Wajah Mo Xiaomeng menjadi sedikit terasa hangat saat mengingat ciuman tadi. Dia tergagap saat mengatakan, "Karena… kau adalah pria yang baik. Bukankah kau sudah menyelamatkanku semalam? Tentu saja aku tidak akan mencurigaimu, kan?"
Walaupun saat mengatakan kalimat tersebut dia mencoba untuk mengalihkan pandangannya darinya untuk keluar dari suasana yang canggung ini.
Dia tidak bisa menahannya lagi.
Jantungnya berdetak sangat kencang seolah-olah akan melompat keluar dari tenggorokannya.
Dia merasa sangat malu. Itu karena dia belum pernah merasakan hal ini sebelumnya.
Hingga saat ini, dia belum pernah begitu… dekat dengan seorang pria di posisi intim seperti itu sebelumnya.
"Tadi malam?" Ye Sijue menyeringai lembut.
Sepasang mata birunya menyipit dan dia tidak bisa melupakan ingatannya tentang pemandangan indah yang dia lihat kemarin malam.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com