webnovel

ELYANA

Ini tentang Elyana, atau biasa dipanggil Eli yang menyukai kakak tirinya sendiri yaitu William Martinez, dengan kenyataan bahwa pria itu sangat membencinya karena pernikahan orang tua mereka. Eli sadar, mau sampai kapanpun mungkin William akan membencinya dengan terbukti sikap kasar yang sering pria itu berikan kepadanya entah melalui tindakan verbal maupun non verbal. Tapi Eli bisa apa, hal itu bahkan tidak bisa menghapus perasaannya kepada kakak tirinya itu. Karena bagi Eli, William adalah potret sempurna dari tipikal pria idamannya selama ini. Mungkin kata Jane memang benar, sahabatnya itu suka sekali menyebut ia bodoh karena sudah jatuh cinta dengan pria yang bahkan tidak pernah memikirkan perasaannya. Lagi-lagi Eli bisa apa? Namun sepertinya, prinsipnya yang ia pegang teguh itu membuahkan hasil. Atau mungkin, memang sejak dulu William memang menyukainya, namun tidak pernah dia tunjukkan karena sebuah alasan. Ya, dan alasan itulah yang akhirnya mengungkap rahasia kelam yang selama ini Papa Eli tutupi mengenai kematian Mamanya dan juga rahasia-rahasia besar lainnya. Darisana Eli sadar, bahwa selain mendiang Mamanya, William yang selama ini secara terang-terangan membencinya justru menjadi orang kedua yang peduli padanya. Dan justru bukan Papanya yang selama ini ia banggakan, ataupun Mama tirinya yang Eli pikir benar-benar baik kepadanya.

Shawingeunbi · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
113 Chs

Chapter 41

"Eli menghilang dari apartemennya, Tuan!" Christ melaporkan kabar itu kepada William secara langsung setelah orang suruhan mereka kecolongan mengawasi Eli.

Brakk!!!

William menggebrak meja dengan keras, pria itu terlihat begitu marah. Ia maju ke arah Christ dan menarik kerah kemejanya dengan kuat.

"Kalian bisa bekerja atau tidak?! Masa begitu saja sudah kecolongan?! Aku tidak mau tahu, hari ini juga katakan pada mereka untuk menemukan Eli!!!" ucap William tepat di depan Christ. Sementara itu Christ yang mendapatkan pelampiasan dari kemarahan bosnya itu meneguk ludahnya susah payah. Baru kali ini William marah besar, jika biasanya dia bersikap keras kepala dan rewel tidak jelas, tapi kali ini amarahnya jelas berbeda. Christ jelas tidak takut karena hal itu karena ia sudah terlalu biasa menghadapi emosi William yang naik turun seperti wahana permainan roller coaster.

"Baik, Tuan." jawab Christ meyakinkan William.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com