Aku masih menampakkan muka sebal saat Satria membawaku ke dining room. Sudah nggak ada orang-orang di sana. Ya jelas, sekarang sudah lewat waktu makan pagi.
Namun pelayan di sini dengan sigap melayani kami. Mereka ternyata memasak bubur ayam yang aku minta. Lengkap dengan sate ampela ati. Untung aku ketemu si bubur jadi moodku terobati.
"Makan yang banyak, Sayang."
Aku hanya melirik Satria sesaat. Tanpa dia bilang pun, aku akan makan banyak karena aku sedang lapar. Gara-gara melayaninya, laparku bertambah dua kali lipat. Usia kandunganku sudah mau memasuki enam bulan. Nafsu makan sudah mulai bertambah. Sedikit-sedikit mulai lapar. Aku harus siap-siap dengan kenaikan berat badan yang meningkat.
"Sayang, perut kamu udah kelihatan besar. Aku sudah memesan gaun hamil yang cantik-cantik buat kamu pakai. Aku sudah nggak sabar liat kamu pake gaun itu dengan perut buncit."
Kenapa dia terobsesi sekali dengan perut buncitku? Bukannya punya perut membulat itu terlihat jelek?
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com