Beberapa jam sebelum terjadi perundungan ....
Sret! Sret! Sret! Sret! Sret!
Suara torehan pensil, di atas kertas sketsa buku gambar, memenuhi ruangan kelas yang masih sepi, di hari yang cerah itu.
Tepat pukul tujuh pagi, di sekolah menengah pertama A. Tampak Keenan duduk di bangkunya. Tangannya dengan cekatan menorehkan garis-garis tegas dan halus dari pensil yang digunakannya. Sesekali pensil graphitenya ia gunakan bergantian dengan pensil charcoal untuk membuat bayangan dan arsiran dalam sketsa.
Persis mamanya, menggambar adalah hobi Keenan. Untuk mengisi waktu luang, selain bermain basket. Terlebih, papanya juga pandai menggambar. Jadilah bakat menggambar begitu kental di dalam diri Keenan.
Beberapa menit kemudian, sketsa yang Keenan buat, tampak sempurna memperlihatkan sosok wanita yang selalu ia kagumi, mamanya.
"Cantik." Puji seseorang, suara anak perempuan. Spontan, membuat Keenan mendongak dan melihat siapa yang berbicara.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com