webnovel

Do anything for love

Devian syaputra... seorang yang berkepribadian dingin sewaktu kecil iya tiba tiba menginginkan seorang gadis kecil sebagai hadiah ulangtahunnya dan sewaktu gadis itu dewasa devian menikahinya, Naysila seorg anak yatim piatu yang tiba tiba di adopsi oleh keluarga kaya raya, dan pada saat dia dewasa dia mau tak mau menikah dengan devian syaputra, dia tau kepribadiaan devian jadi dia tak bisa menolak pernikahan yang membuat hatinya benar benar tersiksa sebenarnya sejak dari pertama devian melihat naysila dia sudah memiliki ketertariakan padanya, tapi sampai dia dewasa pun devian tak pernah bisa memperlihatkan hal itu karna kepribadian nya itu,,

Risma_Alvhira · Urbain
Pas assez d’évaluations
64 Chs

kejam

Devian duduk di sofa kamarnya dan di depan nya televisi sedang menyala menyiarkan sebuah acara kontes bernyanyi, lalu tiba tiba acaranya berganti menjadi acara breaking news tampak seorang pria muda dengan mengunkan stelan jas berwarna abu muda dan dengan celana nya yang sepadan dengan warna jas nya, dia adalah seorang repotrer yang sedang meliput berita,

" selamat pagi semuanya, kembali lagi dengan saya heri wirawan, dalam acara breaking news, ada berita menggemparkan tepatnya di sebelah timur negara kita telah terjadi kegemparan pagi ini, tepat pada jam 3 pagi di sebuah pelabuhan telah terjadi pengemboman kapal, ada sekitar 50 kapal dari perusahaan Mahesa jaya telah di bom, tidak tau motipnya apa tapi polisi sedang menyelidikinya , dan terlihat di belakang sana pemimpin perusahan mahesa bapak Adi mahesa barusaja tiba dia datang bersama putrinya Alena, mereka tampak terburu buru masuk dalam" kamera langsung mengarah pada adi dan alena yang sedang berjalan terburu buru,

dan di tempatnya devian tampak menyeringai dia tampak sangat puas dan terlihat raut bahagi di wajahnya, setelah melihat berita itu devian langaung mematikan televisinya, waktu baru menunjukan pukul 5 pagi, dan di luar matahari belum menampkan dirinya, devian menyandarkna kepalanya pada sofa, matanya terpejam perlahan dan setelah itu devian langsung terlelap tidur.

naysila terbangun saat dia merasakan sinar matahari mulai menerobos masuk ke dalam kamar nya melalui celah celah jendela, dia mengucek matanya sambil mengumpulkan kesadaran nya, cukup lama dia bergelut dengan rasa kantuk yang masih tersisa, dengan enggan dia terbangun dan langsung berjalan ke arah kamar mandi,

setelah selasai mandi dan menganti pakaian nya dengan pakaian kampus dia berjalan menuju meja riasnya dan mengoleskan beberapa make up ke wajahnya, setelah itu di langsung menyisir rambutnya lalu mengikat rambutnya dengan gaya kuncir kuda, saat naysila berjalan untuk membuka tirai dia melihat devian tengah terlelap di sofa, naysila mwnghampirinya di tatapnya wajah devian yang sedang tertidur, enatah kenapa setiap kalai dia melihat devian tertidur hatinya selalu tenang, di ulurkan nya tangan naysila lalu menepuk nepuk pelan pundak devian.

" kak vian bangun, kakak..." naysila terus berusaha membangunkan devian, " kak udah siang, ayo bangun" tiba tiba

Brugh...

tubuh naysila di tarik oleh devian hingga tubuhnya jatuh menimpa devian, naysila sangat terkejut dia berusaha melepaskan diri dari devian tapi tenaga devian lebih besar dari tenaganya

"kak lepasis" naysila terus berontak ingin segera melepasakan diri dari devian,

Chup..

sebuah kecupan mendarat di kening naysila, devian membuka matanya saat dia melihat naysila yang terbengong dengan pipi yang sedikit memerah karena malu, dia langsung tersenyum, kemudian dia langsung mendudukan naysila di sofa, dan devian pun langsung bergegas ke kamarandi, sebelum masuk ke dalam kamar mandi dia berteriak pada naysila

"aku ingin makan sup ayam, buat kan itu untuk ku" setelah itu devian langsung masuk ke kamar mandi sedangkan nayasila langsung bergegas menuju dapur untuk membuatkan mamakan yang di inginkan devian.

saat naysila sedang menyipakan makanan di atas meja terdengar suara langkah orang yang sedang menuruni tangga, naysila menoleh ke arah sumber suara dia melihat devian yng sudah siap denga mengenakan jas yang mengkiap berwarna biru tua dengan celana yang senada dengan warna jasnya juga, devina tampak kesusahan saat memasnag dasinya, saat sudah berdiri di depan meja makan naysila menghampiri devian lalu langsung membantunya mengenakan dasi dengan benar, jika di amati mereka tampak seperti pasangan pengantin baru yang sangat serasi,

"terimakasih" ucap devian saat naysila sudah selesai memasangkan dasinya, devian menarik kursi di sampingnya lalu duduk di sana,

naysila pun langsung ikut duduk di sebelah devian, devian langsung mengambil mangkuk kecil lalu mengisi nya dengan sup dari mangkuk yang lebih besar, sedangkan naysila dia hanya mengambil 2 lembar roti dan mengolesinya dengan slai kacang setelah itu dia langsung memakanya.

devian menghabiskan satu mangkuk besar supnya, dia sangat menyukai sup, jadi seberapa banyaknya pun sup yang tersaji dia akan dengan senang hati menghabiskanya, naysila sudah tau itu jadi jika devian meminta di buatkan sup naysila akan membuat sup dengan porsi yang banyak.

"apa kak vian mau tambah sup nya ?" naysila bertanya saat dia melihat sup di mangkuk sudah habis,

"tidak usah aku sudah kenyang " jawab devian sambil meminum jus nya, setelah menghabiskan jusnya dia langsung berdiri " ayo berangkat, nanti kamu terlambat" mereka berdua pun langsung bergegas pergi, aji sopir devian tampak sedang menunggu devian dan naysila di dalam mobil, devian berjalan mendahului naysila lalu membukakan pintu mobil untuknya, setelah naysila masuk dia langsung mengitari mobil lalau langsung masuk kedalam mobil.

sampai di kampus naysila langsung bergegas menuju kelasnya, tapi di tengah jalan dia malah berpapasan dengan glen, naysila menghindari glen tapi glen malah memanggilnya bahkan menahan naysila dengan memegang tangan nya,

"naysila tunggu, aku ingin berbicara" naysila sedikit mengangkat alisnya, glen mau bicara dengan nya, ada apa? apa dia membuat kesalahan,

" baiklah tapi sebelumnya bisakah kakak melepasakan tangan ku" jelas naysila merasa tidak nyaman dengan hal itu, apalagi mengingat peringatan aliya,

"ah.. maaf" ucap glen sambil melepaskan genggaman nya,

"tidak papa"jawab naysila lirih "kakak mau bicara apa tadi?"tanya naysila kemudian

" oh iya, aku sampai lupa, om ku seorang seniman, dia pelukis yang cukup terkenal dia mengundangku untuk melihat pameran nya akhir pekan nanti, tapi aku bingung.." glen menggantung perkataan nya membuat naysila mengerutkan dahinya

"kenapa bingung?"

" om ku, memberikan 2 kartu undangan untuk ku, tapi aku bingung harus mengajak siapa, jadi kalu kamu tidak ada acara dan kalu kamu bersedia, aku sangat ingin mengajak kamu ke pameran itu, " naysila jelas sangat senang di ajak oleh glen, karena dia termasuk orang yang sangat menyukai seni dan dia selalu mengagumi setiap karya seni yang di buat oleh siapapun apapun itu jenisnya, tapi kesadarannya kembali saat dia mengingat sifat posesif devian dan ancaman aliya, naysila menundukkan kepalanya,

"sepertinya aku tidak bisa kak, kebetulan aku sudah ada janji dengan seseorang" jawab naysila berbohong telihat wajah glen yang sedikit kecewa

" ohh tidak bisa yah, tidak papa masih ada lain kali kan ? ya sudah aku pergi dulu " glen hendak pergi tapi naysila menahanya

"kak tunggu" glen berbalik kembali wajahnya seketika langsung cerah, glen berfikir naysila berubah fikiran dan mau pergi ke pameran bersamanya,

" jika kakak butuh seseorang untuk menemani kakak ke pameran, bagaimana kalu kak glen mengajak kak aliya" wajah glen yang cerah seketika langsung redup kembali, kekecewaan nya bertambah saat naysila mengusulkan orang lain untuk menemani nya ke pameran,

"tidak perlu, saya bisa pergi sendiri" nada bicara glen berubah jadi formal dan naysila mendengar penekanan pada setiap katanya, naysila semakin merasa bersalah tapi dia tidak bisa berbuat apa apa,

sampai di dalam kelas naysila langsung melihat raisa yang sedang melambaikan tangan padanya, naysila pun langsung berjalan menuju raisa lalu duduk di bangku di depan raisa

"nay hari ini kamu ada berapa kelas?"

"aku hanya ada dua kelas, emang kenapa?" naysila balik bertanya, dia tampak sedang mengeluarkan buku buku pelajaranya dari dalam tas,

"oh bagus, aku hanya ada satu kelas saja, bagaimana kalau habis kuliah kita jalan jalan dulu, "

"aku sih mau tapi aku harus minta izin dulu sama seseorang"jawab naysila sambil membuka buka bukunya,

"baiklah" jawab raisa, setelah itu dosen masuk dan pajaran pun di mulai.

devian tampak serius bergelut dengan laptopnya sampai suara benturan pintu yang keras mengalihkan perhatian nya

Brak...

suara itu langsung meggema di sekitar ruang kerja devian, tampak para pegawai yang berada satu laintai dengan devian mendongak ke arah sumber suara.

alena masuk kedalam ruang kerja devian dengan emosi yang menggebu gebu, alena langsung berjalan mendekati devian, lagi lagi dia langsung meggebrak meja devian dengan sangat keras.

"devian, kanapa kamu sangat kejam" teriak alena penuh emosi tampak raut wajahnya sangat kacau, dia sangat perustasi "aku tidak pernah bertemu pria selicik kamu" devian menyeringai saat dia mendengar perkataan alena.