webnovel

26

Keesokan hari nya. Sambil menikmati waktu tenang nya Lihua berjalan menuju kediaman sang kakak. Sepertinya ia harus memastikan kesehatan kakak nya yang kemarin ia tinggalkan begitu saja dalam keadaan uring-uringan. Lihua khawatir jika kakak nya itu akan terkena hipertensi dan mati mendadak, lalu ia menjadi pewaris tunggal seperti cerita sebelah yang berakhir menyedihkan ditangan suaminya. Siapa penulis nya? Tentu saja Lihua.

Amat sangat disayangkan jika kakak tampan nya itu mati muda tanpa merasakan yang namanya cinta. Selain tidak ingin menjadi pewaris Lihua juga tidak mau repot-repot mengadakan pernikahan hantu agar kakak nya tidak menjomblo di alam baka.

Walaupun seorang calon kaisar tapi jika harus mengikuti sampai ke alam baka, wanita putus asa mana yang menginginkan nya?.

Penampakan didepannya membuat Lihua sakit mata. Dimana seorang wanita menggelayut manja di lengan pangeran Zhen tanpa tahu malu. Baiklah Lihua sedikit menyesal mengunjungi kakak nya karna harus melewati kediaman pangeran Zhen lebih dulu sebelum sampai disana.

Cemburu? Tidak Lihua malah jijik melihat wanita jalang yang pernah membuat nya mati dipenggal.

Lihua tetap berjalan anggun diikuti oleh para dayang di belakang nya. Kedua mata nya bertaut dengan Zhen tetapi Lihua membalas seperti biasa.

Wanita ini sepertinya baru menyadari atau mungkin pura-pura tidak tahu, wanita itu menunduk kearah Lihua menyapanya.

"Selamat pagi yang mulia."

"Ya." Kata Lihua sambil lalu, sama sekali tidak menempatkan Yuer dimatanya.

"Apa kakak ada dikediaman nya?" Tanya Lihua pada Zhen. Pertanyaan nya dijawab dengan anggukan malas.

"Terimakasih." Kata Lihua, lalu ia tiba-tiba teringat sesuatu dan kembali berjalan mundur. "Kakak memintaku mengembalikan ini padamu, tapi aku tidak bisa melepaskan nya sama sekali."

Lihua menunjukan pergelangan tangan nya yang terdapat gelang pemberian Zhen, entah mengapa benda ini tiba-tiba menjadi sangat sulit untuk dilepaskan. Zhen menoleh sedikit kearah lengannya lalu pergi begitu saja meninggalkan Lihua.

Lihua menganga melihat bagimana Zhen mengacuhkan nya, "Hei setidaknya beri tahu aku bagaimana cara melepaskan nya?!"

"Putri?" Ternyata Yuer masih berada disini dan tidak mengikuti Zhen.

Lihua menatap gadis itu dari atas kebawah meneliti penampilan nya yang memang menggoda. Tersenyum ramah. "Penampilanmu tidak buruk, tapi sayang sesuatu didalam dirimu membuatku jijik setengah mati."

Yuer terlihat terkejut tidak menyangka jika Lihua akan mengatakan hal sepedas itu padanya. "Maksud putri?"

Jika ini sebuah drama maka Lihua akan bertepuk tangan untuk akting Yuer yang luar biasa. Bertingkah polos untuk menarik perhatian, ternyata ia masih menggunakan cara lama nya. "Aku menunggu sampai batas mana topengmu menutupi rasa malumu."

"Oh ya, mungkin aku sudah mengatakan ini sebelumnya tapi semoga beruntung. Cobalah bertahan hidup selama seminggu ini." Lihua tertawa sambil meninggalkan pekarangan pangeran Zhen.

Ketika sampai di kediaman pangeran Lijuan, kakaknya sedang menulis sebuah perkamen untuk seseorang. Lihua menghampiri sang kakak lalu duduk didepannya tanpa menyapa.

"Enyah." Usir Lijuan begitu Lihua duduk.

"Kejam sekali, kenapa kakak bersikap galak hari ini?" Lihua bertanya.

Lijuan meletakan pena nya diatas meja, menatap Lihua kesal. "Kenapa kau meminta Zhen untuk mencari selir? Aku tahu kalian saling mencintai lalu mengapa saling menyakiti seperti ini?!"

Lihua tersenyum menggapai batu tinta untuk mengadukan nya. "Mencintai bukan berarti harus bersama. Ada kalanya seseorang bisa bahagia hanya dengan melihat cintanya hidup."

"Akh! Aku tidak mengerti dengan kebodohan ini."

"Aku juga tidak meminta kakak mengerti." Sahutnya cuek.

"Baiklah singkirkan dulu yang satu itu. Saat melihat gundik itu kenapa kau terlihat aneh? Apa yang sebenarnya ingin kau lakukan?" Lijuan mengingat bagaimana mata Lihua berkilat tajam. Untuk sesaat Lijuan tertegun melihat sorot mata kejam itu walau sesaat.

Sudah ketahuan ya? Kepala Lihua miring sedikit dan tertawa kecil. Sorot matanya berubah sinis. "Aku ingin dia... Mati."

"..." Lijuan tersentak lidah nya Kelu untuk menyahuti jawaban Lihua.

"Aku ingin dia merasakan penderitaan hingga merasa ingin mati dibandingkan hidup, oh tidak. Bahkan mati pun belum cukup ... Aku ingin dia musnah dari dunia ini."  Ujar Lihua tanpa emosi. "Aku mengatakan ini karna aku percaya bahwa kakak akan membelaku karna kau sayang padaku. Karna sejak dulu dan sekarang, kau tetap melindungiku."

Lijuan tidak tahu harus menanggapi seperti apa atas perkataan Lihua barusan. Gadis ini tahu bagaimana memanfaatkan sekitarnya dengan baik.

"Lihua.." Belum selesai Lijuan berbicara Lihua telah lebih dulu memotong nya, ia malas mendengar ceramah atau apapun itu saat ini. suasana hati nya sedang hancur lebur.

"Kakak, aku menyelidiki jika menteri Yu terlibat dalam penyalahgunaan kekuasaan dan korupsi. Rumah tangga keluarga Yu juga terlibat dalam skandal, karna ia membawa seorang putri haram kedalam keluarga itu."

"Maksudmu, Yuer adalah putri haram itu?"

Lihua mengangguk. "Selain merugikan kerajaan Yongheng menteri Yu juga mempermalukan kerajaan Shengli dengan memberikan putri haram mereka pada pangeran mahkota."

Lijuan menatap Lihua serius, ini bukanlah pembicaraan main-main, jika Lihua bercanda maka itu tidak mungkin karna Lihua tidak menunjukkan gelagat aneh.

"Kau sengaja, lalu bagaimana caramu tahu tentang tindak kejahatan yang dilakukan oleh menteri Yu?" Kata Lijuan mengetuk jemari nya pada permukaan meja. "Jika kau berbohong-"

"Aku tidak berbohong kakak dan kau tahu itu." Lihua memang tidak berbohong karna ialah penulis nya, dirinya lah yang paling tahu apa dan bagaimana semua hal terjadi.

"Lalu bagaimana dengan Zhen?"

"Dia seorang pria bisa dengan mudah menikah dengan siapa saja."

Lijuan menarik tangan Lihua, menarik fokus Lihua untuk tidak berdalih.

"Lihua kau tahu jika Zhen seorang pangeran?" Lihua mengangguk. "Lalu apa kau tahu mengapa ia belum kembali ke kerajaan asal dan masih menunda hingga kini?" Lihua menggeleng, ia berpikir jika Zhen masih betah berada disini.

Pengetahuan nya tentang mantan tunangan nya itu hanya sedikit, karna saat menciptakan karakter Zhen tokoh nya mati dengan cepat. Kebanyakan hal yang berlangsung terjadi secara mendadak dan diluar perkiraan.

Tokoh Zhen ini tidak bisa ditebak dan paling misterius. Lihua tidak tahu apapun tentang pria itu karna ia memang tidak menuliskan tentang kelanjutan nya setelah kematian nya.

"Astaga kau ini benar-benar.." Lijuan menarik kerah Lihua seperti kucing lalu melemparkannya keluar lalu langsung menutup pintu nya.

"Aku.. diusir? Kenapa?" Lihua mencebik menendang pelan pintu lalu berbalik. Ternyata tanpa diduga ia menabrak tubuh seseorang hingga hidung nya terasa sakit. Untuk sekilas Lihua merasa dirinya didekap dengan erat.

Lihua mengerjapkan matanya, baru menyadari jika orang yang telah ditabraknya adalah pangeran Zhen. Lihua menjauhkan tubuh nya untuk menjaga jarak.

"Kau mencari kakak?" Tanya Lihua mendongak untuk menatap Zhen.