webnovel

Es Kutub Yang Mencair

Apa yang akan kamu lakukan jika, ada orang yang tiba-tiba bertanya "apa itu takdir?" dan bagaimana jika ternyata dialah takdirmu?. berkisah tentang seorang remaja perempuan yang tidak ingin jatuh cinta pada laki-laki, karena perlakuan ayahnya di masa lalu, dia bahkan tumbuh menjadi perempuan yang dingin. menjauhkan dirinya dari sekolah campuran adalah pilihannya agar tidak berdekatan dengan laki-laki, tapi takdir berkata lain... tiba-tiba dia bisa merasakan rasa suka, yang sampai bisa merubah kepribadiannya, rasa luka yang bisa dia rasakan, dan bahkan dia bisa merasakan betapa sakitnya sebuah perpisahan. siapa? siapa dia? yang bisa membuat seorang perempuan dingin, yang anti akan cinta, bisa menangis tersedu-sedu karena luka yang mulai membakar hatinya yang beku?.

Hana_Hiromi · LGBT+
Pas assez d’évaluations
18 Chs

Perasaan Sebenarnya

"uhukk... uhukk...deku..." panggil Fumio yang tengah mabuk.

" bukankah sudah kubilang jangan terlalu banyak" jelas deku, sambil menepuk belakang Fumio.

" ayo kita ke penginapan, sebentar lagi festival kembang api akan di mulai" kata deku, sambil membopong tubuh Fumio.

" baiklah..." jawabku.

"de...ku~ cium aku!!" teriak fumio di tengah jalan.

" Mio, sadarlah kita sedang di jalan" jawab deku.

" Eri..." panggil Mio saat melihatku yang sedang memeluk tasnya.

" apa kamu dan Aiko, sudah..."

" sudah...."

" sudah apa?" tanyaku.

" melakukan SEKS??!! " kata Mio dengan kata seks yang dia tinggikan.

seketika semua orang melihat ke arah kami.

" Mio!!! sadarlah" kata deku sambil menepuk-nepuk pipi Fumio.

" ayo cepat deku.." kataku sambil berjalan lebih cepat, karena malu.

tiba-tiba...

"hiks...hiks...huaaaaa....MOMMY!!! hiks...hiks...hiks" tangis seseorang yang suaranya tak asing lagi di telingaku.

" Aiko" gumamku saat melihat Aiko yang duduk di trotoar jalan, sambil menangis tersedu-sedu.

" MOMMY!!!" teriak Aiko.

sontak aku, deku dan fumio pergi ke tempat Aiko

" A...Aiko, kenapa Tante?" tanyaku pada ibu Aiko yang berdiri di sampingnya.

" oh untung saja kamu di sini, bisa kamu mengurusnya, aku harus kembali ke rumah sakit" jelas ibu Aiko.

"eh?"

"Eri..?" panggil Aiko yang tiba-tiba berdiri dan...

chuu~...

sekita aku merasa waktu berhenti untukku, hatiku kembali utuh, detak jantungku berdegup kencang, di jalanan yang ramai, di depan ibunya Aiko, deku dan Fumio, Aiko mencium bibirku.

"eh?" batinku.

" Eri...ayo pulang" rengek Aiko di pelukanku.

" baiklah, aku titip dia Eri" kata ibu Aiko, sambil berlari meninggalkan kami.

" ayo kita sama-sama ke penginapan, fumio sudah tertidur" ajak deku.

" baiklah" jawabku, sambil membopong tubuh Aiko yang mabuk.

(di lobby penginapan)

" kita berpisah di sini, bye" kata deku dan pergi ke kamarnya.

begitu juga dengan aku yang harus membopong Aiko ke kamar.

" ternyata perempuan seceria kamu bisa mabuk juga" gumamku.

( di kamar)

" ti...tidurlah di sini, aku harus mencuci wajahku" kataku seraya merebahkan tubuh Aiko di sofa.

" Apa aku harus mengganti pakaianmu juga?" tanyaku.

" E..Eri" panggil Aiko.

" kenapa sayang..." jawabku lembut, sambil mengusap kepala Aiko.

" aku merindukanmu" kata Aiko, sambil merangkul leherku.

" apa kamu masih mabuk? aku harap tanpa alkohol pun kamu mau mengatakannya lagi Aiko" bisik ku di telinga Aiko.

DRRRT.... DRRRT

" Oh, pesan dari fumio, apa ini? video?" tanyaku heran, saat melihat cover video dari fumio.

" ap-"

" FUMIO!!!!" teriakku, dengan pelan.

"bagaimana bisa dia mengirim video memalukan ini padaku, dua perempuan yang bersetubuh??!" batinku.

" pelajarilah;)" pesan tertulis yang ada di akhir video.

" apa aku harus..." Kataku sambil melihat Aiko yang sedang tertidur.

"A..APA YANG AKU PIKIRKAN?!HENTAI!" batinku.

"Dasar cengeng..." Kataku, sambil mengelus pipi Aiko

" Eri?" Panggil Aiko yang masih setengah sadar.

" Eh? Apa-apaan ini,haha..aku bermimpi lagi?" Kata Aiko sambil menunduk.

"Hiks...hiks...hiks... karena kamu adalah Eri yang di alam mimpi, bolehkah aku memelukmu?" Tanya Aiko.

" bo... bolehkah?" Tanya Aiko, dengan raut wajah yang sangat sedih,bahkan air matanya tak berhenti mengalir.

" Aiko...ini bukan mimpi." Jelasku, saat memeluknya.

" Ta...tapi aku sudah mengucapkan kata pisah padanya, bagaimana bisa Eri bersamaku.." jelas Aiko dengan suara yang gemetar.

"Aiko" panggilku, sambil memegang tangannya.

" Hm" jawab Aiko.

" Aku..."

"A...aku..."

" Ke-"

"AKU MENCINTAIMU, JADI TOLONG JANGAN PERNAH TINGGALKAN AKU AZUMI AIKO!!" Jelasku dengan suara yang tinggi.

" Eh?"

Seketika Aiko melihatku dengan serius dan tak berkata sedikitpun.

" Hahahahahahah" tawa Aiko terbahak-bahak.

" Mimpi sialan, bisakah tidak memberiku harapan?" Kata Aiko.

" Aku harus ba-"

BRUK!!

"A...ayo melakukan seks!" Kataku serius, dengan posisi berada di atas Aiko.

"Ke..kenapa aku harus bermimpi seperti ini, seakan-akan aku adalah orang yang mesum" jelas aiko yang memalingkan wajahnya dariku.

"Hmph!" Karena marah aku berdiri dan pergi meninggalkan Aiko yang terbaring di lantai begitu saja.

" Masihkah kamu tidak sadar, jika aku lakukan ini?!" Kataku kesal, sambil berjalan dengan segelas air dari kamar mandi yang dingin.

"[Menyiram Aiko yang terbaring di lantai] apakah kamu masih bermimpi?!" Tanyaku, dengan sangat kesal.

"Uhukk...uhukk..uhukk..Mo-"

"Eh?" spontan bangun dan membersihkan wajahnya karena air, dan saat Aiko melihatku dia langsung menunduk.

" Apa kamu akan pergi lagi?" Tanyaku.

" Kenapa aku di sini?" Tanya Aiko.

" Apakah itu penting sekarang?" Tanyaku.

" A..aku harus pe-"

"AZUMI AIKO!" Bentakku, dan langsung berdiri.

" [ air mata yang tumpah] bisakah kamu mendengarkan ku?" dengan suara yang gemetar.

" bagaimana bisa kamu membuat ku jatuh cinta, setelah itu kamu pergi, apa kamu pernah berpikir tentang perasaanku yang sebenarnya padamu?" jelasku, hingga terduduk di bawah.

"aku...aku sungguh mencintaimu Aiko...hiks...hiks...hiks" kataku sambil mengusap air mataku yang tak bisa berhenti.

" ini sangat sakit Aiko..." batinku.

" semua ini salahku...seharusnya hari itu aku tidak menci-"

DEG!

" aku mencintaimu sejak hari pertama kita bertemu...masihkah itu belum cukup untuk membuatmu percaya..." kataku yang masih terisak tangis.

" aku mencintaimu...hiks...hiks...hiks..."

" aku mencintaimu...."

" aku mencintaimu....." kataku.

" aku sudah berusaha Aiko...agar melupakan semua, entah kenapa aku semakin jatuh cinta padamu...aku tidak pernah berpikir untuk mencintai seseorang, tapi kenapa saat itu kamu, hatiku ingin memilikimu" jelasku.

hening~

"Eri..." panggil Aiko seraya duduk di depanku, sambil menyentuh pipiku.

" maafkan aku..." kata Aiko pelan.

" aku tidak akan pernah memaafkanmu" jawabku.

" hm~jangan pernah maafkan aku" kata Aiko yang langsung memelukku.

" aku sangat mencintaimu..." bisik Aiko.

" hm" jawabku.

" bisakah seperti ini, sedikit lebih lama?" tanya Aiko.

" akan aku beri kesempatan, 5 menit" jawabku, sambil memeluk tubuh Aiko erat-erat.

tiba-tiba...

" oh!"

" kenapa?" tanyaku saat Aiko melepaskan pelukannya.

" bukankah tadi kamu berkata seks?" tanya Aiko.

"eh?"

" apakah yang tadi itu benar-benar mimpi?" tanya Aiko.

"ba...bagaimana ini, ternyata orang mabuk masih mempunyai ingatan saat mabuk" batinku.

" ah...ahaha...itu pasti cuman mimpi" kata Aiko.

" ayo pu-"

" aku ingin melakukannya denganmu" kataku, sambil menghentikan Aiko yang ingin pergi.

"eh?"

" A...aku ingin melakukannya denganmu" kataku lagi, dengan malu-malu.

" ka...kamu mau menyentuhnya?" tanyaku, dengan menyodorkan dadaku yang sudah sedikit terbuka.

" be... beginikan yang di video?" batinku.

jujur saja, aku tidak ingin menonton video yang dikirim fumio, tapi entah kenapa, hatiku ingin sekali menontonnya.

" Eri?" panggil Aiko, dengan wajah kebingungan.

" apa kamu mabuk juga?" tanya Aiko, sambil menyentuh jidatku.

Chuu~

"begini jugakan?" batinku.

"la...lalu begini" batinku, seraya tanganku yang mulai meraba tubuh Aiko.

" ERI!" panggil Aiko, yang langsung menghentikanku.

"apa kamu sedang memaksakan diri?" tanya Aiko.

" A...aku hanya-"

" aku tidak ingin kamu yang seperti itu" jelas Aiko.

" Apa kamu tidak ingin melakukannya denganku?" tanyaku.

" AHH!!!" teriak Aiko., sambil mengacak-acak rambutnya.

" kenapa?" tanyaku, yang terkejut karena teriakan Aiko.

" jangan tunjukan wajah seperti itu lagi...aku tidak akan bisa menahan diriku" kata Aiko pelan.

" eh?"

tiba-tiba...

chuu~, ciuman singkat dari Aiko, dan langsung duduk di sofa.

"Aiko?" batinku, saat melihat Aiko.

" ingin duduk di pangkuanku?" tanya Aiko.

" baiklah.." jawabku yang langsung duduk di pangkuannya.

hening~

" Eri.." panggil Aiko.

"hm"

" bisakah kamu tidak menghadap sana?" tanya Aiko.

" eh, ke kiri?" tanyaku.

" menghadap ke sini Eri" jelas Aiko.

"sini" kata Aiko, sambil menarik tanganku.

" seperti ini" kata Aiko, saat aku membuka kedua kakiku, dan duduk menghadap kepadanya.

chuu~

chuu~

"A..Aiko, ta...tanganmu..." kataku terbata-bata saat tangan Aiko mulai meraba punggungku.

" eh?"

"Pa... pakaian dalamku.." batinku saat tangan Aiko melepaskan kancing pakaian dalamku.

" ahh~ a...Aiko" panggilku.

"eri~" bisik Aiko, saat mencumbui tubuhku.

"hm" jawabku yang sedang memeluk kepalanya.

" ayo berhenti.." kata Aiko

" HAH!!!" kataku sambil melihat Aiko.

" maksudku, ayo berhenti di sofa, mari lanjutkan ini di tempat tidur" kata Aiko, sambil mengusap kepalaku.

"hm" jawabku yang langsung memeluk Aiko.

23.59

"malam yang indah..." kata Aiko pelan, sambil melihatku.

Suara kembang Api di luar, membuat desahan ku, hanya terdengar oleh Aiko.

dia tak berhenti mencumbui setiap tubuhku, entah kenapa malam festival kembang api ini, menjadi malam kenikmatan antara aku dan Aiko.

"A...Aiko, jangan di sana" kataku saat Aiko mulai meraba paha ku.

" ini hukuman untukmu, karena telah menggodaku, dengan dadamu" bisik Aiko.

" A...Aiko..." panggilku, saat dia meraba lebih ke bawah.

" kenikmatan macam apa ini?" batinku.

" sesuatu seperti keluar" batinku.

"Ah~ kamu sudah basah Eri" kata Aiko.

"eh? basah? apa aku pipis?" tanyaku.

" dasar anak kecil" kata Aiko, yang kembali ke atas, dan mencumbui leherku.

"ah~"

" desahan yang indah.." bisik Aiko.

"ah~ a..Aiko..." panggil.

"ja..jangan remas bagian itu..aku merasa aneh" kataku.

" bukankah itu artinya kamu menikmatinya?" tanya Aiko.

"ah~ jangan menghisapnya A.. Aiko" kataku saat Aiko menghisap puting payudara ku.

"ah~ ini terlalu.."

chuu~chuu~chuu~chuu~chuu~chuu~

cumbuan di setiap tubuhku, membuatku merasa lelah, tapi aku enggan untuk menghentikan Aiko yang terus memperkosaku.

02.15

"Aiko" panggilku.

" hm" jawab Aiko.

" apa kita resmi kembali?" tanyaku.

" menurutmu? " tanya Aiko balik.

" entahlah" jawabku dan menutup mataku

" Aku mencintaimu" kata Aiko, sambil mengelus pipiku.

" tidurlah, besok kita harus pergi sekolah" jelas Aiko.

" apa kamu pikir aku akan pergi dengan banyak memar di tubuhku ini?" jelasku.

" kenapa tidak" jawab Aiko sambil tersenyum.

" aku penasaran, sudah berapa persen hati beku mencair" kata Aiko.

" jangan bahas itu lagi, aku ingin memelukmu" kataku sambil mendekatkan tubuhku di Aiko,dan Aiko membalas pelukanku.

" Good Night" bisik Aiko.

chuu~

dan sebuah ciuman selamat tidur mendarat di jidatku.