"Pelan-pelan, dong, Nay," keluh Keenan.
"Manja!" seru Kanaya. Tangannya sibuk mengoles gel antikoagulan pada pelipis Keenan. Memarnya mulai terlihat memudar dan tidak bengkak seperti kemarin.
Kanaya sengaja mengolesnya dengan kasar. Kejadian tadi siang, masih membuatnya kesal. Gara-gara ucapan Keenan, menyebutnya 'calon istri', membuat Kanaya dituding hamil, yang konotasinya negatif.
Bagaimana tidak, kalimat 'calon istri' bersanding dengan kalimat 'cewek lo hamil', kesannya pernikahan yang mungkin akan mereka jalani, karena hamil di luar nikah. Yang benar saja, melakukan 'itu' saja Kanaya belum pernah, sudah takut lebih dulu. Keenan bahkan laki-laki satu-satunya yang pernah mencuri ciumannya. Tidak ada laki-laki sebelumnya.
"Kan, sakit, Nay ...," ucap Keenan memelas.
"Udah tau sakit, kenapa gak pake sendiri, sambil ngaca, kan, bisa," Kanaya berkata dengan kesal.
"Maafin aku, dong, Nay. Kamu masih marah, gara-gara cewek yang tadi siang, ya?" tanya Keenan takut-takut.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com