Om Burhan dan yang lainnya merasa kebingungan dengan perkataan Mama Ningrum. Mereka sangat khawatir kalau sampai Mama Ningrum mengalami gangguan kejiwaan karena kepergian Meisya. Om Burhan segera mendekati Mama Ningrum.
"Mbak. Yang sabar ya. Besok kita akan bawa jenazah Meisya untuk pulang. Sekarang Mbak Ningrum istirahat saja ya Mbak." kata Om Burhan.
"Enggak Bur enggak. Dia bukan Meisya." teriak Mama Ningrum.
Tante Cindy segera mendekati Mama Ningrum dan memeluknya.
"Kamu harus bisa menerima semua ini Rum. Ikhlaskan Meisya. Biarkan jiwanya tenang." kata Tante Cindy.
"Kamu jangan menolak kehendak Allah Rum. Allah lebih menyayangi Meisya. Karena itu Allah memanggilnya terlebih dahulu." kata Tante Weni.
Mama Ningrum menatap Tante Cindy dan yang lainnya dengan tatapan tajam.
"Apa kalian pikir aku sudah gila sampai aku tidak bisa mengenali jasad anakku sendiri." kata Mama Ningrum bersikeras.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com