"Terkadang aku ingin menyerah. Jiwaku mati bersamanya. Hidupku berserakan. Kehilangan tujuan hidupku." Ujar Keenan tiba-tiba, tidak mengindahkan pertanyaan Nina, seraya menatap langit malam yang gelap. Begitu sunyi.
"Kalau begitu, rubahlah tujuan hidupmu. Bukankah setiap manusia diciptakan mengemban suatu misi? Pikirkan dua jiwa yang kini harus kau perhatikan." Nina menatapnya lekat. Di sampingnya, tiba-tiba tampak pria rapuh yang mungkin tidak butuh nasihatnya. Hanya butuh didengar. Keenan tidak berusaha menutupi kesedihannya pada malam itu. Membuat Nina, lagi-lagi tertegun.
Ragu-ragu ia menjulurkan tangannya, berniat menepuk lengannya. Apakah benar tindakannya itu? Tidak ada hubungan istimewa di antara mereka, kecuali hanya teman, seperti yang Keenan tegaskan di hadapan kedua temannya tadi.
Bolehkah? Hati Nina bergemuruh.
Pada akhirnya, Nina hanya membiarkan tangannya bertautan satu sama lain. Kembali hening.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com