Andra tampak bingung dengan situasi ini. Mungkin dia nggak menyangka, aku dan kekasihnya itu kakak beradik. Iya, Kak Reni ternyata kekasih Andra. Itu fakta yang membuatku cukup tercengang.
Sekarang aku di sini, di sebuah ruangan di dalam kafe, duduk berhadapan dengan wanita yang selama ini aku cari. Aku menggenggam tangannya erat. Air mataku nggak bisa aku bendung lagi. Luruh bersamaan dengan isakan tangis Kak Reni.
"Kakak kemana aja? Kenapa nggak pulang ke rumah?" tanyaku lirih. "Apa kakak nggak tahu kami semua mencarimu, Kak?"
Dia masih saja terisak. "Kakak takut papa marah."
"Papa udah maafin Kakak. Mama juga."
"Tapi kakak sudah membuat semuanya berantakan."
"Kak, semua sudah baik-baik aja. Nggak perlu ada yang kakak cemaskan."
"Tunggu!" Andra yang dari tadi diam saja, bersuara. "Rea, jangan bilang Sofia ini kakak kamu yang lari di hari pernikahannya."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com