webnovel

EXTRAORDINARY LOVE

Kisah Aurel Erwansyah yang memiliki sifat dingin dan acuh pada orang asing, terutama pada pemuda yang bernama Rega Putra Hariwijaya karena sifat pemuda itu yang sangat tidak bisa di atur dan selalu mengganggu ketenangan orang lain. Namun, tanpa di sadari oleh Aurel sendiri bahwa sebenarnya Rega memiliki sifat yang sangat baik hati dan perduli pada orang lain. Sehingga Rega itu tidak seperti yang Aurel bayangkan selama ini. Hingga perlahan, Aurel merasa bahwa ada yang berbeda dari perasannya yang sebelumnya membenci Rega tiba-tiba saja berubah menjadi perduli dan jantungnya selalu berdetak lebih cepat ketika berbicara dengan pemuda itu. Ada apa dengan Aurel sebenarnya? Simak selengkapnya di sini ... Story by : Refi Mariska Art by : Pinterest

Risma_Devana · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
270 Chs

Chapter 20

Malam hari pun tiba dimana sekarang Rega sudah berada didepan rumah Aurel dan duduk di kursi depan teras Aurel. Mama aurel yang membawakan teh hangat untuk Rega yang tengah menunggu Aurel bersiap siap dikamar.

"Diminum nak Rega teh nya, biar anget," ucap Hilda sembari menaruh teh hangat di atas meja untuk Rega.

"Nggak usah repot repot tante," sahut Rega yang tak enak dengan Hilda yang repot membuatkannya teh hangat.

"Nggak kok, minum aja ya. Tante ke dalam dulu panggil Aurel," Hilda berjalan masuk ke rumah dan memanggil Aurel yang masih belum keluar dari kamarnya.

Rega tengah menunggu Aurel yang sebentar lagi siap untuk berangkat sembari meminum teh hangat bikinan mama Aurel.

"Wah mama mertua baik banget, tau aja kalau yang dibuatkan ini calon menantunya," ucap Rega sembari meminum teh hangat itu.

Aurel sudah siap dan berjalan menuju lantai bawah untuk berpamitan dengan mama dan juga papanya yang sedang lembur di ruang kerja. Langkah kaki Aurel bejalan keluar rumah dan mendapati Rega yang tengah bermain handphone menunggunya.

"Ayo buruan!" kesal Aurel pada Rega yang sangat lambat menurutnya.

Rega yang melihat penampilan simple Aurel langsung terpesona.

"Sehari nggak cantik nggak bisa ya?" tanya Rega pada Aurel yang langsung diberi pukulan oleh Aurel dikeningnya.

"Aduh sakit tau!" kesal Rega pada Aurel sembari megelus keningnya.

"Lagipula diajak berangkat malah, ngomong nggak jelas!" sahut Aurel sedikit tegas.

"Jelas banget padahah," gumam Rega yang berjalan mendahului Aurel menuju motornya dan mengambilkan helm untuk dipakai Aurel.

Rega melajukan motornya menuju cafe yang akan dia kunjungi lagi bersama Aurel. Namun Aurel tidak tau akan diajak kemana oleh Rega, dia memilih diam dan tidak mengajak bicara Rega yang sekarang tengah fokus mengendarai motor.

Tidak memakan waktu lama untuk menuju cafe itu, Rega dan Aurel sudah sampai dan tengah memarkir motor diparkiran khusus untuk motor. Aurel mengikuti langkah Rega dari belakang dan mengikuti Rega yang melangkahkan kakinya masuk ke dalam cafe.

Malam ini cafe tidak terlalu ramai seperti biasanya karena ini bukan hari Sabtu.

Rega mencari meja makan yang nyaman untuk makan dan ngobrol bersama Aurel.

"Disini aja oke," ucap Rega pada Aurel yang dibalas anggukan oleh Aurel.

"Lo biasanya makan apa kalau dicafe?" tanya Aurel pada Rega.

Rega tersenyum pada Aurel dan mengambil buku menu makanan serta minuman dan menunjukkan pada Aurel, kalau dia sangat suka dengan French fries dan ice drink. Aurel kemudian memesankan makanan dan minuman yang sama dengan Rega.

Mereka berdua menunggu pesanan yang dipesan sembari mengobrol dan Rega yang siap untuk bertanya kepada Aurel.

"Waktu dikantin kan lo mau tanya sama gue dan yang lain, kalau boleh tau tanya apa?" tanya Rega pada Aurel dengan wajah serius dan tidak bercanda. Aurel yang melihat Rega memasang wajah seperti itu dia tidak berfikir kalau Rega akan bercanda dan akan lebih ke serius untuk mengobrol dengannya.

"Teman lo yang dua itu, yang pernah lo ajak ke sini kecuali yang gue kenal kayaknya aneh," jawab Aurel mulai bercerita dengan Rega tentang Vando, namun Aurel belum tau nama teman Rega yang tak lain adalah Vando.

"Aneh gimana?" tanya Rega pada Aurel.

"Yang duduknya di samping kanan deket meja makan gue waktu itu, dia merhatiin aku kayak nggak biasa gitu dan itu pun gue baru nyadar karena Meisha bilang ada yang mandang gue terus dan ternyata temen lo," jawab Aurel sembari menjelaskan pada Rega.

Dalam pikiran Rega langsung terarah pada Vando yang saat itu duduk diposisi yang diceritakan oleh Aurel.

"Gue tanya lagi, pakai hoodie hitam bukan?" tanya Rega memastikan.

"Bener banget. Pakai hoodie hitam, jujur gue risih dan waktu itu gue langsung buru buru pulang," jawab Aurel apa adanya.

Dalam benak Rega mengapa Vando memperhatikan Aurel sampai segitunya? Sampai sampai membuat Aurel risih dan merasa tidak nyaman karena Vando. Di meja yang tak jauh dari Aurel dan Rega ada Dania yang sedari tadi menguping pembicaraan Aurel dan Rega.

Di sini, Dania menggunakan masker jadi Aurel maupun Rega tidak menyadari kedatangan Dania dan keberadaan Dania.

"Kita diam aja di sini dan kamu pesan makanan dan minuman," ucap Dania pada sepupunya itu dengan nada bicara yang hanya bisa didengar oleh sepupunya.

"Kakak kenapa bicaranya pelan banget?" tanya Sepupu Dania yang bernama Pika.

"Ikutin aja yang kakak bilang, sekarang kamu pesan makanan dan minuman sesukamu," jawab Dania dengan jelas dan tak ingin adik sepupunya itu banyak bicara dan malah terdengar oleh Aurel dan Rega.

Pesanan Rega dan Aurel sudah siap dan di antar oleh pramusaji.

"Makan yang banyak biar gemuk," ucap Rega sebelum makan.

"Yang ada kamu, badan udah kayak ikan teri," sahut Aurel sembari tertawa tidak berdosa.

Rega yang melihat Aurel tertawa tepat didepannya merasa sangat senang dan lengkap, dia makan malam bersama Aurel dan bercanda tawa dengan Aurel. Tidak seperti dulu lagi yang setiap bertemu ada pertengkaran adu mulut dan sama sama keras kepalanya.

"Setelah ini gue mau bilang ke Vando untuk jangan ganggu Aurel lagi," ucap Rega.

"Kalau dia malah nekat gimana?" tanya Aurel pada Rega.

"Ada Rega yang siap jaga Aurel," jawab Rega dengan senyuman tulus.

Dan lagi lagi jantung Aurel berdetak tidak karuan, dia berusaha untuk tetap bersikap seperti biasanya.

"Jantungnya nggak karuan neng?"

"Biasa aja,"

"Salting gitu, pasti meleleh ya hahaha. Ngaku aja nggak bakal aku gigit kok," ucap Rega pada Aurel membuat Aurel memutar bola matanya malas.

"Buruan makan!" tegas Aurel pada Rega.

"Cie perhatian,"

"Terserah!" Aurel melanjutkan makannya daripada mendengarkan Rega berceloteh tidak jelas dan ujung ujungnya berantem lagi.

Dania yang memperhatikan mereka berdua semakin dibakar rasa amarah dan cemburu tentunya, Pika yang memperhatikan pandangan Dania yang mengarah pada dua orang remaja laki laki dan perempuan yang duduknya tak jauh dari tempatnya saat ini.

Pika memilih diam dan tidak ingin tau menau masalah kakak sepupunya ini. Dania kemudian tersenyum licik karena mendengar nama seorang Vando yang juga menyukai Aurel, dia bisa memanfaatkan seseorang yang bernama Vando itu untuk menghancurkan dan memisahkan Aurel dengan Rega.

Rega yang melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 9 malam langsung mengajak Aurel pulang, Rega rasa sudah cukup mengobrol dengan Aurel dan benar perkataan Beni bahwa Vando menyukai Aurel. Rega pun membayar bil makanan dan berjalan bersama Aurel keluar dari cafe itu.

Dania yang melihat Aurel dan Rega keluar baru mengeluarkan suara dan berbicara dengan Pika adik sepupunya itu.

"Besok siang sepulang sekolah ikut kak Dania," ucap Dania pada Pika.

"Kemana kak?" tanya Pika ingin tau.

"Ikut aja kamu, dan saat sudah sampai ditempat tujuan kakak kamu tunggu aja didalam mobil oke." jawab Dania sembari memberikan senyuman pada adik sepupunya itu.

Pika mengangguk paham dan mengerti.

Di luar cafe, Rega yang masih belum mengambil motornya dari parkiran dan masih sempat berbicara sebentar dengan Aurel.

"Besok mau gue ajak makan siang?" tanya Rega pada Aurel.

"Sama Meisha dan Amira, gue mau." jawab Aurel yang mau diajak Rega makan siang bila bersama dengan kedua sahabatnya.

"Lo aja sama gue!"