Bulir air hangat terasa segar di tubuhku. Rasanya sangat nyaman. Semua kotoran yang melekat seakan rontok terbawa air yang mengalir. Setelah beberapa lama di dalam kamar mandi, aku mengakhiri kegiatanku. Dengan masih mengenakan handuk yang dililit di bagian dada, aku keluar dari kamar mandi. Saat itulah aku melihat Satria duduk merebah di sofa. Dasi yang dia kenakan sudah longgar. Lengannya menutupi sebagian wajahnya. Dia tampak kelelahan.
Aku mendekat dan menggoyang pelan lengannya. "Bang, kamu tidur?"
Satria langsung terbangun. Matanya tampak memerah. Selelah itu kah dia? "Bang, kalau kamu capek. Kamu istirahat saja," kataku lembut saat melihatnya tidak bereaksi. Satria menggeleng, dia menegakkan punggung dan menarik pinggangku.
"Kamu habis mandi ya? wangi banget." Kepalanya mendongak melihat wajahku.
"Iya, kamu nggak mau mandi? Mukamu kusut banget, Bang."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com