webnovel

Bab Satu

Kehidupan merupakan sebuah anugerah, ada sebagian orang berfikir bahwa kehidupan adalah bencana dan ada sebagian orang yang menikmatinya. Namun kenyataannya sebagian besar merasa terjebak dalam kehidupan yang harus dijalankan. Dan orang-orang yang terjebak ini akan terus terjebak dengan keadaan itu, selama mereka tidak bertindak.

Pikir Daniel dalam renungannya. Menyesap secangkir kopi kesukaannya di depan taman halaman rumah. Sembari membaca beberapa lembar halaman berita untuk mengamati dan memperhitungkan kemungkinan terbaik untuk membuat keputusan bisnis yang sesuai dengan permintaan pasar untuk hari ini. Di new York tak ada satupun yang tak segan dengannya. Nama Daniel terkenal di segala penjuru kota New York. Sebagai pemilik saham beberapa lembar-lembar surat berharga. Kebiasaannya yang rajin mendonasikan beberapa hartanya untuk panti-panti asuhan dan organisasi kemanusiaan. Tak hanya membuatnya namanya identik dengan pengusaha sukses. Dan bahkan namanya bertambah pengusaha sukses dan dermawan. Nama dan kekayaan yang besar sempurna membuatnya menjadi sosok yang berpengaruh di kota New York. Semua pencapaian Daniel sekarang tak luput dari perjuangan yang begitu keras yang mengorbankan tenaga, air mata bahkan darah.

Sebenarnya Daniel tak memiliki waktu yang banyak untuk menikmati kopi pagi sembari duduk di halaman rumahnya seperti yang dilakukannya hari. Karena Daniel memiliki jadwal yang begitu padat untuk bisa bersantai, urusan bisnis. Bertemu dengan beberapa klien dan pejabat-pejabat penting. Untuk memuluskan bisnis-bisnis seperti club, beberapa peredaran minuman keras dan senjata api yang membuat aset-aset yang dimiliki semakin besar terus berkembang. Namun beberapa pertemuan penting itu harus Rescheduled. Daniel tidak bisa berbisnis dengan fokus, jika kedua orang tuanya belum pasti mendapatkan pelayanan terbaik. Sebenernya Daniel bisa menyuruh anak buahnya yang banyak itu untuk membuat kedua orang tuanya bak raja dan ratu. Namun tak ada satupun yang bisa menggantikan perannya untuk tersenyum dan memeluk mereka. Satu senyuman dan pelukan Daniel hanya dimiliki oleh Daniel. Dan itu lebih berharga dari apapun yang dimiliki oleh Daniel.

Orang tua Daniel akan tiba di John F. Kennedy airport sekitar pukul sepuluh pagi dan diperkirakan akan akan tiba siang dirumahnya. Beberapa masakan dan wine disiapkan untuk menyambut mereka.

" Tak ada satupun debu yang terlihat." Teriak Daniel kepada pembantunya. Yang berarti semua harus sempurna. Dan memanggil pegawai yang mempersiapkan semua pestanya nanti malam.

"Saya ingin pesta ini, menjadi pesta paling mewah. Saya tidak peduli berapapun biaya yang diperlukan." Dengan tatapan tegas dan suara khas Daniel. Daniel kembali berjalan ke halaman rumahnya untuk melanjutkan menyesap kopinya. Ditengah menikmati kopi pesan dari Deddy menyelip disaat dia sedang fokus memperhatikan berita-berita di smartphone nya.

"Kami akan segera sampai di airport." pesan ayahnya di smartphone Daniel

Dia hanya membalasnya dengan emoticon senyum.

Hari ini Daniel hatinya begitu tenang. Bisnis yang ia berkembang begitu pesat. Kedua orang tuanya masih terus menemaninya. Meskipun kedua orang tuanya lebih memilih tinggal di Bali. Sebenernya Daniel tidak begitu senang dengan keadaan kedua orang tuanya yang tinggal di pulau bali itu. Karena ia selalu khawatir jika ada musuh dalam bisnisnya tiba-tiba akan menghabisi keluarga-keluarga yang paling ia sayangi. Kehilangan keluarga yang paling disayangi jauh lebih sakit dari terkena luka tembak.

"Hai sayang" sambut mama Daniel.

Ketika Daniel membuka pintu.

"Ah.. mam. Kau selalu membuatku bisa terkejut" dengan wajah terkejut lalu tersenyum

"Kamu mudah terkejut, karena tidak ada wanita yang menenangkan kamu. D." mama Daniel sambil memeluk dengan nada menggoda anaknya yang tak kunjung menikah.

"Sudahlah..mam. ketika aku sudah menemukan wanita yang tepat aku akan segera menikah" Daniel melepaskan pelukan hangat mamanya dan berkata pelan.

"Wanita seperti apa yang kamu cari, D..?, Terima saja si angle, dia wanita yang cerdas, cantik dan terpenting kita sudah kenal dekat dengan keluarga mereka." Tanya mama pelan dan memasang muka lesu

"Aku tidak mau membahas ini, mam… sudah berapa kali ku bilang aku tidak cocok dengan dia. Dan aku sudah menganggapnya seperti adikku sendiri." Jelas Daniel.

Daniel memang sulit untuk mencari pasangan hidup. Padahal semua wanita mengantri untuk berharap dapat balasan cinta darinya. Tapi Daniel hanya menganggap semua wanita yang berbaris dalam antrian itu hanya ingin menumpang hidup dalam bergelimang harta dan menambah ketenaran baginya. Tanpa memperdulikan apa itu cinta, cinta yang tak memperdulikan harta dan ketenaran. Cinta yang akan membuat jiwa tenang dan bahagia.

"Dad..mom… kalian segera istirahat, nanti malam aku akan mengadakan pesta besar untuk menyambut kedatangan kalian disini, sekaligus merayakan keberhasilanku, ekspor ke negara India." Saat mereka jalan masuk ke ruang tamu.

"Eh…hampir aku lupa, kalian cicipilah hidangan yang aku siapkan mom..dad." dengan raut wajah tanpa salah.

"Ya kami baru saja, mau menanyakan itu ke kamu" mama Daniel menepuk pundak suaminya memberi kode untuk menyerang Daniel untuk segera cepat memiliki istri.

"Ini akibat kamu, belum menikah nak… daddy dulu sering lupa begini, namun ketika Daddy menemukan mama kesalahan seperti ini sudah jarang terjadi." Goda Daddy ke Daniel.

Semua orang tertawa.

"Sebenarnya aku heran dengan mom and dad.. kenapa ingin sekali melihatku menikah?" Tanya Daniel ke kedua orang tua nya.

"Simple nak.. kami semakin hari makin menua tak pernah tau kapan kami akan pergi meninggalkan kamu. Tapi sebelum kami pergi kami ingin sekali melihat kamu menikah dan tentunya menggendong cucu dari kamu." Kata mama Daniel

"Ya kan dad.." lanjutnya

"Betul nak, itu sebenarnya keinginan kami sebelum kami pergi".

" Udah jangan ngomong pergi. Iya aku akan segera mencarinya. Tapi semua itu tak semudah membalikkan telapak tangan." Ujar Daniel.

" Kita hari ini mau bahagia kita bahas yang bahagia saja, aku yakin kalian akan mempunyai umur yang panjang" sekali lagi pungkas Daniel.

Mereka berjalan ke meja makan, dan bercerita masa-masa sulit dahulu dan masa-masa perjuangan Daniel membangun semua usahanya sekarang.

Sehabis menikmati hidangan kedua orang tua Daniel pergi beristirahat ke kamar yang sudah disiapkan Daniel. Dan Daniel pergi menemui Samuel.

Samuel tangan kanannya yang cerdas teliti dan berani, kegemilangan dia membangun bisnis yang dimilikinya Tak lepas dari peran Samuel yang begitu gigih, berkorban dan setia membantu nya. Dalam perjalanannya menuju rumah Samuel dengan mobil Ford kesayangannya, dia memperhatikan laporan-laporan bisnis yang yang padat dan menemukan beberapa perusahaan di bagian jauh dari pusatnya terdapat masalah, yang dalam laporan itu ada penyusup yang berusaha memblokade jalur distribusi bisnisnya terkendala akibat serangan dari kelompok-kelompok kecil yang berusaha untuk menghalangi usahanya. Inilah yang membuat Daniel harus segera menemui Samuel dan beberapa anak buahnya untuk segera menindak lanjuti masalah ini.