webnovel

Chapter -023-

Didalam ruang peremuan club basket, terlihat Eita tengah duduk disalah satu kursi dengan tatapan kedua matanya yang terfokus menatap sebuah foto didalam ponselnya.Foto saat dirinya masih berada di bangku sekolah menengah pertama bersama dengan anggota basket club washida.

Eita mengulaskan senyum kecil diwajahnya saat sebuah ingatan tentang club washida melintas di kepalanya dan melihat ekspresi yang di perlihatkan oleh masing-masing anggota club washida di dalam foto.

"Hah,aku jadi merindukan masa-masa saat berada di washida club." Gumam Eita dengan kedua mata terpejam dan seulas senyum masih terulas diwajahnya.

Dirinya kembali mengingat masa-masa gemilang dirinya bersama dengan washida club, sampai belum adanya banyak konflik dan cidera yang di terima oleh washida club saat melawan salah satu sekolah yag selalu bermain dengan kasar dan hampir membuat Washida Club yang terkenal sebagai raja penguasa lapangan basket mengalami kekalahan.

Eita mengulurkan lengan sebelah kanannya untuk mencengkram pundak sebelah kirinya.

"Setidaknya aku masih bersyukur cidera yang ku dapati tidak separah yang dialami oleh Yuki-kun."

Ingatan Eita kembali mengulas kembali pertandingan Club Washida tahun lalu. Dimana dirinya sudah bersekolah di SMA Natsu dan berencana datang melihat untuk memberikan semangat pada para juniornya yang berada di tahun terakhir sekolah menengah pertama dan menjadi tahun terakhir mereka untuk mengharumkan nama baik sekolah.

Untuk pertama kalinya dirinya melihat para juniornya yang biasa selalu tampil tenang dan tidak habis cara untuk memenangkan pertandingan, saat itu benar-benar terlihat hampir begitu putus asa karena melawan club basket dari sekolah yang selalu bermain dengan cara kasar dan licik.

Saat itu Eita dapat merasakan bagaiman perasaan lelah para juniornya melawan sekolah itu yang selalu berbuat curang sampai melukai tubuh mereka. Bahkan saat itu Yuki mengalami cidera pada pergelangan kakinya. Cidera yang dirinya duga hanya cidera ringan saja karena perlakuan curang dari para tim lawan, namun ternyata dirinya salah besar. Karena setelah selesai bertanding dan mengantongi poin kemenangan, tiba-tiba saja Yuki tidak sadarkan diri diarena lapangan basket.

Tentu saja itu membuat dirinya, anggota washida club serta para penonton merasa sangat terkejut dan juga panik. Melihat sosok Playmaker Washida Club yang selalu membawa aura semangat dan tenang pada para anggota club nya tiba-tiba saja tidak sadarkan diri setelah melakukan pertandingan di hari kemenangan mereka.

Eita yang baru saja ingin kembali mengingat momen bersama washida club, mengurungkan niatnya saat dirinya mendengar suara ketukan pada pintu ruang pertemuan.

Tok.. Tok.. Tok..

Ceklek..

"Eita-Senpai." Panggil salah seorang anggota club basket yang baru saja masuk kedalam ruang pertemuan.

"Ah, Masaki-kun. Ada apa?" Tanya Eita membalas panggilan seorang anggota club basket yang bernama Masaki.

Masaki pun melangkahkan kakinya mendekat kearah Eita.

"Kami semua sudah selesai melakukan pemanasa senpai. Apa yang akan kami lakukan lagi?" Tanya Masaki yang membuat Eita terdiam sesaat.

"Baiklah, kita akan kembali mulai berlatih lagi dengan membuat dua grup seperti biasa." Jawab Eita yang langsung di balas anggukan kepala oleh Masaki.

Eita pun beranjak dari duduknya dan melangkahkan kaki menghampiri Masaki.

"Ayo, kita keluar dan ikut berlatih dengan mereka." Ujar Eita sambil menepuk sebelah pundak Misaki dan berjalan terlebih dulu meninggalkan Misaki untuk keluar dari ruang pertemuan.

Misaki yang melihat Eita sudah berjalan keluar dari ruang pertemuan pun ikut melangkahkan kakinya menyusul sang kapten.

Eita yang sudah memasuki lapangan basket langsung disambut oleh para anggota club basket.

"Selamat sore kapten." Sapa para anggota club basket dengan membungkukan tubuh mereka serempak.

Eita pun mengangkat sebelah tangannya. "Ya, bagaimana pemanasan kalian tadi? Apa kalian sudah siap untuk melakukan latihan seperti biasanya?"

Kini para anggota club basket langsung menganggukan kepala mereka dengan serempak. "Ya, kami sudah siap kapten!"

Seulas senyum terulas diwajah Eita dan kini tatapan matanya menatap semua para anggota club basket.

"Baik, kalau begitu aku akan kembali membagi kalian menjadi dua kelompok. Yang namanya aku sebutkan kalian berpindahlah pada kelompok kalian masing-masing."

Eita pun mulai menyebutkan satu persatu nama anggota club basket untuk membuat kelompok pelatihan.

Eita menghitung masing-masing kelompok dari nama-nama anggota club basket yang tertera di dalam buku kepesertaan.

"Baik, kalian semua sudah terbagi dalam kelompok masing-masing, sek-

"Senpai, kau lupa memasukan ku kedalam kelompok. Aku harus masuk kedalam kelompok mana?"

Perkataan Eita langsung terhenti saat mendengar perkataan seseorang dan dirinya pun langsung mengerutkan dahinya heran melihat kembali buku kepesertaan club basket apakah benar ada salah seorang anggota yang namanya lupa dirinya sebutkan tadi.

Sebelah alis Eita terangkat keatas saat melihat semua nama yang ada di dalam buku kepesertaan sudah dirinya sebuatkan semuanya.

"Apa kau yakin kau sudah mendaftar kedalam club basket? Siapa nama mu biar aku ak-

Perkataan Eita langsung terhenti begitu saja dengan kedua bola matanya yang membulat terkejut melihat sosok Yuki berdiri dihadapannya dengan berpakaian seragam olahraga SMA Natsu.

Rupanya bukan hanya Eita saja yang merasa terkejut melihat keberadaan Yuki, melainkan semua anggota club basket pun juga merasa terkejut karena tidak ada salah satu dari mereka pun yang menyadari keberadaan Yuki sedari tadi.

"Y-yuki-kun? Sedang apa kau berada disini?? Bukankah kau seharusnya berada diruangan memasak??" Tanya Eita yang masih merasa terkejut.

Yuki mengelap buliran keringat yang ada di keningnya karena sudah mengikuti pemanasan yang tadi dilakukan oleh para anggota club basket.

"Aku meminta izin untuk tidak ikut club memasak hari ini sampai tiga hari kedepan mungkin, untuk mengikuti club basket." Jawab Yuki yang membuat Eita tanpa sadar membuka mulutnya karena terperangah mendengar jawabab Yuki.

Masaki yang sedari tadi diam memperhatikan interaksi antara Yuki dengan Eita langsung menyipitkan kedua matanya, menatap tajam Yuki.

"Hei Kau! Aku tidak perduli siapa dirimu, tapi club basket bukanlah tempat untuk bermain-main! Jika kau bukan anggota basket, maka keluarlah dari sini!" Ucap Masaki sedikit meninggikan nada bicara membuat Yuki, Eita dan semua anggota club basket terkejut.

Eita yang terkejut melihat Masaki yang sedang marah pun langsung melangkahkan kakinya menghampiri Masaki dan mengulurkan sebelah tangannya untuk menepuk sebelah bahu pemuda itu.

"Masaki-kun, tenanglah." Ucap Eita menenangkan Masaki.

"Kita tidak bisa membiarkan murid lain yang bukan anggota club basket seenaknya saja masuk dan berbaur dengan club kita, senpai. Tidak perduli siapa dia, jika bukan anggota club basket maka dia tidak boleh masuk kedalam club ini."

Eita dan anggota club yang lain kecuali Yuki, menaikan sebelah alis mereka, menatap kearah Masaki heran, karena baru kali ini mereka melihat Masaki berbicara banyak.

Eita menghela nafas panjang dan kembali menepuk sebelah pundak Masaki.

"Baiklah, kau dan yang lain tetaplah lanjutkan latihan kita hari ini. Biar aku yang akan berbicara dengan Yuki-kun." Ucap Eita yang hanya direspon dengan dengusan oleh Masaki.

Eita pun kini melangkahkan kakinya menghampiri Yuki yang masih menatap Masaki dengan tatapan yang tidak dapat di jelaskan.

"Yuki-kun, ada yang ingin aku bicarakan pada mu. Ayo kita keluar sebentar."

Yuki yang mendengar perkataan Eita pun mau tidak mau menyetujuinya dan kini mereka berdua pun berjalan keluar dari lapangan basket meninggalkan para anggota club basket yang sudah akan memulai kembali pelatihan mereka.