webnovel

EADLE

seseorang yang merasakan kesedihan yang sedang ia alami,adalah kesedihan yang oaling menyedihkan. Namun,ia merasa beruntung,setidaknya kebahagiaan yang pernah di alami adalah satu-satunya kebahagiaan yang paling istimewa.

_Zahetic · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
5 Chs

01.AWAL MULA

Sepatu kets berwarna putihnya sudah lusuh,Eadle beberapa kali menginjak genangan air ketika berlari.

Eadle,cewek berambut gelombang yang memiliki rasa penasaran tingkat tertinggi.

Menyukai tantangan,yang tentu seperti biasa membuat nya hampir terluka.

Eadle menilik rumah tersebut,ia melangkah kan kakinya mendekat.

Eadle memandangi pintu yang ada di depannya,pintu bercat coklat tua.

Bagian sisi kanan pintu,ada satu jendela besar. Rumah itupun tertutup tirai gorden berwarna abu-abu lusuh.

Eadle memandangi yang di pijak oleh kakinya,ubin ini kotor seperti terciprat hujan lalu mengering.

Di tariknya engsel pintu tersebut,gotcha! tidak terkunci sama sekali.

"Berarti ini ada orang nya dong?,"

Eadle menggeleng,perlahan ia melangkahkan kakinya,membiarkan pintu terbuka sedikit.

Baru dua langkah kakinya bergerak,suara gebrakan terdengar.

Gawat,pintu tertutup dengan sendirinya.

Eadle berjalan cepat,menarik-narik engsel pintu itu namun nihil. Pintu tidak terbuka,artinya terkunci.

Eadle,mengedarkan pandangannya tidak ada seorangpun dirumah ini.

"Lo harus tenang Eadle..." Eadle memejamkan matanya sejenak,cewek bodoh itu bukannya berusaha keluar dengan mencoba cara apapun,ia terus meneruskan langkahnya menyusuri rumah luas ini lebih dalam.

Eadle memasuki dapur,disini tidak ada apa-apa,alat masak bahkan gas elpiji atau kompor tidak ada.

Keran besi yang sudah berkarat,bahkan wastafel nya sebagian di penuhi karatan.

Memandangi meja makan kecil dengan dua kursi,Eadle menyentuh meja tersebut,debu menempel di tangannya.

Eadle,menyusuri ruangan lain. Ini ruang tv,terdapat tv kuno tahun 2000an.

Eadle menyentuh tv kembung itu,tidak ada debu sama sekali. Ini aneh,bahkan tv ini masih hangat.

Eadle menelan ludah kasar,ini mengerikan namun rasa penasaran lebih besar dari segala ketakutannya.

Rak tv ini terdapat beberapa buku novel,Eadle membukanya.

Ini novel bahasa inggris,kertas-kertasnya pun sudah menguning dan sebagian sobek.

Berbagai ruangan sudah Eadle telusuri,namun pintu di depannya belum ia buka.

Eadle menarik engsel tersebut,tangannya terlepas dari engsel,membuat pintu terbuka dengan sendirinya. Pintu tua itu berbunyi,sepertinya pintu ini sudah sedikit rusak.

Detak jantung Eadle berdetak dengan cepat,ini sebuah kamar.

Hanya ada single bed,nakas kayu,lemari kecil,serta single sofa beludru berwarna abu-abu.

Kamar ini rapih,bahkan wangi segar dan menenangkan membuat Eadle betah.

Ia memasuki kamar tersebut,menghampiri nakas yang berada di pinggir kasur.

Nakas ini di penuhi lelehan lilin yang sudah mengeras,serta sumbu yang menghitam.

Artinya lilin ini sudah terbakar banyak,untuk apa?.

Eadle menengadah ke atas langit-langit kamar,tidak ada lampu. Pantas saja.

Bermenit-menit lamanya,ketika Eadle dengan khusyuknya membenarkan tirai gorden,wangi maskulin itu semakin tajam.

Eadle menghentikan kegiatannya,tangannya di turunkan perlahan.

Telapak tangannya dingin,bibir sedikit bergetar,bahkan jantung yang berdentum-dentum kencang membuat dada nya sedikit sesak.

Eadle ingin membalikkan badannya,namun sebelum itu terjadi. Tubuhnya di tarik lalu terhempas di atas kasur kecil itu,badannya seakan di lempar,walaupun pada kasur tubuh Eadle sedikit ngilu saking kerasnya hempasan itu.

Belum lagi ransel kecil yang berisi buku tebal dan benda keras lainnya,membuat punggung Eadle sakit.

Eadle setia memejamkan mata,saat ingin membuka mata.

"Akh!" Eadle terpekik,perutnya di duduki oleh badan tegap tinggi dan kekar,ini sungguh berat perut Eadle tertekan.

Eadle melotot,baju seragam nya tersingkap ke atas secara paksa.

Eadle terpaku,mata tajam dengan wajah sayu,alis tebal dan bibir tebal,jangan lupakan hidung mancungnya.

Pria itu mengusap perut halus Eadle,menekan pusar dengan jari jempolnya.

"EDAN!" Eadle bangkit sekuat tenaga,membuat kepalanya terbentur dengan keras pada hidung mancung tersebut.