Hanya disuapi dengan puding sedikit demi sedikit saja, Cia terlihat sangat senang. Dia bertepuk tangan setiap kali aku menyuapinya. Tampang bulenya sangat lucu.
"Amm...buka mulut lagi, Sayang."
Cia menurut dan dia kembali tepuk tangan saat aku memasukkan sedikit puding.
"Sayang, kamu bicara sama siapa?"
Aku menoleh dan melihat Satria keluar dari kamar mandi seraya mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk.
"Lihat, Bang." Aku sedikit menggeser badan agar Satria bisa melihat Cia.
"Astaga, Baby Cia? Hei, kenapa dia ada di sini?"
"Dia nyamperin aku ke dapur tadi. Jadi aku bawa ke sini saja."
"Andra dan istrinya nggak tahu?"
"Aku nggak melihat mereka tadi."
"Sayang, Andra dan kakakmu pasti mencari anaknya."
"Biarkan saja, Bang." Aku kembali fokus pada Cia. Dia sudah nggak mau makan pudingnya. Mungkin sudah kenyang.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com