Satria itu memang terlalu berlebihan. Aku tahu dia sedang bermaksud menjaga calon bayinya. Tapi nggak lantas aku tidak boleh berjalan. Aku sudah seperti orang lumpuh yang ke mana-mana harus dia gendong. Astaga, orang nggak akan keguguran hanya karena berjalan di atas kaki sendiri. Kecuali jalannya berkilo-kilo mil jauhnya.
"Kamu dengar, Bang? Aku baik dan calon bayi kita juga kuat dan sehat. Jadi, jangan coba-coba kamu melarangku jalan." Saat ini kami sedang dalam perjalanan pulang ke mansion.
Satria menghela napas pasrah. "Tapi kamu harus tetap ingat nggak boleh capek. Kamu tahu kan kalau aku sangat khawatir dengan calon bayi kita?"
Mobil melambat saat mendekati persimpangan lampu merah. Aku membuang pandangan ke arah hiruk pikuk jalanan kota. Dan tanpa sengaja mataku menangkap seorang pedagang rujak buah sedang mengiris buah kedondong yang entah bagaimana ceritanya bisa membuat produksi air liurku meningkat seketika.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com