di gandeng oleh pria lain yang notabene sahabatnya.

EUNHYUK POV OFF.

*

*

*

*

"Bagaimana aktingku tadi, meyakinkan tidak?" Jinhye sampai tak tahan tertawa karena sikap pede Kyuhyun yang terlihat berlebihan, wanita itu bahkan menunjukkan dua jempolnya.

"Kau lebih pantas jadi artis drama korea, daripada manager pengadaan di dept store, astaga aktingmu tadi the best"

Pria tinggi itu tertawa, lalu melepas jas nya dan duduk di sofa, namun wajah Jinhye masih saja murung.

"Kenapa lagi sih? Bukankah semua sudah berjalan lancar sampai sekarang hm?"

"Kyu-a tadi sepertinya tak mempan, Lee Hyukjae itu bahkan hanya diam saja melihat sikap mesra kita, argh eonni Jihyun benar aku harus bercerai saja dengan nya. Dia tak menyukaiku sama sekali"

"Kau menyerah?"

"Tidak sih"

Jinhye menggeleng menopang lengan nya, hampir saja menangis. Kenapa jadi dia yang merasa menderita begini, padahal tujuan nya memaksa pria itu dengan jabatan dan uang hanya untuk lepas dari perjodohan dengan Oh Sehun, lalu kali ini Jinhye benar benar kena batu nya.

"Dia menatapku dengan tajam, aku yakin dia marah pada ku haha~"

Kyuhyun menyahut berusaha menghibur, meski dia sebenarnya malas membantu Jinhye dengan ide aneh itu, dan terkutuklah Kim Yesung yang memberikan ide menyebalkan itu pada nya.

Kemarin malam saat Hyukjae belum pulang bahkan tak pulang semalaman dia memang mengundang tiga teman nya itu ke apartemen nya, makan malam bersama dan Jinhye bisa curhat banyak hal pada sahabat sekaligus sekertarisnya itu. Yesung bilang jika Lee Hyukjae itu sedikit tak peka, namun dia juga yakin jika ide nya itu bisa membuat dugaan nya itu terbukti.

"Dia itu pria normal, setiap hari melihatmu dan berinteraksi dengan mu meskipun dia banyak menghindar tapi aku yakin tak ada pria normal yang bisa menolakmu"

Ucapan Yesung itu sedikit membuat sugesti pada Jinhye, dalam pikiran nya dia ingin membuktikan seperti apa pria itu menganggapnya selama ini, benar benar istri kontrak atau ada yang lain.

"Kyu-a, jika dia memang tak memiliki perasaan apapun padaku, apa aku bisa merelakannya?" Kyuhyun menghela nafasnya, dalam hati dia mengutuk diri lagi kenapa rela terlibat dalam cinta segitiga ini, jujur dia juga ingin memiliki Jinhye namun sahabatnya itu pasti akan langsung menolak cinta nya jika dia jujur lagi.

"Kau tahu tidak jika aku masih menunggumu?"

Jinhye menoleh lalu menggeleng kaget, dia tak suka jika Kyuhyun menyinggung soal itu lagi. Baginya tetap saja sejak mereka masih kuliah hingga detik ini Kyuhyun adalah sahabat yang sudah dia anggap kakak sendiri.

"Jangan mulai lagi Cho Kyuhyun!"

"Nde aku tahu, sampai kapanpun aku takkan bisa menaklukkan hatimu, beda dengan cecunguk itu yang baru lima bulan kau kenal sekarang sudah membuat mu jatuh cinta setengah mati" Kyuhyun bicara sinis, sakit juga hati Jinhye saat mendengar itu. Dia sebenarnya tak sampai hati menyakiti sahabatnya, namun Jinhye juga takut jika menjadikan Kyuhyun pelarian cinta nya.

"Tapi aku tetap akan membantumu, melihatmu bahagia itu lebih penting daripada egoku"

"Terima kasih Kyu-a"

Kyuhyun tersenyum memegang kedua bahu Jinhye yang berdiri di depan nya dan hanya setingga dada nya, wanita mungil cantik yang membuatnya tergila gila.

"Kira kira apa dia akan membalas perasaan mu? Hm~ aku rasa perlu sedikit testing soal itu"

"Testing?"

"Nde dengan ini~"

Jinhye mengerjapkan mata heran, namun langsung tersentak begitu merasakan material empuk menyapu bibirnya, Cho Kyuhyun mencium nya tepat di bibir, dan Jinhye sampai hampir terhuyung jatuh saking kaget nya.

Brakk....

"Direktur kau?! Ahk~"

Tepat saat itu pintu ruangan nya terbuka, dan membuat dua orang yang tengah berciuman itu menoleh kaget. Wajah Jinhye langsung berubah shok begitu menyadari bagaimana posisinya saat ini dengan Cho Kyuhyun, gila kenapa dia tak sadar jika tengah di peluk pinggang nya oleh sahabat jahilnya itu.

"Ah.....maaf aku kira kau sakit dan~ ternyata~"

Lee Hyukjae tak melanjutkan ucapan nya, berdiri di depan pintu itu, kaget setengah mati namun berubah melotot kesal saat Kyuhyun malah tersenyum miring setelah berhasil mencium bibir Jinhye.

"Gwenchana, urusanku dengan nya sudah selesai, masuklah Eunhyuk-ssi"

Dia mengusap bibir Jinhye yang basah karena ciuman nya barusan.

"Aku pergi dulu, ah selesaikan urusan mu dengan istrimu, sampai jumpa Eunhyuk-ssi"

Kyuhyun menepuk bahu pria itu, lalu keluar dari ruangan itu, saat Hyukjae di tempatkan di cabang dept store Jeju Kyuhyun memang sudah tahu pria itu.

Lalu di balik pintu dia tersenyum pada Han Jihyun yang terlihat cemas begitu melihat Hyukjae menerobos pintu ruangan itu tadi.

"Kau gila hah? Kenapa menyuruhku menghubungi suami nya lalu bilang Jinhye pingsan!?"

"Agar dia kesini, kau lihat ekspresi panik nya tadi noona haha aku ingin tertawa lagi"

Kyuhyun menyahut santai, memasukkan dua tangan nya kesaku celana kain nya.

"Dia benar benar ke sini kan? Itu karena dia juga ck mencemaskan Jinhye....dasar mereka pasangan idiot" Wajah Han Jihyun berubah sebal, teman nya satu ini lebih gila ide nya daripada Yesung, suami nya.