"Apa?" tanya Blake, tanpa bisa sembunyikan raut bingung di wajahnya.
Kiyoko mengucapkan kalimat demi kalimat dengan tenang. Ketenangan yang dibuat-buat, Hazel bisa lihat itu. Namun, anehnya ia tak terganggu dengan reaksi kebingungan dari Blake. Seorang pria asing yang langsung ditembak oleh wanita bangsawan, kapan lagi akan terjhadi hal seperti itu kalau bukan sekarang.
Blake tentu saja menang terlalu banyak.
"T-tapi ...."
"Kau tak perlu tergesa menjawabnya, Blake. Pikirkanlah. Apakah kau masih berat dengan asetmu?"
Blake terenyak mendengar kalimat yang anehnya bisa dengan mudah meluncur dari mulut wanita yang seharusnya menjaga kehormatan dan adat ketimuran yang kental.
Hazel masih ingat bagaimana Naomi mendidiknya dan mengatakan bahwa kehilangan kehormatan, maka akan lebih baik bunuh diri. Hazel sungguh ngeri membayangkan jika sampai Naomi menyodorinya sebuah belati untuk melakukan harakiri.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com