webnovel

Ingatan Masa Lalu

"Huo ... Shui! Kemari kalian!" Seorang wanita paruh baya berteriak sangat keras. Bahkan rumah seolah bergetar akibat gema dari suara wanita tersebut.

Kedua anak segera berlari menghampiri wanita itu.

"A-ada apa Ma?" Anak lelaki memberanikan diri untuk berbicara.

"Tak!" Telapak tangan berhasil mendarat mulus di pipi anak lelaki tersebut, membuatnya sampai terguling-guling di lantai, yang terbuat dari keramik.

Panas. Begitulah yang di rasa anak lelaki itu. Di usapnya pipi bekas tamparan, sembari sekeras mungkin ia berusaha menahan air matanya, agar tidak terjatuh. Namun entah mengapa sangat sulit, untuk menahannya. Membuat bulir-bulir bening itu mengalir dengan sendirinya.

Sang anak gadis mendekati saudaranya.

"Apakah kau tak apa?" tanya gadis tersebut.

Meski ia tak mendapat jawaban dari saudaranya, namun ia tau apa yang di rasa anak lelaki itu kala melihat matanya.

"Mama kenapa selalu menyiksa kami? Apa salah kami?" bentak keras gadis tersebut.

"Kau berani membentak mama! Dasar, anak tak tahu diri!" Tamparan yang tak kalah kerasnya, juga di dapat gadis tersebut dari wanita yang di panggil Mama.

Bahkan gadis tersebut sampai dibuat terbentur di dinding.

Anak lelaki merasakan darahnya yang mendidih kala melihat saudaranya mendapat tamparan keras. Lebih parahnya, ia bahkan sampai dibuat terbentur di dinding.

Berdiri, lelaki itu lantas berucap. "Ma! Mama boleh memukul aku. Mama boleh menyiksa aku. Tapi tolong, jangan siksa Shui!"

"Makanya, kalau tidak mau di siksa, ya nurut."

"Apakah kami tak pernah nurut sama Mama? Kapan kami melakukannya?" seru anak lelaki.

Wanita itu tak langsung menjawab. Setelahnya ia mengambil tumpukan pakaian dan pel lantai.

"Ini, bersihkan. Mama mau bertemu sama Teman-teman Mama!"

Tanpa menoleh, wanita itu langsung berlalu begitu saja.

Dengan hati kacau, kedua anak itu mengambil benda yang di lempar ibu keduanya. Setelah itu melakukan pekerjaan seperti yang di perintahkan wanita tersebut.

***

Kedua anak, yang tidak lain Shui dan Huo saat ini sedang bermain bola bersama adik mereka di sebuah halaman pinggir rumah. Bukan adik kandung, melainkan adik tiri.

Ya! Wanita sebelumnya adalah Mama tiri shui dan Huo. Semuanya bermula saat Ibu mereka meninggal dunia di usia keduanya yang baru berumur 3 tahun. Ayah mereka kembali menikah. Namun bukannya mendapat kebahagiaan, mereka malah mendapat siksaan setiap harinya.

Saat sedang asik bermain, Huo tidak sengaja menendang bola, dan mengenai adik tiri tersebut.

Bukk!

Anak kecil tersebut seketika langsung terguling-guling, dengan muka yang merah.

Tentu saja rengekan yang begitu alay plus keras keluar dari mulut adik tiri Huo dan Shui.

Ibu tiri yang mendengar suara tangisan anak kesayangannya, tanpa pikir dua kali langsung meninggalkan pekerjaannya.

"Mao...." pekik sang ibu tiri.

Segera ia menggendong anak yang terkena bola. Kemudian menatap tajam Shui dan Huo.

Setelah meletakkan anak kesayangan, Wanita tersebut lantas menghampiri Shui dan Huo. Dengan balik kayu di tangannya, wanita itu tanpa ampun langsung menghajar Shui dan Huo.

"Aampun, Ma!"

"Maafkan kami Ma!"

Tak peduli sekeras apapun keduanya meminta belas kasih, namun wanita itu tampak tak tergubris.

Ia terus menerus memukul Huo dan Shui, sembari beberapa kata umpatan dan makian di keluarkan nya.

"Dasar Anak ga guna! Taunya cuma nyusahin... Kalian gk pantas hidup, Kalian lebih cocok mati, nyusul ibu kalian yang telah aku bunuh sebelumnya!"

Pukulan keras terus saja di lakukan wanita tersebut tehadap tubuh Shui dan Huo.

Kedua anak itu sendiri merasakan sakit luar dalam. Ingin rasanya mereka menghajar wanita itu, namun entah mengapa mereka tak bisa melakukannya.

Hingga beberapa saat, kesadaran mereka perlahan tapi pasti mulai menghilang. Hingga pandangan keduanya mulai gelap, dunia tak lagi mereka lihat untuk selama-lamanya.