webnovel

Chapter 39 My Model

Hari selanjutnya Neko berjalan ke wastafel kamar mandi, ia melihat dirinya di kaca besar dan melihat kalung yang Ia pakai. "(Kalung ini, hah...)" ia terkejut menatap nya. "(Bagaimana bisa aku lupa, Matthew.... Bisa bisanya aku tidak menyarinya, sekarang yang tahu dia itu hanya dua orang anjing itu, Hyun dan Jun)" ia langsung memakai bajunya dan berlari keluar.

"Hyun... Jun..." ia berjalan ke ruang penjagaan tapi ia hanya melihat Kim yang duduk.

"Dimana mereka?"

"Mereka... Pergi tadi malam," Kim membalas.

"(Pergi? Aku tidak meminta mereka pergi bukan?)" Neko menjadi bingung.

"Nona Akai, apa ada masalah?"

"Masalah nya jelas mereka pergi, kenapa mereka pergi dan meninggalkan pekerjaan di sini?!" Neko menatap marah. Hal itu membuat Kim terdiam kaku mendengar itu.

"Nona Akai, lalu kita harus apa? Apa kita harus mencari mereka? Harus kah kita hubungi dulu mereka ada di mana?" Kim menatap.

"Kita jelas harus mencari nya, jika ketemu, awas saja.... Tidak perlu di hubungi, aku tahu tempat nya," kata Neko. Lalu Kim mengangguk dan menambah. "Biar aku antar."

--

Terlihat mobil hitam berhenti di depan kafe. Kim turun dari kursi supir dan membuka pintu untuk Neko keluar. Neko langsung melesat keluar membuat Kim terkejut. Ia masuk ke kafe dan melihat Manajer yang ada didepannya.

"Manajer?"

"Ah, lama tidak bertemu... Apa yang terjadi, apa ingin membeli kopi?" Manajer menatap. Tapi Neko terdiam sambil menoleh ke sekitar dan menatap Hyun dan Jun tertidur pulas di salah satu meja kafe.

Neko langsung memasang wajah kesal. Rupanya benar mereka ada di sana, Neko benar benar tahu mereka hanya bisa pergi ke kafe itu karena manajer Jin dari dulu sangat baik melayani mereka sangat akrab.

"Kalian...." ia menendang meja kafe mengenai mereka berdua dan langsung mendadak terbangun. Mereka terkejut Neko memancarkan aura membunuh dan kemurkaan.

"Apa yang terjadi? Mereka hanya minta menginap disini saja..." Manajer mendekat menahan bahu Neko.

"Huh, mereka sudah menggangumu, mereka harus diberi pelajaran," Neko masih menatap murka.

"Aku baik baik saja, lagipula mereka bercerita bahwa kau sudah mendapat penjaga baru," kata Manajer.

Seketika Neko terdiam. "Apa kau bilang tadi?"

". . . " Manajer juga terdiam bingung.

Lalu Neko melihat Kim yang berdiri di samping mobil diluar kafe. Dia menjadi menghela napas dan melirik ke 2 anjingnya. "Gez.... Sejak kapan aku menggantikan kalian...." ia menatap dengan wajah kembali tenang. Lalu mereka berdua menjadi bingung bercampur terkejut.

"Kim hanya penjaga luar, dia akan kembali ke korea dan kalian tetap menjadi penjagaku. Yang pertama kali berjaga juga kalian bukan?" Neko menatap. Lalu mereka berdua menjadi terharu.

"Boss..."

Manajer yang melihatnya juga tersenyum senang. Lalu Neko menoleh ke tempat kasir pembuatan kopi dan disana sama sekali tak ada Matthew.

"Manajer, dimana Matthew?" Neko menatap.

"Eh... Dia tidak disini sejak dua bulan lalu," Manajer membalas seketika Neko terkaku dan kembali memancarkan aura marah pada 2 penjaganya.

"B... Boss... Kami bisa jelaskan..."

"Jelaskan apa lagi... Kalian bahkan tidak menjaga makananku...!!"

"Dia pergi pulang..." balas Manajer Jin.

". . . Pulang?" Neko menjadi bingung.

"Ya, dia pulang ke tempatnya, di desa Jeounju."

"Desa, kenapa desa itu?" Neko menatap.

"Matthew, dia punya sepupu disana," kata Manajer.

"(Sepupu? Tidak mungkin bukan, Dia hanya orang tunggal, tunggu... Dia bilang dia putra kedua, kenapa aku bisa lupa, itu artinya dia memang punya satu saudara, yakni kakak.. Tapi kita sedang membicarakan sepupu,)" Neko masih berpikir.

"Boss, jika anda mau, kami bisa mencarikan nya untuk anda," Jun menatap.

"Ya, kami akan mencarinya sampai dapat," tambah Hyun.

"Diam!" Neko langsung menyela membuat mereka terdiam kaku mendengar itu.

"Aku seharus nya sudah menginjak kalian sekarang, aku memberikan tugas begini saja kalian benar benar tidak becus, sudah pantas kalian aku biarkan pergi!!" Neko menambah.

"B... Bos... Maafkan kami," mereka menatap.

"Hei, tenanglah," Manajer Jin mendekat ke Neko, dia memegang bahu Neko mengelus nya.

"Kau harus tenang, jangan terbawa emosi, lagi pula kenapa kamu mencari Matthew?" Manajer Jin menatap bingung.

"Ini bukan urusan mu," Neko langsung melirik membuat Manajer Jin terkejut kaku mendengar itu.

Tapi Neko terdiam, dia menatap leher manajer Jin. Ia tiba tiba menarik kerah manajer Jin dan mengeluarkan taring nya. Sepertinya dia akan menggigit leher manajer Jin.

Tapi seketika, mulutnya tertutup tangan yang muncul dari belakang. Tangan besar itu menutupi bibir Neko dengan sarung tangan putih nya.

Siapa lagi jika bukan Kim. "Nona Akai, kupikir anda tidak bisa melakukan itu," kata Kim dengan wajah tenang nya. Rupanya Kim suka memakai sarung tangan putih.

"Dia lagi," Hyun dan Jun menatap dingin pada Kim.

"Halo senior.... Ups... Seharus nya aku tidak usah panggil begitu, aku akan panggil Jun dan Hyun..." Kim menatap bercanda. Dia benar benar punya banyak sikap.

"Sialan kau!!" Hyun marah akan mengajar tapi Jun menahan nya.

Lalu Neko melepas manajer Jin dan menampar tangan Kim. "Singkirkan tangan mu," ia menatap dingin.

"Nona Akai, aku bisa memberikan nya pada anda tanpa anda melakukan sesuatu yang anda lakukan tadi tanpa sadar," Kim menatap.

"Sialan kau...." Neko membalas.

--

"Apa maksudmu, kau akan pergi LAGI...!" Ketua sindikat berteriak marah pada Neko yang ada diruangannya.

"Aku harus mengambil makan..."

"Kau mau apa ambil makan di desa, asal kau tahu, kau tidak akan bisa hidup sendiri disana, kerjaanmu masih banyak..."

"Suruh saja orang baru itu menggantikan aku, apa susahnya mengerjakan pekerjaanku."

"Grr... Kau pikir aku bisa seenaknya mengijinkanmu," Ketua sindikat menatap marah.

"Terserah, kalau begitu biar aku yang bilang padanya jika kau tidak mau," Neko berjalan pergi meninggalkannya. Tapi saat ia membuka pintu rupanya ada seseorang yang juga membukanya dari depan. Mereka berdua saling menatap.

Tapi ada sesuatu yang salah, Neko terkejut ketika melihat mata lelaki itu berwarna sama seperti Matthew.

"Beum Jyoun... Kenapa kau kesini?" Ketua sindikat menatap serius.

"(Orang ini...)" Neko menatap tato mawar di leher kiri nya. Dia ingat bahwa dia pernah berpapasan dengan orang itu. "(Dan matanya... Kenapa mata itu sama seperti Matthew?)"

"Ketua, aku dengar kau memanggilku soal mengeluarkanku dari sini, apa orang yang aku gantikan sudah disini?" lelaki yang di panggil ketua sindikat Beum itu menjadi melewati Neko dan berjalan mendekat ke ketua sindikat. Ketua sindikat hanya menatap pada Neko yang ada didepan pintu. Lalu Neko menatap ketua dengan mata merahnya yang sangat dingin lalu pergi keluar begitu saja.

"(Gadis itu, awas saja.)...Kau tidak akan kukeluarkan, orang yang digantikan olehmu belum kembali jadi kamu masih tetap disini," kata Ketua sindikat.

"Sungguh begitu, kenapa hanya sementara aku ingin tetap menetap disini saja."

"Kau belum kupastikan menetap jika aku bisa melihat pekerjaanmu," Ketua menyela.

"Lihat saja, aku akan melakukan semuanya," dia menatap seringai.

Sementara itu Neko berjalan masuk lift sambil mengingat Beum. Ia melihat tato mawar di leher kiri Beum, sudah jelas Beum adalah orang yang berpapasan dengannya kemarin.

"(Siapa dia, kenapa aku merasa wajahnya agak sama seperti Matthew,)" ia jadi mengingat Matthew, lalu kembali menghela napas panjang.

"Ha... Aku lelah berpikir begini... Matthew, berani nya sekali kau meninggalkan ku, lihat saja nanti, kau pikir aku tidak bisa mencari mu di desa, biar sekalian aku tunjukan bahwa aku bisa hidup dj desa..." gumam Neko dengan kesal.

Esoknya Neko berdiri didepan mobil. Lalu Jun datang membawakan koper. "Apa perlu kami antar boss?"

"Tidak perlu, aku hanya di sana untuk menemuinya, tidak akan lama."

"Lalu kenapa anda membawa koper?" Hyun menatap.

"Aku disana selama 4 minggu saja."

"4 minggu...!!" mereka berdua langsung terkejut. "Bo-bos, kau baru saja pergi 2 bulan dan akan pergi lagi?"

"Kenapa, ini juga salah kalian tidak bisa menjaganya, dia darah yang enak kalian harus mengerti," Neko menatap kesal. Lalu Kim datang.

"Nona Akai, apa kau memanggilku untuk urusan sesuatu?"

"Ya, kemarilah," Neko berjalan masuk kerumah di ikuti Kim.

"Banyak orang yang akan tahu identitasku saat mereka bertemu denganku, bisa Kau buat identitas palsu untukku?"

"Tentu aku bisa membuatnya, tapi kenapa anda mau membuat ini?"

"Ini demi menjaga reputasiku sendiri," kata Neko.

"Baiklah, oh ngomong-ngomong, aku dengar dari mereka, tempat yang di tempati Tuan Matthew sekarang itu adalah calon vila anda?"

"Ya, kebetulan sekali bukan, aku membuat vila di desa Jeounju karena ingin berlibur dan aku benar benar menganggap ini sekalian berlibur."

"Wah, aku turut senang anda bisa refresing, semoga betah di sana," tatap Kim yang menatap senang.

Neko tersenyum kecil lalu ia berdiri dan berjalan pergi.

"Tunggu, apa anda benar benar ingin pergi. Kondisi Anda masih belum meyakinkan apalagi Anda akan mengendarai mobil sendiri."

". . . Aku tidak peduli itu, fokus saja mengawasi pekerjaanku bersama orang baru itu. Jika ada sesuatu kau juga harus menghubungiku."

"Aku mengerti," Kim mengangguk serius.

Setelah itu Neko berjalan keluar dan melihat mobilnya. Di sana ada Hyun dan Jun yang masih menunggu.

"Kalian," ia mendekat.

"Ya Bos?" mereka langsung menatap.

"Ini kesempatan kalian, akur lah dengan Kim, apa hanya karena dia tambahan penjaga, kalian sampai bersikap begini seperti anak kecil?" Neko menatap tajam.

"E... Bos... Tapi, kami bukankah sudah cukup untuk anda?" Hyun menatap.

". . . Kim, dia bisa menggunakan otak nya, dan fisik nya sekaligus, dia pandai mencari informasi dan tidak segan segan menjadi apapun, kalian sudah cukup berguna menjadi pengawal ku," balas Neko. Lalu mereka terdiam dan mengangguk. "Baik Bos."

"(Aku sudah mengurus semuanya termasuk aku meninggalkan tempat ini, dan aku benar benar sudah siap akan pergi...)" Neko lalu akan masuk ke mobil.

Tapi. "Tunggu Nona Akai!!" Kim tiba tiba saja datang dan menahan lengan Neko yang akan masuk ke mobil.