webnovel

Dua Penguasa

Mengisahkan dua Pemuda dari Negara Maritim yang sangat menggilai barang antik dan kuno, keduanya mengikuti sebuah lelang di Negara Tirai Bambu. Hingga sampai dimana keinginan mereka terwujud, yaitu untuk mencapai dunia lain. Namun sial, setelah sampai di dunia tersebut. Mereka tidak mendapatkan jalan pulang. Kini keduanya terjebak di dunia dengan Manusia yang bisa mengendalikan panasnya api, membekukan air, kerasnya tanah dan hampanya angin. Mereka menyebut diri mereka adalah Kultivator Mereka mendapat identitas baru dari dua Harimau yang mereka temui untuk memulai petualangan mereka di dunia tersebut, mereka berdua dengan sangat tekun menaikan kekuatan mereka dalam tujuan untuk menguasai dunia ini! *Original bukan terjemahan.

Han_disini · Oriental
Pas assez d’évaluations
525 Chs

Bab59. Tangan gelap

"Apa?!!! Raja Siluman telah dibunuh!" Seorang pria berjubah hitam berteriak dengan terkejut.

"I... Iya guru, Raja Siluman Tanah sudah mati dibunuh," balas seorang pemuda dihadapannya yang kini tengah menunduk.

"Siapa yang bisa melakukan itu?! Kita menyerang desa itu dengan ratusan Siluman 39 Jendral Siluman dan Raja Siluman." Pria itu mengeluarkan amarahnya pada meja dihadapannya, meja itu dipukul olehnya hingga hancur menjadi abu.

"Aku tidak mengenal orang itu, tapi jika dilihat saat terakhir Putri Yang Shui sangat menjaganya." Pemuda itu sangat ketakutan ketika melihat sang guru meledak.

Dirinya menyadari kegagalannya hari ini sangatlah menderita kerugian besar, para Siluman yang sudah dipelihara oleh gurunya mati tanpa sisa.

Pria berjubah hitam itu menenagkan napasnya, dia menatap pemuda yang tengah tertunduk itu. Jika saja pemuda itu bukanlah salah satu anggota keluarga Kekaisaran mungkin dia sudah membunuh pemuda itu.

"Kau adalah keluarga kekaisaran, seharusnya mudah untukmu mengenal orang yang dekat dengan Yang Shui," ucap pria itu dengan dingin.

"Guru, aku tidak bisa melihat jelas wajahnya karena dia berlumuran darah ketika aku sampai di tempat pertarungan, belum lagi kekuatan kehancuran yang besar dari setiap serangannya. Aku tidak bisa mengidentifikasi anggota Keluarga Kekaisaran seperti dia." Pemuda itu menjawab seraya menunduk.

"Kekuatan kehancuran? Pemuda? Apakah dia?" Saat ini pria itu memikirkan sosok pemuda mengerikan dengan kekuatan kehancuran. Petapa Gila.

Di Benua Angin Selatan hanya Petapa Gila yang memiliki kekuatan kehancuran.

"Kerahkan kekuatan, aku ingin tugas yang diberikan pada kita Mansion Siluman selesai dengan baik!" Pria itu berkata dengan nada penuh perintah.

Pemuda itu terkejut ketika mendengar perintah pria tersebut, dengan kata 'Kerahkan Kekuatan' pemuda itu paham bahwa pria itu ingin menggerakan semua kekuatan untuk menyelesaikan tugas mereka. Memburu para Jenius Kekaisaran Yang!

"Baik guru!" Pemuda itu mengangguk lalu pamit pergi untuk menyiapkan kekuatan mereka.

Mansion Siluman, sesuai namanya Mansion Siluman adalah tempat para Kultivator yang memelihara Siluman untuk bertarung, mereka mengendalikan Siluman seperti para Kultivator Binatang yang menggunakan Binatang Iblis atau Binatang Roh untuk bertarung.

Kabar tentang para Jenius Kekaisaran Yang, yang sedang berburu Siluman untuk menambah pengalaman mereka sudah bocor pada telinga Kaisar Ming.

Sebagai musuh bebuyutan dari Kekaisaran Yang, tentu saja Kaisar Ming tidak melepaskan kesempatan untuk menghabisi para Jenius dari Kekaisaran Yang.

Membunuh para Monster kecil yang tengah berkembang tentu akan menguntungkan untuk keturunannya nanti.

Kaisar Ming membuat perintah langsung untuk Mansion Siluman agar melakukan pembersihan lewat Siluman mereka, dengan cara tersebut bahkan jika para Jenius tersebut mati. Kekaisaran Yang tidak bisa menyalahkan Kekaisaran Ming. Sebuah langkah cerdah dan kesempatan yang sangat langka.

Tebakan Han Xiao dan Ne Zha tentang kemunculan Raja Siluman memang tidak meleset, hanya saja mereka belum memiliki bukti untuk memastikan bahwa Kekaisaran Ming lah yang melakukan invasi menggunakan Siluman.

***

Sementara itu di tempat lain...

Ne Zha dan kelompoknya barusaja menghabisi sekelompok Siluman lainnya, situasi yang mereka temui cukup normal karena tidak adanya Jendral Siluman.

Keringat memenuhi wajah dua gadis disamping mereka, Han Xiao tertawa kecil melihat Xia Shiva dan Su Lihwa yang sangat kelelahan setelah melawan lebih dari seratus Siluman yang mengepung mereka di desa kecil lainnya.

"Sangat aneh, Siluman menyerang desa-desa. Ini sangat tidak biasa." Nuren Yexing mengerutkan dahinya ketika dia membersihkan keringat dan darah yang berada pada Han Xiao.

Pemuda riang itu mengangguk, setau dirinya dalam ingatan yang diberikan oleh Harimau Suci sangatlah jarang Siluman menyerang desa.

Kecuali dalam keadaan tertentu.

"Ada tangan dibalik semua ini," ucap Ne Zha, dia sudah sedikit terbuka pada tim nya selain Han Xiao. Biasanya pemuda itu hanya memasang wajah dingin dan tidak banyak bicara seperti ketika hanya berdua dengan Han Xiao.

"Aku juga berpikir seperti itu, sangat aneh ketika Siluman Sungai dalam jumlah besar berkumpul pada satu tempat." Han Xiao mengeluarkan pendapatnya.

Para Siluman memang terbiasa hidup berkelompok tetapi jika kelompok itu keluar dengan seluruh anggota mereka itu sangat mencurigakan.

"Aku jadi teringat saat perjalananku dari utara, Siluman disana memang sangat banyak membuat si kura-kura sampai hanya bisa bertindak pasif." Nuren Yexing berkata saat mengingat kejadian saat itu.

"Utara? Kenapa banyak dari utara?" Su Lihwa terlihat sangat bingung, wajar saja dia sangat jarang keluar dari Kota Xianxie.

Berbeda dengan Su Lihwa yang kebingungan, Xia Shiva yang sering berkeliling bisa menebak.

"Utara adalah akses terpenting dari Kekaisaran Yang, Hutan Kegelapan memisahkan setiap Kekaisaran. Hutan Kegelapan di Utara terbilang aman untuk dilewati sedangkan jalur lainnya cukup berbahaya tapi tidak mustahil untuk melewatinya," ucap Xia Shiva.

"Pintar." Han Xiao menepukan tangannya pelan pada dahi Xia Shiva.

"Sepertinya ada yang memiliki niat terhadap Kekaisaran Yang kita," ujar Han Xiao. "Tapi kita bisa melawannya dengan menghabisi para Siluman bau ini."

"Yexing, kau sebagai perampok sebelum ini pasti mengetahui dengan jelas geografis Hutan ini, aku ingin menghampiri desa ke desa di hutan ini. Ada kemungkinan mereka bernasib sama seperti desa sebelumnya." Han Xiao menatap pesona dewasa dihadapannya itu.

Nuren Yexing mengangguk, dia mengatakan sangat hafal dengan daerah di hutan ini. Banyak desa kecil pada hutan ini. Dia akan memandu mereka ke desa terdekat satu persatu.

"Malam semakin larut, sebaiknya kita sudahi dulu berburu untuk malam ini. Kita istirahat dulu di desa ini," ucap Ne Zha seraya membawa Su Lihwa ke salah satu rumah yang sudah tidak berpenghuni.

Melihat sahabatnya yang mulai terbiasa dengan makhluk bernama perempuan, Han Xiao terkekeh pelan. Sepertinya rencana sahabatnya akan sedikit berubah, dia segera mengikuti Ne Zha ke rumah tersebut dengan Xia Shiva dan Nuren Yexing disisinya.

Setidaknya mereka bisa tidur didalam rumah walaupun tidak ada ranjang yang nyaman tetapi lebih baik daripada tidur beratapkan langit di hutan.

Ketika Han Xiao dan lainnya sudah masuk kedalam rumah tersebut, jauh dari desa ada dua orang menggunakan jubah biru dan hijau sedang memperhatikan kelompok Han Xiao.

"Pangeran bukan hanya menjadi kuat, dia bahkan menjadi sangat agresif pada lawan jenisnya." Salah satu orang tersebut terkekeh saat berkomentar.

Pletak...

Pria berjubah hijau memukul pria berjubah biru tersebut.

"Aku setuju dengan pernyataanmu yang pertama, tapi yang kedua itu terdengar sangat mesum," ucapnya.

"Kenapa? Itu kenyataannya, apakah kau tidak melihat tangan Pangeran yang menggerayami tubuh wanita perampok itu?" Pria berjubah biru itu tertawa saat mengingat tangan nakal Han Xiao.

"Sudahlah diam, aku tidak ingin berdebat denganmu, kita laporkan ini pada Yang Mulia lalu kembali kesini lagi," ucap pria berjubah hijau itu lalu pergi dengan secepat kilat.

Pria berjubah biru itu menggaruk kepalanya sebelum ikut menghilang bersama hembusan angin yang ditinggalkannya.