"Jadi kemungkinan besar bayi Asha kembar?" tanya Marisa, ketika Asha dan Angga mengunjungi kedua orangtua Asha, setelah pulang dari rumah sakit dan menjemput Keenan dari sekolahnya.
"Tiga, Ma," tutur Angga semangat sembari mengangkat ketiga jarinya. Terlihat bahagia sekali, sekaligus bangga.
"Kembar tiga?" tanya Haryanto, terperangah.
Asha dan Angga terlihat agak sedikit was-was melihat ekspresi wajah Haryanto. Kuatir jantung sang papa tidak kuat. Namun tanpa diduga, Haryanto menarik Asha dan Angga ke dalam pelukannya.
"Papa bahagia sekali mendengarnya."
"Wah ... Papa kuat ya, ... Angga aja tadi pingsan lho di ruang periksa," akunya tanpa malu-malu. Bahkan lebih terdengar bangga. Konyol sekali bukan!
Haryanto, Marisa, dan Ashapun tertawa.
"Kamu tuh ya. Pingsan kok bangga siy," ujar Asha.
"Lho, aku kan saking bahagianya itu, Sha. Ternyata aku hebat kan bisa bikin tiga sekaligus," ucapnya masih dengan bangganya seraya terkekeh.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com