Masih di malam hari Rega video call dengan Aurel. Sekarang handphone Aurel disandarkan di beberapa buku paketnya, dan dia fokus ke laptop sembari mendengarkan Rega berceloteh sebagai radio barunya. Sesekali Aurel dibuat tertawa oleh Rega walau sebenarnya candaan Rega sangat garing menurutnya.
"Nanti kalau camping saat di bus duduk sama gue," ucap Rega pada Aurel yang sedang menulis.
"Ogah," sahut Aurel yang tengah menulis.
"Harus! Meisha wajib sama Reza, Amira wajib sama Yoga, dan lo wajib sama gue nggak ada penolakan!"
"Kalau gue nggak mau dan ogah banget gimana?" tanya Aurel pada Rega.
"Lihat aja nanti, lo pasti mau duduk sama gue,"
"Seyakin itu?" tanya Aurel yang kini mengarah tepat pada kamera handphone nya yang otomatis wajah Aurel terlihat jelas tidak seperti tadi yang hanya setengah karena sembari belajar.
"Tidak ada kata tidak yakin dalam kamus Rega Putra Hariwijaya, putra tertampan di Indonesia," ucap Rega bangga pada dirinya sendiri dan penuh dengan keyakinan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com