webnovel

Dua Penguasa

Mengisahkan dua Pemuda dari Negara Maritim yang sangat menggilai barang antik dan kuno, keduanya mengikuti sebuah lelang di Negara Tirai Bambu. Hingga sampai dimana keinginan mereka terwujud, yaitu untuk mencapai dunia lain. Namun sial, setelah sampai di dunia tersebut. Mereka tidak mendapatkan jalan pulang. Kini keduanya terjebak di dunia dengan Manusia yang bisa mengendalikan panasnya api, membekukan air, kerasnya tanah dan hampanya angin. Mereka menyebut diri mereka adalah Kultivator Mereka mendapat identitas baru dari dua Harimau yang mereka temui untuk memulai petualangan mereka di dunia tersebut, mereka berdua dengan sangat tekun menaikan kekuatan mereka dalam tujuan untuk menguasai dunia ini! *Original bukan terjemahan.

Han_disini · Oriental
Pas assez d’évaluations
525 Chs

Bab45. Hari kedua.

"Berapa semua biaya penginapan dan makan kami?" Su Lihwa bertanya pada resepsionis total berapa yang harus mereka bayar.

"Biaya penginapan hanya dua perak, sedangkan untuk makanan yang dipesan total satu perak limapuluh perunggu, jadi semuanya bertotal tiga perak lima puluh perunggu," jawab resepsionis tersebut setelah menghitungnya dengan baik-baik.

"Semurah itu?" Han Xiao berkomentar.

"Tuan Muda, bagi kami desa kecil total segitu cukup besar dan bisa mendapatkan banyak sayuran serta daging yang anda makan." Resepsionis itu tersenyum menanggapi Han Xiao.

Ne Zha memberikan satu keping emas pada resepsionis tersebut, melihat Ne Zha yang memberi sangat jauh dari total yang harus dibayar pelayan itu terkejut. Dia tidak memiliki sembilan puluh enam koin perak dan lima puluh koin perunggu.

"Tuan Muda... I... ini apakah ada uang pas? Kami tidak memiliki kembalian sebanyak itu," kata resepsionis itu dengan malu.

"Aku tidak meminta kembalian, aku juga tidak mempunyai koin Perak. Hanya koin Emas yang kumiliki. Ambil saja," ucap Ne Zha pada resepsionis tersebut lalu melangkahkan kakinya menuju luar penginapan.

Su Lihwa dan Xia Shiva masih bingung dengan yang dilakukan Ne Zha tapi mereka tidak menanyakan secara langsung, mungkin bisa nanti saat dalam perjalanan. Han Xiao sendiri sudah mengetahui sifat Ne Zha bagaimana jadi dia tidak mengatakan apapun dan hanya tersenyum lebar pada resepsionis yang memiliki tanda tanya pada wajahnya.

***

"Kemana tujuan kita selanjutnya?" Su Lihwa bertanya pada Ne Zha, saat ini posisi mereka sangat jauh dari Desa kecil tempat mereka beristirahat semalam.

Ne Zha menatap Han Xiao, pemuda itu juga bertanya lewat tatap matanya karena tahu bahwa Han Xiao juga melakukan pemburuan ini seraya menjemput adik angkatnya Ren Yanyu dan Bing Xing.

"Kita akan melakukan pemburuan melewati jalur utama tercepat," jawab Han Xiao, ya perkiraan Han Xiao Bing Xing dan Ren Yanyu pasti akan mengambil jalur tersebut karena mereka pasti ingin cepat sampai di Kota Xianxie.

Ne Zha juga menyarankan agar mereka melewati beberapa tempat dengan sisa aura siluman yang kental agar mereka bisa menunggu hingga malam dan berburu Siluman di daerah tersebut. Kedua gadis cantik itu hanya menganggukan kepala mereka berulangkali seperti ayam memakan beras.

Perjalanan mereka tidak bisa disebut lancar karena beberapa Binatang buas atau Binatang Iblis menyerang mereka, tapi hal itu bisa ditangani dengan mudah oleh kedua gadis cantik tersebut. Ne Zha dan Han Xiao bukan tidak ingin bergerak, tetapi mereka menginginkan kedua gadis cantik itu melatih insting bertarung di alam terbuka seperti ini. Sangat jarang bagi mereka untuk keluar dari Kota Xianxie.

Xia Shiva memang sering kabur dan berkeluyuran di luar Kota Xianxie tapi itu masih daerah yang sangat aman karena paling banyak hanya ada sekelompok bandit atau preman yang tidak memiliki Kultivasi.

Berbeda dengan Su Lihwa, walaupun dia sangat kuat dibandingkan dengan kultivasi yang sama tetapi dia adalah anak dari Patriark Klan Su. Sangat jarang baginya untuk keluar mencari pengalaman, saat dia keluar dari Kota Xianxie itu paling dia mengurusi beberapa masalah Klan yang juga mengharuskan dia memiliki penjagaan dari Kultivator kuat Klan Su.

"Ayunkan miring secara cepat, balas ke samping, tebas dengan horizontal." Ne Zha meneriakan beberapa arahan saat Su Lihwa kesulitan melawan Binatang Iblis berbentuk Serigala bermata hijau.

Xia Shiva disisi lain juga mendapat arahan dari Han Xiao untuk menyerang dua Binatang Iblis Serigala bermata hijau tersebut.

"Gerakanmu terlalu manja, tambah kecepatan! Jangan ragu untuk menebas. Awas sisi kanan mu! Tebaskan pedangmu dengan verikal pada arah jam tiga." Han Xiao antusias menonton Xia Shiva yang sedang melawan Serigala Bermata Hijau, Han Xiao sebenarnya cukup mengagumi permainan pedang Xia Shiva, dia hanya memberi beberapa arahan pada saat kritis yaitu dimana saatnya serangan Xia Shiva memiliki kebocoran sehingga tidak efektif untuk menjaga diri.

Sebagai contoh tadi ketika Xia Shiva melakukan serangan pada Serigala Bermata Hijau di hadapannya pedangnya itu sangat terfokus hanya satu Serigala Bermata Hijau, jika Han Xiao tidak memberi arahan untuk menyerang kesamping. Pasti gadis itu akan terluka oleh Serigala Bermata Hijau tersebut.

"Huft..." Kedua gadis cantik itu menghela napas lega setelah berhasil menghabisi Serigala Bermata Hijau Binatang Iblis tingkat 3 tersebut.

"Mari masih lama untuk menjelang malam, sebaiknya kalian beristirahat dengan baik," ucap Ne Zha seraya melemparkan dua pil untuk Su Lihwa dan Xia Shiva.

"Ne Zha, aku ingin berkeliling sebentar. Kalian tunggu saja di sini aku tidak akan lama." Han Xiao bangkit dari duduknya lalu mulai berjalan tanpa menunggu jawaban dari Ne Zha.

Ne Zha hanya menggeleng pelan melihat kelakuan sahabatnya tersebut, sudah tidak aneh baginya Han Xiao yang suka berkeluyuran sendiri seperti itu.

"Kemana anak itu?" tanya Su Lihwa.

"Mana kutahu?" Ne Zha mengangkat bahunya, dia melanjutkan beristirahat seraya menyerap Qi dengan Manual Kultivasinya.

***

"Xing'jiejie, butuh berapa lama lagi untuk sampai di Kota Xianxie? Aku sangat rindu pada Abang Han." Gadis kecil berambut emas bertanya dengan nada tidak sabar kepada gadis berpakaian putih biru di sampingnya.

"Tanyakan pada Bul Bul, jika dengan kecepatan tercepatnya butuh berapa hari," jawab Bing Xing seraya memacu Kuda Bergasnya.

Bul Bul adalah si Banteng Biru, Banteng besar itu berlari sangat cepat tetapi tidak membuat tanah disekitarnya bergetar karena bobotnya yang hampir lima ton. Ini juga keunikan dari Banteng Biru, dia bisa mengendalikan kecepatan dan kekuatan hingga membuat penunggangnya terasa nyaman.

"Bul Bul, berapa hari dengan kecepatanmu untuk sampai di Kota Xianxie?" Ren Yanyu sedikit menyondongkan tubuhnya untuk berbicara pada Bul Bul.

"Moooorgh..."

Ren Yanyu mengangguk antusias mendengar jawaban dari Bul Bul sedangkan Bing Xing terlihat kebingungan dengan apa yang terjadi, apakah anak ini mengerti bahasa Banteng?

"Jika dengan kecepatan penuhnya dia sanggup untuk sampai dalam waktu tiga hari!" seru Ren Yanyu senang.

Bing Xing tersentak mendengar perkataan Ren Yanyu, pada dasarnya dia memang mengetahui dengan kecepatan Banteng Biru itu akan sampai dalam tiga hari. Dia hanya memberi jawaban pada Ren Yanyu agar gadis kecil itu berhenti bertanya padanya.

"Yu'er, memang dengan kecepatan Banteng Biru bisa hanya dalam tiga hari. Tetapi lain hal nya dengan Kuda Bergas." Bing Xing tersenyum menjawab Ren Yanyu.

"Moooorgh..." Suara dengkuran malas yerdengar dari Banteng Biru.

Tiba-tiba Kuda Bergas yang dikendarai oleh Bing Xinh dan Fu Daiyu mengikik kencang seperti tidak menyukai Banteng Biru.

"Apa yang dikatakan Bul Bul?" tanya Bing Xing.

"Kuda ini tidak berguna, paras saja tampan tetapi tenaga tidak ada, begitulah," jawab Ren Yanyu.