Malam itu, keluarga Carval berkumpul di meja makan untuk menikmati makan malam bersama. Eldric memandang keluarganya dengan senyuman puas. Melihat reaksi mereka terhadap manga yang ia buat, ia merasa usahanya tidak sia-sia.
Roland tampak serius, masih tidak percaya bahwa manga Naruto berhenti di tengah cerita dan ia harus menunggu kelanjutannya. Liora sibuk menceritakan adegan-adegan favorit dari Your Name kepada Myra. Sementara itu, Lumi masih memegang erat manga Doraemon, terus bercerita kepada semua orang tentang bagaimana Doraemon mengeluarkan alat ajaibnya untuk membantu Nobita.
"Ayah, kenapa kau berhenti di bagian paling seru?" keluh Roland, melirik ke arah Eldric dengan ekspresi sedikit kesal. "Naruto baru saja menguasai jurus bayangan, dan tiba-tiba selesai? Volume 2-nya kapan, Ayah?"
Eldric tertawa kecil, meletakkan garpunya. "Roland, Ayah baru saja menyelesaikan tiga manga dalam waktu singkat. Memberikan kalian pengalaman membaca itu saja sudah cukup melelahkan."
"Tapi, Ayah…" Roland mencoba membalas, namun Eldric mengangkat tangan untuk menghentikannya.
"Tenang saja," Eldric berkata sambil tersenyum. "Ayah akan segera memulai Volume 2 untuk semua manga, kecuali Namamu ."
Liora yang sedang menyesap jusnya hampir tersedak. "Apa maksud Ayah? Namamu tidak ada Volume 2?" tanyanya dengan nada kecewa.
Eldric mengangguk dengan lembut. " Namamu adalah cerita yang berdiri sendiri. Itu memang dirancang untuk selesai di akhir Volume 1. Kisah Taki dan Mitsuha sudah mencapai kesimpulan terbaiknya, menurut Ayah."
"Tapi, Ayah…" Liora tampak sedikit kecewa, tapi juga mencoba memahaminya.
Eldric sambil terus tersenyum penuh arti. "Tapi jangan khawatir, Liora. Ayah tahu kau menyukai genre romansa. Jadi Ayah sedang merencanakan manga baru dengan elemen romansa, yang ceritanya akan sama menyentuhnya, tetapi dengan latar dan karakter yang berbeda."
Mata Liora berbinar mendengar kabar itu. " Benar, Ayah? Akankah ada romansa lagi?"
"Tentu saja," jawab Eldric sambil mengangguk. "Tapi kamu harus sabar. Ayah butuh waktu untuk menyelesaikan semuanya. Lagipula, tidak adil jika Ayah hanya fokus pada genre favoritmu."
Roland mencibir sambil memutar mata. "Bagaimana dengan Naruto? Itu lebih penting, Ayah."
Lumi yang sibuk mengunyah makanannya, tiba-tiba menyela. "Doraemon juga butuh cerita baru! Lumi mau tahu alat ajaib apa lagi yang Doraemon punya!"
Eldric tertawa lebar, merasa senang dengan antusiasme keluarganya. "Baiklah, baiklah. Ayah akan bekerja keras untuk melanjutkan semuanya. Tapi ingat, Ayah butuh waktu. Kalian harus bersabar, ya?"
Semua mengangguk serempak, meski masih menyimpan harapan besar. Suasana malam itu terasa penuh kehangatan, dengan percakapan yang terus mengalir tentang manga-manga yang mereka baca.
Di dalam hati, Eldric tahu bahwa keluarga ini bukan hanya pembaca pertama dari karyanya, tetapi juga sumber motivasinya untuk terus menciptakan hiburan baru yang akan mengubah dunia ini.