webnovel

Dua Penguasa

Mengisahkan dua Pemuda dari Negara Maritim yang sangat menggilai barang antik dan kuno, keduanya mengikuti sebuah lelang di Negara Tirai Bambu. Hingga sampai dimana keinginan mereka terwujud, yaitu untuk mencapai dunia lain. Namun sial, setelah sampai di dunia tersebut. Mereka tidak mendapatkan jalan pulang. Kini keduanya terjebak di dunia dengan Manusia yang bisa mengendalikan panasnya api, membekukan air, kerasnya tanah dan hampanya angin. Mereka menyebut diri mereka adalah Kultivator Mereka mendapat identitas baru dari dua Harimau yang mereka temui untuk memulai petualangan mereka di dunia tersebut, mereka berdua dengan sangat tekun menaikan kekuatan mereka dalam tujuan untuk menguasai dunia ini! *Original bukan terjemahan.

Han_disini · Oriental
Pas assez d’évaluations
525 Chs

Bab22. Siluman

Han Xiao, Ren Yanyu dan Bing Xing mengikuti pelayan penginapan ke lantai teratas dari Penginapan Musim Semi, saat sampai di sebuah pintu dengan aksen kuno berukiran bunga di setiap sudut pintu dan terukir besar bunga di tengah pintu itu. terlihat sangat indah.

Pelayan mengetuk pintu, selesai mengetuk dia menatap pada Han Xiao. "Nona menunggu kalian di dalam ruangan," kata pelayan itu lalu pergi.

Tak lama setelah pelayan tersebut pergi, pintu di depan Han Xiao terbuka dengan sendirinya.

"Aku kira hanya ada di jaman modern pintu yang bisa terbuka sendiri seperti ini," batin Han Xiao seraya berdecak kagum. Memang dia mengetahui dari ingatan yang didapatnya bahwa dengan Qi dan sedikit keterampilan bisa menggerakkan suatu benda, ada juga cara dengan menggunakan sebuah Formasi yang di tenagai oleh Koin Kristal.

"Ayo masuk," ajak Han Xiao lalu masuk begitu saja meninggalkan Bing Xing dan Ren Yanyu yang masih terdiam di depan pintu.

"Anak ceroboh," gerutu Bing Xing saat Han Xiao dengan mudahnya masuk tanpa memikirkan apapun, dirinya saja sedikit ragu. Walaupun Sekte Musim Semi Kosong adalah sekte aliran putih tapi siapa tahu akan ada beberapa masalah nanti di dalam sana.

Dengan suasana hati yang masih berantakan. Bing Xing mengikuti Han Xiao masuk bersama Ren Yanyu.

Saat Han Xiao memasuki ruangan tersebut yang pertama dia ekspresikan adalah kagum, walaupun di dunia sebelumnya dia adalah anak dari pengusaha besar yang hidup penuh kemewahan tapi itu belum ada apapun dibandingkan dengan dekorasi ruangan yang dia masuki ini.

Ada banyak ornamen bunga yang terbuat dari emas, Han Xiao mengetahui emas sama sekali tidak berharga bagi Kultivator tetapi Koin Kristal memang terampil untuk membuat sebuah keindahan dengan menjadikannya kerajinan.

"Silahkan duduk." Sebuah suara mengalihkan pandangan Han Xiao dari hiasan-hiasan bunga di setiap sudut ruangan.

Bukannya Han Xiao tidak pernah melihat banyak emas, di kediaman Yang He pun banyak hiasan dari emas tetapi hiasan yang berada di ruangan ini sangat indah dan penuh mahakarya, Han Xiao sebagai penggila mahakarya tentu sangat tergoda.

"Ada apa memanggil kami? Apakah soal ganti rugi?" suara Bing Xing terdengar oleh Han Xiao saat dia baru saja duduk di kursi depan Fu Daiyu.

Fu Daiyu tersenyum pada Bing Xing yang berdiri di samping kursi Han Xiao. "Bukan, aku memanggil kalian kesini bukan soal ganti rugi."

"Lalu?" tanya Bing Xing.

"Kalian ganti rugi untuk penginapan kecil ini pasti tidak akan jadi masalah." Fu Daiyu tersenyum ramah pada Han Xiao dan Bing Xing.

"Langsung pada intinya saja," ucap Bing Xing karena dia adalah tipe gadis yang tidak suka berkelit.

"Baiklah," ucap Fu Daiyu seraya menganggukan kepalanya.

"Beberapa bulan terakhir sekitaran kota Daun ini banyak mendapat serangan siluman," tutur Fu Daiyu.

"Siluman?" Han Xiao bingung.

Siluman berbeda dengan Binatang Iblis. Walaupun beberapa siluman berwujud hewan tapi mereka memiliki kecerdasan seperti manusia.

Juga sangat jarang siluman memasuki daerah pemukiman ramai.

"Ada sosok dibalik penyerangan siluman ini," gumam Han Xiao.

Fu Daiyu mengangguk membenarkan gumaman Han Xiao. "Ya memang ada sosok dibalik penyerangan ini, para siluman menyerang desa desa di sekitar kota Daun. Sehingga membuat warga selamat mengungsi ke kota Daun."

Han Xiao sekarang memahami kenapa banyak Kultivator yang berkeliaran di kota kecil ini. Ternyata berkaitan dengan serangan siluman.

"Kenapa senior Fu memanggil kami? Kami hanya berniat singgah sejenak sebelum melanjutkan perjalanan," kata Han Xiao.

"Aku melihat gadis berambut emas itu memiliki keterampilan dalam api, juga kau pendekar muda. Kau memiliki aura yang tidak biasa," papar Fu Daiyu.

Han Xiao tidak terkejut dengan Fu Daiyu yang memaparkan kekuatan yang dimiliki Ren Yanyu dan dirinya karena Han Xiao yakin Fu Daiyu ini bukan seorang Kultivator biasa.

Memang dengan api dimiliki oleh Ren Yanyu para siluman akan musnah karena para siluman takut pada cahaya.

Ada tiga cara membunuh siluman. Satu dengan membakarnya, kedua menebas leher mereka dengan senjata yang terbuat dari mineral pilihan yang biasanya menjadi bahan untuk senjata Kultivator dan cara terakhir yaitu dengan sinar matahari. Karena pada tabiatnya siluman itu makhluk kegelapan.

"Aku menolak untuk membantu, lagipula kemampuan Yu'er masih jauh dari harapan senior karena dia baru saja memasuki dunia Kultivator," kata Han Xiao.

Senyum di wajah Fu Daiyu sedikit menipis karena tolakan terang-terangan dari Han Xiao, selama dia menjadi Kultivator dia tidak pernah mendapat perlakuan seperti itu.

"Baiklah sudah cukup kan? Aku sabar lelah dan ingin istirahat," ucap Han Xiao lagi.

Bing Xing menatap tajam pada Han Xiao sedangkan Ren Yanyu berusaha mencerna apa yang sedang terjadi.

Wajah Fu Daiyu memerah karena marah, tapi dia tidak bisa melepaskan amarahnya begitu saja karena dia memahami bahwa kota ini sedang membutuhkan dua gadis dan pemuda tersebut.

"Penginapan Musim Semi akan memberikan layanan terbaik secara cuma-cuma jika pendekar muda ingin menaruh tangannya dalam uru..."

"Sepakat!!!" potong Han Xiao sebelum sempat Fu Daiyu melanjutkan perkataannya.

Fu Daiyu menghela napas pelan, dia membutuhkan ketiganya bukan tanpa alasan, Penginapan Musim Semi setiap harinya mengalami kerugian karena tidak bisa mendapat Binatang Iblis ataupun binatang lainnya untuk hidangan di restoran mereka karena siluman menghabisi Binatang Iblis dan binatang di sekitaran kota Daun.

"Baiklah, sekarang pendekar muda, Adik Ren dan Nona Bing silahkan istirahat di kamar istimewa, akan ada pelayan yang mengantarkan kalian," ucap Fu Daiyu setelah berkata demikian dia menghilang dari pandangan Han Xiao dan lainnya.

"Tukang pamer, cih." Han Xiao mencibir.

Pintu perlahan terbuka saat Han Xiao, Ren Yanyu dan Bing Xing berjalan mendekatinya. Disebrang pintu berdiri pelayan yang tadi mengantarkan Han Xiao ke ruangan milik Fu Daiyu.

"Mari tuan muda ku antar kalian menuju kamar kalian." Pelayan itu sedikit membungkuk dan mengarahkan jalan untuk Han Xiao dan dua lainnya.

***

"I...ini..."

Bing Xing sedikit terkejut dengan fasilitas yang mereka dapatkan, mereka mendapatkan sebuah ruangan luas dilantai paling atas Penginapan Musim Semi. Memang terlihat dari luar penginapan Musim Semi tidak mewah dan kecil tetapi berbeda jauh dengan apa yang ada di dalamnya.

Han Xiao mengangguk puas mendapat ruangan tersebut, sebuah ruangan besar dengan tiga kamar di dalamnya membuat Han Xiao sedikit tenang karena tidak akan terlalu jauh dari Ren Yanyu.

"Yu'er, sebaiknya kau beristirahat pasti lelah sehabis perjalanan tadi," ucap Han Xiao seraya mengelus kepala Ren Yanyu.

Ren Yanyu mengangguk lalu pergi menuju sebuah kamar yang berada di ruangan ini.

Setelah Ren Yanyu masuk kedalam kamar, Bing Xing menatap Han Xiao yang kini tengah berjalan menuju kursi dekat jendela.

"Kenapa tidak langsung menerimanya saja? Tidak usah memakai drama." Bing Xing berkata serata mendekati Han Xiao.

"Hanya iseng."

Bing Xing mendengus kecil, "iseng?"

Han Xiao mengangguk dan mengalihkan pandangannya pada Bing Xing, "kau akan mengetahuinya suatu saat." Han Xiao tersenyum pada Bing Xing lalu membaringkan tubuhnya di kursi panjang.

Bing Xing tetap dengan ekspresi dinginnya, dia menatap Han Xiao yang dengan ringan tertidur. Jika ada yang berniat jahat, setelah beberapa menit memperhatikan Han Xiao yang tertidur Bing Xing yakin bahwa pemuda riang itu benar-benar tertidur dengan pulas.

Bing Xing mengalihkan pandangannya pada jendela yang mengarah ke luar, di dan terdapat pemandangan kota dihiasi matahari yang hendak tenggelam.

Indahnya awan dipadu dengan warna jingga matahari membuat suasana semakin tenang, tanpa terasa Bing Xing mulai mengantuk biarpun dirinya memiliki stamina besar tetapi menghadapi suasana tenang seperti saat ini membuatnya terasa nyaman dan ingin beristirahat. Perlahan mata indah Bing Xing tertutup oleh kelopak matanya.

Hening, hanya seperti itu yang bisa menggambarkan suasana di ruangan tersebut.

Hingga matahari tenggelam sempurna, siang telah berganti malam suasana tenang di ruangan tersebut tidak berselang lama karena ada seseorang datang mengetuk pintu.

Bing Xing membuka matanya, dia mengucek matanya agar rasa kantuknya berkurang juga penglihatannya menjelas, Bing Xing berjalan menuju pintu lalu membukanya saat pintu terbuka disana terdapat beberapa gadis membawa banyak makanan, buah-buahan dan minuman.

"Ini adalah makan malam untuk nona Bing dan pendekar muda," ucap seorang gadis paling depan seraya sedikit menundukkan kepalanya.

Hanya anggukan yang gadis itu dapatkan dari Bing Xing, karena merasa bahwa Bing Xing sudah mengijinkan para gadis pelayan itu masuk dan meletakan berbagai bawaan mereka ke meja dekat Han Xiao tertidur.

Mereka dengan jelas melihat Han Xiao yang dengan tenangnya tertidur beberapa tidak bisa melepaskan pandangan mereka pada Han Xiao, wajah tampannya serta kharisma yang terpancar membuat daya tarik pada para gadis tersebut.

Namun mereka tidak lama memandangi Han Xiao karena suara dehaman dari sebuah ruangan, para gadis itu mengalihkan pandangan mereka pada pintu ruangan tersebut. Disana keluar seorang gadis berambut emas ekspresi wajahnya terlihat sangat tidak senang.

"Sudah?" ujar Ren Yanyu seraya menatap para gadis tersebut, dia sangat tidak senang Han Xiao ditatap oleh para gadis tersebut seperti itu.

Ren Yanyu sebelumnya ingin membukakan pintu, tetapi sudah dibuka terlebih dahulu oleh Bing Xing, jadi dirinya hanya mengamati di balik pintu yang terbuka sedikit.

Para gadis tersebut menundukkan kepala mereka lalu bergegas pergi setelah menata makanan dan minuman yang mereka bawa.

"Wangi sekali," suara parau terdengar dari belakang Ren Yanyu dan Bing Xing. Mereka mengalihkan pandangan mereka ke belakang.

Tetapi mereka tidak mendapati sosok yang tadi tertidur nyenyak di kursi panjang tersebut.

"Kemana Abang Han?" Ren Yanyu mengangkat alisnya bingung.

"Cepat kalian makan, atau tidak akan kuhabiskan semua makanan ini." Sebuah suara terdengar lagi di belakang kedua gadis tersebut.

Ren Yanyu adalah yang pertama menoleh, dia mendapati Han Xiao yang sedang asik dengan makanan di meja. Bing Xing tidak kalah terkejut seperti Ren Yanyu karena dia sebagai Kultivator seharusnya dia bisa mendeteksi hawa keberadaan Han Xiao.

Tetapi Bing Xing tidak merasakan hawa keberadaan Han Xiao, seolah pemuda itu hilang atau tidak ada. Setau dirinya hanya Tiga Petapa yang memiliki tekhnik untuk menghilangkan hawa keberadaan sebaik itu.

"Kenapa melamun? Ayo makan cepat, malam ini kita akan berburu siluman jika kalian kelaparan akan sangat merepotkan." Han Xiao buka suara lagi dengan mulut yang penuh oleh makanan.

Ren Yanyu segera menghampiri Han Xiao dan mengambil duduk disamping abangnya itu, dia mengambil banyak makanan terutama dimsum. Bing Xing juga sadar dari lamunannya lalu mengambil duduk di depan Ren Yanyu, berbeda dengan Han Xiao dan Ren Yanyu yang memiliki selera makan banyak Bing Xing hanya mengambil beberapa potong daging.

Benar saja, saat mereka telah selesai makan dan sedang berbincang datang seseorang mengetuk pintu ruangan mereka. Ren Yanyu bangkit dari duduknya lalu melangkah menuju pintu untuk membukakannya.

Saat pintu terbuka terdapat seorang gadis cantik dengan jubah bermotif bunga, Han Xiao melirik sebentar setelah itu memejamkan matanya malas.

"Senior perkenalkan aku adalah murid dari SekteMusim Semi Kosong yang akan mengikuti pendekar muda dan senior Bing dalam berburu siluman," ucap gadis tersebut.

Sebenarnya tidak usah dia mengenalkan dirinya sebagai murid Sekte Musim Semi Kosong karena dia sudah memakai seragam murid Sekte Musim Semi kosong, sebagai Kultivator pasti mengetahui seragam tersebut. Tetapi itu hanya seragam Murid luar.

"Tunggu sebentar." Ren Yanyu segera berlari menuju Han Xiao.

"Abang Han, apakah kita akan berburu siluman sekarang?" tanya Ren Yanyu pada Han Xiao.

"Hmm..." Han Xiao hanya mengangguk. "Suruh saja tunggu di lantai bawah, kita akan segera menyusul," kata Han Xiao.

Ren Yanyu mengangguk lalu berlari lagi menuju gadis yang sedang berada di pintu.

"Tunggu saja di lantai bawah, nanti kami akan menyusul," ucap Ren Yanyu.

Gadis itu mengangguk paham lalu pergi setelah berpamitan.

Pintu ditutup lagi oleh Ren Yanyu setelah itu Ren Yanyu duduk lagi di samping Han Xiao.

Han Xiao melambaikan tangannya lalu di depannya muncul jubah berwarna biru putih bermotifkan bunga teratai.

"Yu'er pakai ini, jubah ini akan melindungi Yu'er dari serangan siluman nanti," ucap Han Xiao seraya memberikan jubah tersebut pada Ren Yanyu.

Bing Xing menatap terkejut saat Han Xiao mengeluarkan jubah tersebut karena saat pertama dia melihat, Bing Ruomei yakin bahwa jubah itu adalah Alat Roh Emas bermutu tinggi!

Ren Yanyu menerima jubah tersebut dan bergegas berlari kecil menuju kamar untuk memakai jubah tersebut.

"Semudah itu kau memberikan Alat Roh bermutu tinggi?" ucap Bing Xing.

"Dia adiku tentu saja aku ingin memastikan keselamatannya, juga aku memang membeli jubah itu di Paviliun Surga Harta Karun untuk Yu'er," jawab Han Xiao.

"Itu sebuah pusaka bagi sekte kelas menengah." Bing Xing berkata.

"Ya itu pusaka untuk mereka, tetapi bagiku itu adalah alat untuk mengamankan adikku," balas Han Xiao.

"Sudahlah cepat siap-siap kau patung es, banyak sekali bicara," ujar Han Xiao.

Bing Xing hanya mendengus lalu pergi, memang dia merasa bahwa semenjak bertemu dengan Han Xiao dirinya menjadi banyak bicara padahal dia adalah orang yang merasa sulit untuk berbicara. Apalagi dengan lawan jenis.