webnovel

Dua Penguasa

Mengisahkan dua Pemuda dari Negara Maritim yang sangat menggilai barang antik dan kuno, keduanya mengikuti sebuah lelang di Negara Tirai Bambu. Hingga sampai dimana keinginan mereka terwujud, yaitu untuk mencapai dunia lain. Namun sial, setelah sampai di dunia tersebut. Mereka tidak mendapatkan jalan pulang. Kini keduanya terjebak di dunia dengan Manusia yang bisa mengendalikan panasnya api, membekukan air, kerasnya tanah dan hampanya angin. Mereka menyebut diri mereka adalah Kultivator Mereka mendapat identitas baru dari dua Harimau yang mereka temui untuk memulai petualangan mereka di dunia tersebut, mereka berdua dengan sangat tekun menaikan kekuatan mereka dalam tujuan untuk menguasai dunia ini! *Original bukan terjemahan.

Han_disini · Oriental
Pas assez d’évaluations
525 Chs

Bab47. Melawan!

Secara perlahan ledakan mereda, lingkungan di sekitar Ne Zha juga mulai terlihat dengan jelas. Ne Zha memfokuskan pandangannya pada kelompok tadi, jika tidak ada kecelakaan maka ledakan tadi cukup untuk melukai kedua Kultivator Istana Bumi tapi tidak cukup untuk membuat mereka terluka parah karena bagaimanapun ledakan itu hanya memiliki suara dan ledakan itu tidak ditujukan untuk menyerang melainkan untuk memberi tanda, tapi tetap saja kekuatan destruktif dari elemen yang dikumpulkan Ne Zha cukup mengerikan.

Saat semua debu sudah mereda pandangan kembali menjadi jelas, Su Lihwa dan Xia Shiva terkejut bukan main saat ketujuh orang itu masih baik-baik saja. Pria yang disamping wanita tadi mengeluarkan sebuah perisai yang cukup besar untuk melindungi mereka dari ledakan!

Ne Zha berdecak kesal melihat bahwa orang-orang itu selamat tanpa sedikitpun luka dari ledakan yang dia buat, walaupun dia memiliki pedang yang sangat kuat tapi dia tidak ingin menggunakannya karena konsumsi Qi untuk pedang itu terlalu mengerikan untuk Kultivasinya saat ini. Hanya jika dia sudah menembus Ekspansi Istana maka Qi yang di butuhkan oleh pedang tersebut akan terpenuhi tanpa efek samping seperti terakhir dia menggunakannya.

"Kita hanya bisa bertarung jika begini," gerutu Ne Zha dan secara diam-diam melakukan teknik Jari Pisau Bayangan.

Jika saja hari gelap maka teknik ini akan berjalan dengan sempurna dibawah kegelapan, bayangan Ne Zha tidak akan terdeteksi. Tetapi jika itu siang bolong seperti saat ini Ne Zha akan menyisakan sebuah kilat bayangan.

Sasaran Ne Zha adalah pria yang membawa Perisai besar tersebut, dia melihat bahwa pria ini juga yang paling kuat diantara Ekspansi Istana yang ada di kelompok tersebut.

Mata pria itu berkedip melihat kilat bayangan Ne Zha yang tiba-tiba mendekat.

Crak...

Sebuah luka dalam pada Perisai terbentuk, pria itu mundur beberapa langkah saat Ne Zha melayangkan sebuah tinju dengan kekuatan kehancuran yang besar pada perisainya.

Kelima pria Alam Emas di belakang pria itu terkejut melihat serangan Ne Zha, akan sangat mungkin jika mereka yang diserang seperti itu oleh Ne Zha mereka akan mati tanpa keraguan. Tangan Pria itu bergetar saat memegang perisai dengan sekuat tenaga, dia sungguh tidak menyangka bahwa dirinya telah menendang sebuah batu keras.

Barulah saat ini Pria dan Wanita itu menyadari saat ini mereka tidak bisa mendeteksi tingkat Kultivasi Ne Zha, mereka sedikit ragu karena siapa yang tahu jika Ne Zha adalah seorang ahli yang telah hidup ribuan tahun? Itulah dalam pikiran mereka saat ini. Mau menyerahpun tiada guna karena mereka sudah menendang maka mereka harus melanjutkannya.

Wanita itu hendak membantu pria yang dalam kesulitan melawan Ne Zha, saat ini Ne Zha tengah beradu pukulan dengan pria tersebut. Hanya dalam sekejap mereka telah bertukar berbagai jurus.

"Mau kemana?" Su Lihwa melemparkan pisau kecilnya pada gadis tersebut, dengan lambaian tangannya pisau itu terbang kembali pada tangannya. Pisau itu adalah Alat Roh!

Wajita tersebut senang melihat senjata yang bagus dari Su Lihwa, dia berpikir bahwa dia bisa mendapatkannya dengan mudah lalu membantu pria tadi.

Su Lihwa melihat bahwa wanita iru tertarik dengan Pisau Terbangnya, wanita itu berjalan menuju Su Lihwa dengan tatapan serakah.

"Jika kau memberikan pisau itu aku tidak akan membunuhmu segera," ucap wanita itu dengan seringgai di mulutnya.

"Ambil jika ingin!" Su Lihwa melenparkan pisau tersebut lalu menarik pedangnya.

Wanita itu terkejut melihat Su Lihwa yang ingin menyerangnya, cibiran keluar dari mulut wanita tersebut karena dia mengetahui bahwa Su Lihwa hanya berada di Alam Emas kedua. Hanya perlu mengankat sebelah tangan baginya untuk berurusan dengan Kultivator pada tingkat yang sama dengan Su Lihwa.

Sangat disayangkan bahwa perhitungan wanita itu sedikit meleset, memang untuk Kultivator Alam Emas biasa mungkin dia hanya butuh satu tangan untuk mengalahkannya, tapi Su Lihwa adalah keadaan yang berbeda karena memiliki Roh Beladiri Api Hitam serta kekuatannya tangguh karena menggunakan Manual Kultivasi Yang Hell.

Su Lihwa menebas pedangnya yang dialiri oleh Qi pada wanita tersebut, dia sepenuh tenaga ingin menahan wanita tersebut.

Wanita itu menyambut serangan Su Lihwa menggunakan pisau yang berada di pinggangnya sejak tadi, dia juga merupakan pengguna senjata pisau maka dari itu dia sangat tertarik dengan Pisau Terbang Su Lihwa.

Keduanya berbenturan dengan keras menciptakan gelombang kejut, pisau wanita itu juga bukan sembarangan pisau itu merupakan Alat Roh hanya saja dia tidak menggunakan Qi untuk berhadapan dengan Su Lihwa karena menurutnya itu tidak perlu, sekali lagi perhitungannya salah. Pedang Su Lihwa menekan pisau wanita tersebut.

Su Lihwa mengambil langkah mundur sebelum melakukan teknik pedangnya, dia mengayunkan pedang dengan cara yang sangat indah dan mengagumkan, tiba-tiba pedang tersebut dipenuhi oleh nyala Api Hitam, ini adalah jurus pedang yang ada dalam Yang Hell Manual. Pedang Dewa Neraka!

Wanita itu sekali lagi menyerang pada saat yang sama dengan Su Lihwa, melihat Su Lihwa dengan serius menggunakan semua kekuatannya dia juga mulai serius, saat perbenturan pertamanya dia juga merasakan bahwa kekuatan Su Lihwa tidaklah kecil. Mereka mulai bertukar serangan lagi, kini gaya bermain pedang Su Lihwa terlihat sangat agresif dengan momentum yang mengerikan disetiap tebasannya akan membuat udara terbakar, tapi wanita itu adalah Ekspansi Istana jadi dia bisa bertarung dan bahkan mulai menekan Su Lihwa.

Su Lihwa sudah tidak tahan lagi dia mengambil langkah mundur dan menatap kesal pada wanita tersebut, dia hanya bisa membuat pisau wanita itu rusak tetapi tidak bisa melukainya sedangkan dia kendapatkan beberapa luka setelah pertukaran tadi. Dia melambaikan tangannya secara perlahan.

Pisau Terbangnya yang tergeletak di tanah tepat pada belakang wanita tadi mulai bereaksi dan terbang dengan kecepatan tinggi kearah wanita tersebut.

Slash...

"Yah!" Su Lihwa berseru dengan senang saat dia berhasil menancapkan pisau tersebut pada paha wanita itu.

"Gadis nakal!" Wanita itu meraung marah dan segera membuat mudra tangan untuk menyerang Su Lihwa dengan Ilmu Sihir.

Cletak!!!

Kepala wanita itu terhuyung saat dia terkena serangan menyelinap, dia mengedarkan pandangannya mencari si penyerang.

"Jangan mencari, aku di belakangmu," suara riang terdengar di telinga wanita itu, dia membalikan tubuhnya untuk melihat siapa oenyerangnya. Tapi.

Boooom...

Sebuah pukulan keras melayang pada perutnya, wanita itu terlempar ke belakang hingga menabrak pohon.

Ne Zha yang sedang bertarung sengit dengan pria tadi menghela napas melihat orang yang baru saja datang tersebut.

"Kalian berlima! Kenapa diam saja!" Wanita itu mengutuk pada lima orang yang sedari tadi hanya diam. Saat dia melihat kelima orang itu saat ini tengah berbaring tidak berdaya di tanah.