Dimana pun manusia berada, hari pertama adalah sesuatu yg sangat penting. karena semuanya bermula dari sana. suka duka kehidupan tergantung seperti apa hari itu.
Sirius menjalani hari pertamanya disekolah militer Dengan baik. bahkan bisa dibilang sangat baik. hari itu adalah hari terbaiknya. ia kembali memiliki orang-orang yang menganggapnya keluarga. dan berakhirnya hari itu memaksanya melalui hari baru yg lebih ganas. sepak terjang kehidupannya dan mulai dari sini.
" hey Sirius, ayo cepat!" teriak Yugo. ia berdiri didepan pintu kamar, menunggu Sirius yg sibuk merapikan bajunya." kita bisa terlambat!"
" s-sebentar lagi !!" jawab Sirius. ia memandangi wajahnya didepan cermin. menepuk-nepuk pipinya." berjuanglah, Sirius Invery!"
Sirius keluar dari kamar, menemui Yugo dan bergegas menuju ke aula sekolah. hari ini ada beberapa kata sambutan dari kepala sekolah. semua murid berkumpul disana.
" hei Yugo, bukankah kau bilang kau penyihir terkuat? coba kau buat portal atau semacamnya agar kita bisa cepat sampai di aula" ucap Sirius.
" tidak bisa, aku tak mau menggunakan kekuatanku yg istimewa ini untuk hal seperti itu" jawab Yugo " lagi pula olahraga itu penting untuk tubuh kita"
" bilang saja kalau kau tak bisa melakukannya"
Sirius dan Yugo tiba tepat waktu bersamaan dengan dimulainya pidato kepala sekolah. mereka berdua segera menghampiri Alice dan Envy yg sejak tadi sudah ada disana.
" duh, kalian lama sekali" keluar Alice " hampir saja kalian terlambat di hari pertama sekolah"
" ini salah Sirius, dia terlalu lama menatap cermin" jawab Yugo dengan ekspresi kesal yg dibuat-buat.
" maaf maaf, aku sedikit gugup" jawab Sirius.
" yah tidak apa-apa, yg penting kalian tak terlambat" ucap Envy.
dirombongan Sirius, ada sekitar enam puluh orang yg berhasil diterima. enam puluh orang itu dibagi menjadi tiga kelas. satu kelas berisi dua puluh orang yg ditentukan secara acak.
di dalam kumpulan murid-murid itu, Sirius menatap tajam kearah tiga orang anak laki-laki seumuran mereka. siapa lagi kalau bukan si Vic, William, dan Oliver. Yugo yg memahami arti tatapan itu segera menegur setelah melihat orang yg ditatap sirius..
" Sirius, apa mereka orang-orang itu?" tanya Yugo. Sirius menatap heran. " kau menatap tiga orang itu kan?"
" b-bagaimana kau bisa tahu?"
" sudah kubilang, aku ini penyihir terkuat"
" huh, aku menyesal bertanya itu padamu.." jawab Sirius " kami hanya sering bertemu"
" didekat rumahmu?"
Sirius mengangguk pelan dan lanjut menatap mereka. tak perlu waktu lama bagi Yugo untuk mengetahui identitas tiga orang itu. ia memang sangat cerdas.
" jadi mereka ya..."
" tidak, Yugo jangan lakukan apapun" ucap Sirius. ia sadar apa maksud perkataan Yugo barusan.
" aku tidak mengatakan apapun kok" jawab Yugo dan kembali fokus mendengar pidato kepala sekolah.
walaupun Yugo berkata seperti itu, Sirius mengerti maksud dari perkataan yg dikatakan Yugo. itu terdengar seperti " aku pasti akan membalas apa yg telah mereka lakukan padamu". ia tak mau Yugo terseret ke masalah pribadinya. tapi Yugo tak bisa dihentikan begitu saja.
upacara penerimaan murid baru itu berlangsung selama 20 menit lebih. selepas itu mereka segera bergegas menuju kelas mereka masing-masing.
kelas dibagi menjadi tiga. kelas Atas, kelas B, dan kelas C. Sirius terpilih menjadi anggota kelas B, begitu juga dengan Envy. mereka berdua duduk sebangku. tapi sialnya, Sirius juga sekelas dengan tiga orang itu. untungnya mereka duduk diurutan paling belakang, jauh darinya. mulai saat ini, kegiatannya disekolah pun dimulai.
__________________________________________________
waktu istirahat pun tiba. setelah sejam dipelajaran pertama yg hampir seluruhnya digunakan untuk perkenalan mereka pun bebas beristirahat. tapi tidak untuk Sirius. di waktu istirahat nya yg berharga itu William malah datang mengacaukan suasana.
" kenapa kau masih disini kutu buku?!" tanya William dengan mimik muka yg tak mengenakkan. "bukannya sudah kubilang jangan pernah menginjakkan kakimu disini?"
" oh ya William? bukankah aku sudah menjawab pertanyaan itu sebelumnya?" Sirius menjawab dengan pertanyaan. ia tersenyum tipis." kalau kau tak ingin melihatku kalian saja yg pergi"
" k-kau, dasar kurang ajar!!"
" A-anu, kumohon jangan buat keributan" ucap Envy menenangkan William. ia berusaha membela Sirius." tidak boleh berkelahi di kelas"
" hah?! apa katamu?!! kau membela si payah ini ya?!!" bentak William.
" hey otak otot, diamlah! jangan meribut!! " Vic berteriak memecah suasana tegang itu. William diam memandang Vic.
" dia ketua kalian kan? nah, pergilah" ucap Sirius.
" cih, kita urus ini lain kali!"
William mengatakan itu sambil beranjak kembali ke bangkunya. disebelah bangku Vic. Sirius menjelaskan nafas lega.
" Sirius, apa kau mengenal mereka?" tanya Envy.
" ya.... begitulah " jawab Sirius " jangan khawatir, mereka itu cuma bisa menggertak"
" sepertinya tidak " jawab Envy. " anak bernama Vic itu aku pernah melihatnya. dia juara bertahan di pertandingan duel sihir turnamen kerajaan kota barelight...orang itu juga kuat"
" b-benarkah?! " tanya Sirius tak percaya" sepertinya aku asal menilai orang, dia sepertinya kuat..."
mendengar itu, Envy tertawa. melihat Sirius yg tadinya percaya diri tiba-tiba mendadak kehilangan kepercayaan dirinya itu sedikit menggelitik hatinya. ia kemudian tersenyum memandangi Sirius.
" k-kenapa kau senyum-senyum?"
" tidak ada, aku hanya merasa hari ini kau terlihat berbeda dari yg kemarin" jawab Envy. " dan itu membuatku senang"
Sirius hanya diam. ia kembali memikirkan hal lain.
" kalau memang begitu, lalu apa maksud kata-kata Vic waktu itu?" pikir Sirius. " apa maksudnya 'saingan yg sempurna' itu?"
jam pelajaran berlanjut sampai waktu pelajaran benar-benar selesai untuk hari ini. mereka pun kembali ke kamar masing-masing.
hari-hari Sirius ia jalani dengan perasaan senang. mereka berempat sudah semakin akrab. terutama Sirius dan Envy. mereka berdua sudah terlihat sangat-sangat akrab. mereka saling berbagi cerita bersama. saling membantu satu sama lain. saling percaya sesama teman. terkadang, mereka berempat belajar bersama. dari mereka berempat, Yugo lah yg paling pintar. ia jenius. Yugo memahami seluk beluk pelajaran tentang sihir atau apapun itu dan dapat mengolahnya kembali. terkadang ia berperan sebagai guru dalam kegiatan belajar bersama mereka.
tanpa disadari, tiga bulan berlalu sejak mereka berempat berteman. mereka sudah menghadapi berbagai masalah bersama. mulai dari Alice dan Yugo yg selalu adu mulut, sampai masalah Envy yg tak memahami pelajaran. semuanya kecuali satu hal.
Tiga orang bangsawan itu masih sering menggangu Sirius, walaupun tanpa Vic. tapi Sirius tak pernah membicarakan hal ini dengan teman-temannya. ia masih kukuh dengan prinsip yg ia pegang. sampai suatu hari, keadaan semakin menjadi.
"hey kutu buku, kenapa kau tidak melawan?" tanya Oliver " lama-lama ini jadi membosankan lho..."
" tentu saja dia tidak melawan, dia kan lemah." ejek William. kali ini, Vic muncul bersama mereka.
" hey, dimana perasaan membunuhmu yg waktu itu, kalau begini terus kau tak akan bisa menjadi sainganku. apa aku perlu memancingnya keluar?" tanya Vic. ia menggenggam rambut Sirius." tiga orang temanmu itu, kau mau aku apakan mereka?"
Sirius tersentak.
"jangan sekali-kali kau menyakiti mereka" jawab Sirius. Vic tertawa pulas.
"jadi begitu, jadi sekarang mereka ya orang yg ingin kau lindungi" ucap Vic. " percuma kau melindungi mereka, kau bahkan tak bisa melindungi dirimu sendiri"
"itu bukan urusanmu!" bentak Sirius.
" oh ya? aku jadi ingin sedikit menjahili mereka. terutama gadis bernama Envy itu, sepertinya kalian sangat dekat"
" jangan coba-coba!!"
Vic menghempaskan tubuh Sirius keatas tanah. Sirius terduduk dikelilingi tiga orang itu. " setelah kau tidak bisa apa-apa, selanjutnya mereka"
" Hentikan!"
" kau kira aku mau menuruti permintaanmu itu?"
" sialan!.." Sirius mengeratkan giginya. amarah mulai merasuki pikirannya. tanpa ia sadari, tangannya sudah ia kepalkan.
" ayo lawan aku" ucap Vic.
" JANGAN LAKUKAN ITU SIRIUS!!!"
dari arah lain, Yugo muncul dan berlari kearahnya dengan tergesa-gesa. Sirius terkejut melihat kedatangan Yugo.
" waktu yg tepat, aku jadi tidak perlu repot-repot mengundangnya kemari.." gumam Vic.
" Yugo, pergilah!!"
" tidak Sirius, kali ini biarkan aku membalas perbuatan mereka" ucap Yugo " akan kutunjukkan kekuatanku padamu"
" apa maksudmu? kau tak akan bisa mengalahkan mereka bertiga!!" teriak Sirius berusaha menghentikan Yugo. percuma, ia tak mau menurut.
" Sirius, tenang saja. kalau aku kalah disini, itu artinya aku bukan penyihir terkuat kan?"
Sirius terdiam. Yugo benar-benar tak bisa dihentikan.
Yugo berdiri dihadapan mereka bertiga. berdiri dengan tangan disaku. tak terlihat ketakutan sedikit pun.
" ternyata kau punya nyali ya..." ucap Vic.
" hey jelek, aku tidak tahu siapa kau. tapi akan kubuat kalian minta maaf pada Sirius."
Vic tersenyum sinis.
" Will, Oliver , habisi dia"