webnovel

Dunia Kita Berbeda

Perkenalkan.... Nama ku Rendy Wijawa Kusuma. Lahir pada tanggal, 29 Mei 2004. Usia ku baru saja 17 tahun, masih SMA, memiliki jiwa labil, dan sifat kekanak kanak kan. Semua orang mengatakan aku sama saja dengan anak berusia 10 tahun. Aku juara satu di sekolah mulai dari SD sampai SMP. Tapi semua guru menyadari bahwa aku berbeda, saat usia ku tiba tiba saja menginjak 13 tahun. Aku tampak sangat berbeda. Aku kira beda adalah suatu kelebihan. Tapi ini kekuarangan bagi ku. Namun.... Bisakah seseorang yang sangat berbeda seperti ku? Dapat mencintai? Apakah aku bisa melakukan pertemanan? Apa aku boleh menggapai sesuatu yang ku ingin kan? "Kenapa kau seperti itu hah?!" Bentak nya. "Ka--karena... Dunia Kita Berbeda." Ucap Rendy dengan meremas remas jemari nya hingga kulit nya mengelupas. Diam sejenak, udara di sekitar nya jadi dingin dan napas nya tidak terkendali. Dunia Kita Berbeda. Kata kata itu sungguh menyayat hati nya.

Laurens_Fan7 · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
391 Chs

6. Asli Anak Kampung

Keesokan pagi nya saat Randy belum bangun, dia masih mengantuk, lelah dan merasakan sakit. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain terbaring lemas di kasur itu. Dia menggeliat kan tubuh yang rasanya keram sekali, tidak bisa di gerakan, itu menyebalkan.

Tok tok tok... Seseorang mengetuk pintu nya dan itu adalah mama nya sendiri. Bu Sisca memberikan sebuah permen coklat kesukaan Randy. Ibu nya adalah orang paling baik menurut nya, selalu ada setiap dia sedang kesusahan. Berbeda dengan kakak nya yang selalu berbuat buruk pada nya, dia yakin sekali kemarin saat dia kecelakaan pasti kakaknya hanya diam layaknya sebuah patung.

Negara cukup kejam bagi Randy, mengurung diri di kamar saat umur 14 tahun adalah hal yang tidak dapat dia lupakan. Namun ibu nya ini... Entah dia tidak ingat siapa yang menolong nya saat itu, namun dalam pikiran nya Bu Sisca adalah orang yang saat itu membantu nya. Cantik dan tinggi, dia adalah ibu terbarik yamg ada.

Meski secara harfiah jika di lihat lihat usia nya Bu Sisca dengan Pak Wijaya, ayah nya sangatlah jauh sekali. Mungkin berkisar 13 tahun an, dan itu tentu saja menjadi sebuah permasalahan bagi Randy untuk menyayangi ibu nya secara berlebihan.

Jarak usia nya dengan ibunya ini hanya terpaut 9 tahun saja. Itu... Canggung dan Randy sendiri jadi bingung untuk bersikap seperti apa. Untung nya Bu Sisca yang perhatian selalu berusaha untuk menjadi orang yang terlihat lebih dewasa dari wajah nya. Sifat dan sikap nya sudah seperti ibu ibu dewasa. Mungkin itulah yang membuat Dahlia sebal.

"Selamat pagi..." Kata mama nya dengan tersenyum bagaikan matahari cerah yang tidak pernah ada kabut nya.

"Hm... Kau kemari Ma? Randy lapar..." Kata Randy dengan mengunyah coklat itu.

"Ya. Mama sudah membawakan nya. Ayo makan..." Kata mama nya dengan tersenyum tipis menatap anak nya yang makin terlihat tampan saat sudah memasuki jenjang SMA.

Usia nya baru saja mencapai 17 tahun dan dirinya baru juga masuk sekolah SMA. Bisa di kategorikan sebagai murid cerdas dan wajah nya yang tentu saja tampan. Dia tampan jika dia bisa bersikap seperti orang tampan. Bu Sisca mengelap air liur anak nya yang terus menetes. Seperti adik bayi saja.

Dia juga menyuapi anak nya perlahan lahan dan memperilakukan nya seperti anak kecil berusia 10 tahun.

"Oh ya... Bu Sulis bilang sana mama jika ujian matematika mu dapat seratus lagi ya?" Tanya mama nya dengan merasa bangga pada anak nya.

Randy mengangguk dia mengatakan juga jika semua yang ada di kelas itu sangatlah payah.

"Kamu tidak boleh sombong juga Randy... Kamu harus tetap rendah?"

"Rendah hati..." Kata Randy dengan menekuk mulut nya, tanda jika dia sedang marahan sama mama nya. Ini sungguh tidak adil bagi Randy, dia juga harus menyombong kan bakat nya, apalagi dengan para anak anak yang selalu saja mengejek nya.

Setelah makan makan selesai, Randy bilang jika dia ingin pergi keluar. Ada sebuah taman di rumah sakit ini, indah sekali dengan air mancur warna warni yang terus terusan mengalir dan terjun ke bawah.

"Baiklah tapi jangan sampai sakit ya... Mama mau bayar administrasi dulu." Kata Bu Sisca dengan tatapan nya yang terlihat begitu tulus sekali.

Randy mengangguk. Dia sedang menggunakan pakaian rawat pasien, kepala nya lebih condong miring ke sebelah kanan dan lengan kiri nya yang terangkat hingga hampir mencapai telinga nya. Dia tampak aneh dengan hal seperti ini, semua orang pasti sudah tau hanya dengan melihat gaya dan penampilan Randy saja.

"Wah... Ini lebih bagus dari dugaan ku." Kata Randy. Dia telah menyiapkan kertas dan pensil runcing nya untuk menggambar kan air mancur ini. Dulunya dia adalah juara satu tingkat nasional untuk menggambarkan satu kota malang penuh dengan begitu jeli nya, Randy menggambarkan nya hingga dia pernah viral di tahun 2013 karena hasil gambaran nya itu.

Setelah 20 menit lama nya akhirnya gambaran itu sudah jadi dan dia menguap lebar seolah begitu mengantuk dan penat.

"Aa... Benar aku mengantuk." Kata pria itu dengan tersenyum lega menatap lukisan nya yang luar biasa bagus menurut nya.

Seorang gadis berjalan ke arah nya melambaikan tangan nya seolah olah sudah sangat dekat dan akrab dengan Randy.

"Ran!!" Teriak gadis itu dengan suara yang yang lantang sekali.

Randy terdiam dia menyapa dan melambaikan tangan nya pada gadis Oolong itu. Dia menggunakan sepatu kets warna putih, dan baju kaus hitam yang dia balut dengan jaket lengan panjang. Serta dia hanya menggunakan celana hotpants saja. Itu terlihat cantik, seperti para artis dari Korea.

"Ya?! Kau sudah sehat?! Tangan mu... Baik baik saja? Kenapa kamu menggambar saat tangan mu masih dalam pemulihan hah?! Ya! Tatap aku cepat!" Kata Gadis Oolong yang sangat panik sekali hanya dengan melihat pria ini.

Semua orang yang ada di sekitar mereka, menatap nya dengan rasa curiga yang begitu meningkat jelas. Ini adalah hal yang tidak biasa, yang pernah terjadi dengan Randy. Dia selalu di hindari namun gadis ini malah mendekatinya. Dalam pikiran nya mungkin gadis ini hanya akan memanfaatkan nya saja.

"Tidak. Aku baik baik saja... Tidak apa apa." Kata Randy yang langsung berjalan melewati gadis itu begitu saja.

Gadis Oolong itu merasa aneh kenapa pria ini jadi sangat dingin dengan nya? Apakah dia marah karena dialah yang menyebabkan Randy kecelakaan?

"Oh! Bu!" Teriak gadis Oolong itu dengan melambaikan tangan nya ke arah ibu nya Randy.

Bu Sisca tersenyum lebar dia menyuruh Gadis Oolong itu untuk pergi ke kamar rawat Randy. Ini tampak sangat mengherankan, di saat dia hanya menggunakan sepatu kets yang harga nya tidak sampai 200 ribu, masuk ke ruang rawat yang harga nya seperti harga rumah kecil nya.

Dia meneguk air liur nya, ini sangatlah besar dan mewah. Ruang rawat ini lebih bagus daripada rumah nya. Lantai nya licin dan fasilitas nya sungguh mewah.

"Kau belum pernah ke ruangan VIP seperti ini ya?" Tanya Bu Sisca dengan tersenyum melihat kepolosan Gadis itu.

"Hehehe... Iya Bu. Bagus banget ya. Ini kalo di kampung ku udah di pake tempat selfie. Pake hp Nokia ahahahhahahaha..." Kata gadis Oolong itu.

"Oh... Kamu asli anak jawa toh?" Tanya Bu Sisca.

"Hehehe... Nggeh Bu.. saya asli anak kampung. Hahahaha... Bahkan kamar mandi ibu lebih bagus daripada rumah saya. Hehehehe..." Kata Gadis itu dengan menggaruk rambut nya yang sudah lama tidak di cuci.

*(Nggeh= Iya)