webnovel

F*cking Fake (BTS Fanfiction)

Mature untuk gore dan murder content.. Bagi yang tidak menyukai adegan nikmat yang menyakitkan dan mematikan.. JUST STAY AWAY.. Kisah kebahagiaan Kim Seokjin dibalik topeng kepalsuan.. "Seokjin.. Aku benar-benar mencintaimu.. Bisakah kau membalas perasaanku?" -someone "Tentu.. Tapi biarkan aku menggali lubang untukmu dulu.." -Kim Seokjin Karena tidak semua dari 'mereka' akan menunjukkan sisi lainnya secara terang-terangan..

SeokMilkyWay · Livres et littérature
Pas assez d’évaluations
2 Chs

Innocent? Really?

"Selamat pagi Seokjin hyung.." Jimin menyapa Seokjin yang sedang memasak di dapur dengan nada riang seperti biasanya..

Mengeluarkan sebuah kamera untuk merekam hyungnya yang sedang sibuk berurusan dengan alat apur dan bahan makanan tanpa ada niat untuk membantunya sedikitpun..

Seokjin hanya tersenyum, ia mengerti sangat bagaimana para anggotanya, apalagi Park Jimin..

pemuda Park itu sama sekali tidak memiliki ketertarikan untuk membantu Seokjin memasak..

Yang biasa ia lakukan hanya merekam kegiatan dapur yang Seokjin lakukan..

"Kau masak apa hari ini?" Jimin menyurut Seokjin tepat diwajahnya..

Seokjin menunjukkan senyum manisnya pada kamera..

"Sup pedas ala Kim Seokjin dan nasi panas.. waaww.." menyisipkan tawa khasnya diakhir kalimat, membuat Jimin ikut tertawa dengan kedua mata yang menutup..

"Kau lucu sekali hyung.. Astaga.." Jimin mematikan kameranya, meletakkan kamera kesayangannya diatas meja makan.. "Aku akan bangunkan yang lainnya.." Seokjin yang sedang mengaduk sup merah yang mendidih mengangguk menanggapi perkataan Jimin..

Setidaknya Jimin membuat dirinya berguna pagi ini..

Seokjin memperhatikan sup merah yang tampak meletup-letup didalam panci besar..

Sebelah bibirnya terangkat, menunjukkan seringai jahat yang belum pernah ia tunjukkan didepan umum dan didepan keluarganya sekalipun..

Kim Seokjin..

Anggota tertua BTS, boygroup yang kini sedang berada di puncak kejayaannya memang sama sekali tidak pernah menampilkan wajah jahat atau terkesan menyeramkan pada masyarakat umum..

Statusnya sebagai seorang idola memaksanya untuk selalu bersikap manis dan ramah..

Selalu memaksanya tertawa meski ia sendiri tidak ingin melakukannya..

Selalu memintanya melakukan hal yang sama sekali tidak suka ia lakukan..

Selalu mendesaknya untuk menunjukkan sisi pemuda yang pantas untuk dikagumi..

Siapa yang tau isi dalam hati dan kepala Seokjin yang sebenarnya?

Tidak ada..

Selain dirinya dan Tuhan..

Eeeuummm..

Juga para korbanya?

"Gadis kecil bodoh.. Aku tidak sengaja menenggolmu tadi pagi dan kau malah menangis seperti orang kesetanan.." mengangkat sendok sayurnya, menyendok potongan daging yang terlihat merah karena bumbu yang ia masak bersama dengan daging tersebut.. "Untung saja tidak ada yang melihatku menggorok tenggorokanmu.." memasukkan sendoknya kembali kedalam kuah pedas, lalu mengaduknya perlahan.. "Tapi aku berterimakasi padamu.." mematikan kompor karena Seokjin merasa masakannya sudah masak.. "Berkat dirimu.. Aku mendapatkan daging dengan kualitas terbaik tanpa harus mengeluarkan uang banyak.." mengangkat panci dari kompor..

Seokjin meletakkan panci panas itu diatas meja makan setelah sebelumnya meletakkan alas kayu pada permukaan meja kaca itu..

Baiklah..

Meja makan sudah tertata sangat rapi..

Tinggal menunggu adik-adiknya yang masih dibangunkan oleh Jimin..

"Bagus.. Kali ini rasa masakanku pasti berbeda dari biasanya.." melepas celemek yang ia gunakan, meletakkannya didalam mesi cuci..

Seokjin mencuci tangannya lalu duduk pada salah satu kursi, kedua tangannya terlitap rapi diatas permukaan meja..

Makhluk Tuhan yang terlihat sangat polos tanpa dosa..

Sangat murni dan bersih..

Sangat putih dan lembut..

Sangat halus dan rapuh..

Sangat berbahaya dan mematikan..

Seokjin adalah makhluk Tuhan yang sangat pandai menutupi api didalam kain putih..