Rembulan malam terang menyinari hutan yang gelap, matahari sudah tenggelam hingga membuat suhu udara menurun.
"Mereka belum menunjukan diri," ucap Ne Zha yang kini tengah duduk diatas atap rumah bersama Han Xiao, Su Lihwa, Xia Shiva, Ren Yanyu, Bing Xing dan Nuren Yexing. Sedangkan untuk Wu Long. Biksu muda itu memilih untuk berlari ke desa lain karena merasa akan lebih baik seperti itu.
Dengan kekuatan yang dimiliki Ne Zha dan Han Xiao, Wu Long tidak yakin bisa membantu banyak dalam tim tersebut.
Mereka kini berada di desa lain yang tidak jauh dari desa tadi siang mereka beristirahat, kabar tentang Desa ini diserang oleh Siluman sudah tersebar. Namun jumlahnya tidaklah banyak seperti sebelum sebelumnya Han Xiao dan Ne Zha temui.
"Kurasa mereka memang hanya sedikit di desa ini, aku tidak merasakan aura Jendral Siluman ataupun Raja Siluman seperti sebelumnya," ujar Han Xiao seraya mengigit kue di tangannya.
"Bagaimanapun jumlah Raja Siluman tidak sebanyak Jendral Siluman, begitu juga jumlah Jendral Siluman yang tidak sebanyak Siluman biasa. Ini sudah hal yang wajar," sahut Su Lihwa.
"Jadi? Kalian tangani itu. Aku tidak takin akan puas dengan jumlah Siluman yang bahkan tidak sampai seratus itu." Han Xiao berkata dengan malas, dia menunjuk Siluman yang mulai bermunculan.
Pemuda riang itu memusatkan Aura Negatif lalu menembakannya, dia ingin melakukan seperti sebelumnya. Memancing para Siluman agar berkumpul. Jika para Siluman berkumpul maka tidak perlu mereka berlarian kesana kemari untuk mencari Siluman.
Xia Shiva dan Su Lihwa bersiap menarik senjata mereka lalu melompat kebawah, lebih tepatnya mereka melompat kearah para Siluman.
Bing Xing terkejut dengan kedua gadis itu menyerang hanya berdua, dia mengalihkan pandangannya pada Han Xiao yang kini tengah berbaring di pangkuan Nuren Yexing dengan nyaman.
Ne Zha juga tak lepas dari pandangan Bing Xing, dia berpikir kenapa dua pemuda ini membiarkan dua gadis yang berada di Alam Emas kedua dan Alam Perak ketiga menyerang para Siluman tanpa bantuan kedua pemuda tersebut.
"Mereka membutuhkan situasi hidup dan mati untuk menggali potensi penuh mereka, kau merasakannya sendiri bagaimana potensimu keluar saat dalam situasi hidup dan mati," jelas Ne Zha yang melihat kebingungan di mata Bing Xing.
Bing Xing tiba-tiba teringat, saat dia dikejar oleh segerombolan Hyena Darah, dia berhasil melalukan gerakan kedelapan dari Jurus Tarian Pedang Falcon yang menjadi puncak dari jurus pamungkas Istana Falcon Utara.
Gerakan dari Jurus Tarian Pedang Falcon memang terlihat mudah serta indah tetapi ketika mencobanya, itu akan sangat sulit, kesalahan sedikit saja akan berakibat fatal.
Jurus Tarian Pedang Falcon juga hanya dimiliki olehnya dan Patriark Istana Falcon Utara, sebenarnya jurus ini untuk wanita. Patriark Donghai mendapatkannya dari leluhur wanita Sekte Istana Falcon Utara. Leluhur itu adalah leluhur agung dari Istana Falcon Utara yang telah hidup hampir seribu tahun.
Bing Xing tidak banyak berbicara lagi, matanya kini tertuju pada Su Lihwa dan Xia Shiva yang sedang bertarung melawan puluhan Siluman.
Su Lihwa menggerakan pedangnya dengan sangat indah secara vertikal, ayunan tangannya membuat pedang di tangannya itu terbawa oleh kekuatan yang dikeluarkannya. Gerakan gadia itu sangat efisien dan berapi-api.
Xia Shiva yang berada di belakang Su Lihwa juga tidak menunjukan kelemahannya, dia melindungi punggung Su Lihwa dari serangan yang datang, serangan gadis itu sangat tepat dan lincah.
Kedua gadis itu bekerja sama dengan sangat baik, mereka pantas dijuluki dua malaikat kematian untuk para siluman tersebut.
Beberapa kali Xia Shiva terpojok, tapi dibawah perlindungan Su Lihwa gadis itu berhasil bertahan dan menyerang Siluman lagi, keringat sudah mengalir di pelipis mereka.
Rasa lelah mulai menggerayapi tubuh merek, tapi mereka ingin melebihi batas mereka seperti sebelumnya yang mereka lalukan. Hanya dengan cara itu mereka bertambah kuat dan bertambah kuat.
"Haih mereka masih belum paham juga," komentar Han Xiao saat melihat Su Lihwa dan Xia Shiva yang telah bertarung lebih lama dari sebelumnya, dia bisa melihat dua gadis itu sudah melewati batas mereka. Hanya saja dua gadis itu masih belum mengetahui inti dari pelatihan tersebut.
"Ya, tapi cepat atau lambat mereka akan memahaminya." Ne Zha juga angkat suara.
Bing Xing dan Nuren Yexing menggernyit bingung dengan apa yang dibicarakan oleh kedua pemuda tersebut.
"Kalian juga harus belajar dari sana, perhatikan dengan baik apa yang dilakukan oleh mereka berdua. Saat kalian memahaminya maka kalian tidak akan dikalahkan oleh pemilik Kultivasi yang sama atau bahkan kalian bisa dengan mudah mengalahkan orang dengan Kultivasi jauh diatas kalian," jelas Ne Zha panjang, sangat jarang dia ingin berkata panjang seperti itu, namun saat ini suasana hatinya sungguh baik sehingga membuatnya terbuka.
"Perhatikan dengan baik? Tidak terkalah dalam kultivasi yang sama bahkan bisa mengalahkan orang dengan Kultivasi lebih tinggi?" Bing Xing mengulang kalimat tersebut.
Ne Zha mengangguk ringan lalu menyuaokan kue di tangannya.
Kini mata Bing Xing dan Nuren Yexing terfokus pada pertarungan Xia Shiva dan Su Lihwa, Ren Yanyu juga memandang kearah sana dengan penasaran.
Pertarungan semakin sengit, Su Lihwa dan Xia Shiva mulai kewalahan dan sedikit lengah berakhir dengan Siluman berhasil mendaratkan serangan mereka pada tubuh kedua gadis tersebut.
"Haih padahal ini mudah." Han Xiao menghela napas.
"Yu'er apakah bisa menebak?"
Ren Yanyu mengarahkan pandangannya pada Han Xiao, dia sedikit berpikir sebelum menjawab, "Qi, mereka tidak bisa mengontrol Qi dengan baik dalam pertarungan. Aku hanya pernah sekali melihat Abang Han bertarung melawan Siluman, aku merasakan Qi yang keluar dari tubuh Abang Han lebih teratur dan jumlahnya sedikit tapi memiliki kekuatan yang besar."
"Pintar." Han Xiao mengelus kepala Ren Yanyu.
Ne Zha disisi lain terkejut, daya analisis tinggi dari Ren Yanyu membuatnya terasa sangat dekat, dan mengenal sosok tersebut.
Han Xiao tersenyum ke arah Ne Zha.
"Itu benar, jika mereka bisa mengontrol Qi dengan baik maka mereka tidak akan kelelahan, sebagai contoh aku dan Han Xiao selalu menggunakan kekuatan fisik untuk menutupi pengeluaran Qi. Dengan hal itu kita bisa menyimpan banyak Qi untuk pertarungan jangka panjang."
Bing Xing dan Nuren Yexing mencerna baik penjelasan Ne Zha, Bing Xing teringat kala dia dikejar oleh Hyena Darah. Dia mengeluarkan Qi secara besar besaran dalam pertarungan, kekuatan fisiknya tidak dia gunakan sama sekali.
Gadis es itu melompat kearah Su Lihwa dan Xia Shiva, dia menarik pedangnya untuk menyerang Siluman.
Pada pedangnya hanya dialiri sedikit Qi, dia menggunakan kekuatan Fisiknya untuk menggerakan pedangnya menebas saru persatu para Siluman.