Enzy dan 28 tahun

Sejak dua jam yang lalu Enzy duduk di atas motornya dan terus menyalip pengendara lain di jalan raya.Hanya lampu merah yang bisa menghentikan dirinya.

Pikirannya tidak ada di tempat.Melayang kemana-mana.Hari ini adalah hari terakhir hidupnya.

Ini sudah di rencanakan dengan sempurna jauh-jauh hari.Nanti di jam 12 malam adalah waktu yang tepat bagi dirinya untuk mengakhiri hidupnya sendiri,tepat di hari ulangtahunnya sendiri yang ke dua puluh delapan tahun.

Enzy,wanita itu sudah menyerah untuk menjadi dirinya.Hidup tidak berpihak padanya sejak ia lahir.Ayahnya pergi dari rumah meninggalkan ibunya dan Enzy yang masih bayi dengan hutang akibat judinya yang menggunung.Setiap hari masa kecilnya di isi dengan tidak tenang, khawatir jika penagih hutang akan datang dan mengambil barang berharga miliknya.

Masa remajanya juga tidak begitu indah dalam ingatan,ia hanya ingat menyukai seorang teman sejak kelas satu SMA dan tidak pernah berakhir bahagia sebab ia begitu malu dengan latar belakang keluarga yang dimilikinya.

Ia merasa tidak layak untuk semua orang.

Hari ia mengambil cuti dengan alasan akan merayakan ulang tahunnya di rumah bersama keluarganya,tapi ia tidak benar-benar melakukannya sebab sang ibu sekarang juga sudah bersuami lagi dan mengurus adik sambungnya yang masih SMP.